halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Pemfigus

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

Pengertian Pemfigus

Pemfigus adalah kelompok kondisi kulit autoimun yang menyebabkan luka, lepuh, atau benjolan berisi cairan yang terbentuk di kulit. Lepuh tersebut juga dapat terbentuk di selaput lendir, yang merupakan lapisan lembut pada mata, hidung, mulut, tenggorokan dan alat kelamin. 

Lepuhan pemfigus terasa lunak dan mudah pecah serta dapat membentuk luka yang menyakitkan. Tanpa pengobatan, penyakit ini dapat menyebar ke area yang luas dari tubuh dan berisiko terjadinya infeksi.

Banyak orang terkadang tidak dapat membedakan antara pemfigus dan kondisi kulit melepuh autoimun lainnya. Seperti pemfigoid bulosa dan lupus eritematosus. Namun pemfigus tidak dapat menular ke orang lain. Hanya saja ini kondisi seumur hidup yang dapat dikelola dengan perawatan medis berkelanjutan.

Penyebab Pemfigus

Belum diketahui secara pasti penyebab pemfigus. Meski begitu penelitian menunjukkan bahwa genetika dan faktor lingkungan berperan memicu penyakit ini. Pemfigus adalah kondisi autoimun, artinya sistem pertahanan tubuh (antibodi sistem kekebalan) menyerang sel-sel sehat tubuh, dan mengira sel sehat sebagai penyerang asing.

Ketika tubuh menyerang dirinya sendiri, pengidapnya akan melihat gejala pemfigus berupa lecet atau luka pada kulit. Dalam kasus yang jarang terjadi, obat-obatan tertentu dapat menyebabkan pemfigus. Contohnya seperti obat penisilin, antibiotik, piroksikam, dan obat antiinflamasi nonsteroid. Selain itu, pemfigus lebih sering menyerang orang yang sudah mengidap penyakit autoimun lainnya (terutama miastenia gravis dan timoma).

Faktor Risiko Pemfigus

Beberapa faktor yang diduga dapat memicu munculnya pemfigus adalah:

  • Stres.
  • Paparan sinar UV.
  • Paparan sinar-X.
  • Luka bakar.
  • Perubahan hormon dan kehamilan.
  • Faktor gizi.
  • Efek samping vaksinasi.
  • Tumor.
  • Proses penuaan.

Gejala Pemfigus

Berdasarkan gejalanya, pemfigus dibagi menjadi beberapa macam jenis:

  • Pemfigus Vulgaris

Merupakan jenis yang paling sering terjadi, di mana terdapat lepuhan yang lunak pada kulit. Pemfigus vulgaris bisa muncul di mana saja, tetapi sebagian besar timbul di daerah mulut dan sisanya dapat ditemukan di daerah kelamin. Lepuhan yang muncul mudah pecah, menimbulkan sensasi nyeri dan susah untuk disembuhkan.

  • Pemfigus Vegetans

Masih termasuk jenis dari pemfigus vulgaris yang ditandai dengan adanya massa yang bervegetasi, terutama di daerah fleksor.

  • Pemfigus Foliaseus

Pemfigus foliaseus menyerang kulit, dan hampir tidak pernah mengenai membran mukosa dalam tubuh seperti mulut ataupun alat kelamin. Namun, lepuhan pada jenis pemfigus ini lebih susah ditemukan karena lepuhannya lebih mudah pecah. Kelainan yang mungkin ditemukan bisa berupa daerah yang bersisik yang tidak spesifik.

  • Pemfigus Eritematosus

Salah satu varian yang mengenai daerah wajah dan mirip seperti lupus eritematosus. 

Diagnosis Pemfigus

Untuk memastikan diagnosis penyakit ini, dokter akan melakukan anamnesis, yaitu wawancara dengan pasien tentang gejala yang dialaminya dan riwayat penyakit sebelumnya dan riwayat penyakit di keluarga. 

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terhadap gejala yang dikeluhkan oleh pengidap. Kemudian dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagnosa penyakit ini. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:

  • Biopsi kulit atau mukosa. Pada prosedur ini, dokter akan mengambil potongan kulit dari tepi lepuhan yang baru muncul. Sedapat mungkin lepuhan dijaga agar tetap utuh sehingga bisa dilakukan pemeriksaan histopatologis.
  • Tes darah. Prosedur ini diperlukan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi antibodi dalam darah yang bernama desmoglein. Pada orang yang mengidap pemfigus, biasanya kadar desmogleinnya cukup tinggi.
  • Endoskopi. Bila pasien dicurigai mengidap pemfigus vulgaris, dokter akan melakukan endoskopi untuk memeriksa luka dalam tenggorokan.

Pengobatan Pemfigus 

Dokter biasanya akan memberi obat yang dapat membantu meringankan gejala dan membuat pengidap merasa lebih nyaman. Obat yang diresepkan juga tergantung pada jenis pemfigus yang dialami dan seberapa parah gejala. Perawatan tersebut mungkin berupa:

  • Kortikosteroid. Ini biasanya pengobatan awal dan efektif untuk meredakan gejala. Obat dalam bentuk pil dan dikonsumsi dalam beberapa minggu.
  • Imunosupresan. Obat-obatan ini dapat menjaga sistem kekebalan tubuh dari menyerang jaringan sehat.
  • Terapi biologis. Jika obat lain tidak bekerja dengan baik, dokter mungkin memberi obat yang disebut rituximab. Obat ini diberikan berupa suntikan untuk mengurangi jumlah antibodi yang menyerang tubuh.
  • Antibiotik, antivirus, dan obat antijamur. Obat ini melawan atau mencegah infeksi.
  • Perawatan luka. Antibiotik topikal dan pembalut luka digunakan untuk menyembuhkan lepuh.
  • Plasmaferesis. Jika pemfigus tidak merespon pengobatan lain, dokter dapat menggunakan mesin khusus untuk mengambil plasma dari darah. Dokter kemudian menggantinya dengan plasma dari donor darah.

Komplikasi Pemfigus

Pemfigus yang dibiarkan tanpa penanganan yang tepat bisa memicu beberapa komplikasi, seperti: 

  • Infeksi kulit.
  • Sepsis, infeksi yang menyebar ke aliran darah.
  • Malnutrisi, karena sariawan yang menyakitkan membuat sulit makan.
  • Efek samping obat, seperti tekanan darah tinggi dan infeksi.
  • Kematian, jika jenis pemfigus tertentu tidak diobati.

Pencegahan Pemfigus

Selama masa pengobatan, berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan guna menjaga kesehatan kulit:

  • Minum obat sesuai anjuran dokter serta ikuti petunjuk dokter dalam perawatan luka untuk mencegah infeksi dan adanya bekas luka.
  • Menggunakan bedak tabur. Taburi bedak sedikit pada seprai atau kain yang dipakai untuk mencegah kulit menempel di kain tempat tidur.
  • Membersihkan handuk dan seprai secara rutin untuk melindungi luka dari infeksi, serta tidak berbagi handuk dengan orang lain.
  • Bicarakan dengan dokter gigi untuk menjaga kesehatan mulut bila terdapat luka dalam mulut.
  • Lindungi kulit dengan menghindari aktivitas yang dapat mencemari luka dan meminimalisir paparan sinar ultraviolet matahari. Sebab hal tersebut  dapat memicu luka baru.

Kapan Harus ke Dokter?

Segeralah temui dokter bila mengalami gejala-gejala di atas atau masalah kulit lainnya. Penanganan yang cepat dan tepat dapat menghindari risiko dari komplikasi berbahaya. Kamu juga bisa membuat janji medis di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan pemeriksaan dan tindakan. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Pemphigus
Mayo Clinic. Diakses Pada 2022. Pemphigus
WebMD. Diakses pada 2022. Pemphigus

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp