Penis
DAFTAR ISI
- Apa Itu Penis?
- Anatomi Penis
- Proses Terjadinya Ereksi
- Penyakit yang Sering Terjadi pada Penis
- Skrining Infeksi Menular Seksual Bisa di Rumah Pakai Halodoc
Apa Itu Penis?
Penis adalah organ reproduksi laki-laki yang terdiri dari sebagian besar jaringan spons dan sebagian lainnya jaringan otot.
Jaringan spons pada penis memiliki kemampuan untuk mengisi diri dengan darah saat terjadi ereksi. Kondisi tersebut merupakan respons fisiologis terhadap rangsangan seksual atau stimulus lainnya.
Proses ini memungkinkan penis untuk mempertahankan kekerasan yang cukup untuk melakukan aktivitas seksual, baik secara mandiri maupun dengan pasangan.
Selain berperan dalam hubungan seksual, organ satu ini juga menjadi rumah bagi uretra, saluran tipis tempat urine dan air mani keluar dari tubuh.
Meski terlihat mudah, tetapi anatomi penis sebenarnya cukup rumit. Penis terdiri dari kelenjar (kepala), korpus (batang), dan preputium (kulup).
Ukuran penis pria dewasa secara rata-rata berkisar antara 8 hingga 9 sentimeter ketika dalam kondisi tidak ereksi. Namun, saat mengalami ereksi, panjangnya dapat mencapai sekitar 12 hingga 14,5 sentimeter.
Tak sedikit pria yang merasa cemas karena anggapan bahwa ukuran penisnya terbilang kecil. Padahal, terdapat hal yang lebih penting untuk diketahui, yaitu penis yang memiliki anatomi yang normal.
Anatomi Penis
Penis mempunya dua fungsi yang paling utama. Tidak hanya memiliki fungsi sebagai organ seksual pria, organ satu ini juga memiliki peran sebagai jalan keluar urine dari tubuh melewati saluran yang mempunyai sebutan uretra.
Secara lengkap, berikut penjelasan mengenai anatomi alat kelamin pria yang perlu kamu ketahui:
1. Kepala penis
Bagian pertama adalah kepala penis. Pada bagian paling ujung, terdapat celah dengan ukuran kecil.
Ini merupakan bagian dari saluran kencing untuk keluarnya urine dan air mani. Jika pria tidak melakukan proses sunat atau sirkumsisi, bagian kepalanya akan tertutup oleh kulup.
Kulup atau kulit luar ini akan ada pada semua laki-laki sejak lahir. Ketika sunat, dokter akan memotong sebagian kulit kepala penis ini.
Jika melakukannya dengan benar, maka sudah pasti fungsi organ ini secara keseluruhan tidak akan terganggu.
2. Batang penis
Bagian selanjutnya adalah batang penis. Batang penis berfungsi untuk menjadi perantara antara area pangkal dan kepala.
Bagian ini terdiri dari jaringan dan pembuluh darah yang tertutup dengan kulit.
Selain berfungsi sebagai alat untuk melakukan hubungan seksual, batang penis juga merupakan bagian yang memiliki banyak saraf sehingga berperan dalam menyediakan sensasi dan kenikmatan selama aktivitas seksual.
3. Korpus kavernosum
Lalu, korpus kavernosum yang merupakan jaringan pada sepanjang batang penis, lebih tepatnya ada pada bagian kanan dan kirinya.
Korpus kavernosum terletak di bagian atas dan sisi penis, dan mereka bertanggung jawab untuk mempertahankan ereksi dengan menahan darah di dalamnya.
Sebelum pria mengalami ereksi, jaringan ini akan terisi penuh oleh darah. Inilah yang membuat batang penis mengeras dan menegang.
Setelah ejakulasi atau setelah rangsangan seksual berakhir, darah akan mengalir keluar dari korpus kavernosum, dan penis akan kembali ke keadaan yang tidak ereksi.
4. Korpus spongiosum
Bagian terakhir adalah korpus spongiosum, jaringan yang menyelimuti uretra dan terletak pada penis sepanjang sisi bawahnya.
Korpus spongiosum adalah salah satu dari tiga silinder saluran di dalam penis pria.
Ini terletak di bagian bawah dan tengah penis dan mengelilingi uretra, saluran yang membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh.
Saat terjadi proses ereksi, bagian ini akan berperan untuk membuat saluran kemih terbuka sehingga air mani bisa keluar ketika pria melakukan ejakulasi.
Jadi, korpus spongiosum adalah salah satu komponen penting dari anatomi penis yang berperan dalam fungsi seksual dan ekskresi urine.
Sementara itu, jika kamu ingin tahu bagian-bagian vagina, kamu bisa baca artikel ini: Perlu untuk Diketahui, Inilah Berbagai Macam Bentuk Vagina.
Proses Terjadinya Ereksi
Lalu, bagaimana proses terjadinya ereksi? Sebenarnya, proses ini terjadi karena alat kelamin pria mengalami perubahan aliran darah.
Saat pria mendapatkan rangsangan seksual, saraf akan membuat pembuluh darah pada organ reproduksi pria ini mengalami pelebaran.
Hal ini akan menyebabkan aliran darah yang memasuki penis tentu lebih banyak daripada aliran darah yang keluar. Alhasil, jaringan pada korpus kavernosum pun menjadi lebih keras.
Terdapat beberapa ciri khas ketika penis mengalami ereksi yang normal, misalnya menyaksikan film porno, melakukan hubungan intim, atau memiliki fantasi seksual.
Selain itu, alat reproduksi pada pria ini disebut normal apabila terjadi ereksi ketika tidur dan bangun, terutama saat pagi hari. Dalam dunia medis, kondisi ini memiliki istilah Nocturnal Penile Tumescence (NPT).
Umumnya, pria yang sehat secara seksual dapat mengalami ereksi sebanyak 3 hingga 5 kali dengan durasi antara 25 sampai 35 menit sepanjang tidur.
Apa yang menjadi penyebab kondisi ini belum pasti, tetapi pakar menganggapnya sebagai salah satu bukti bahwa organ seksual ini dapat berfungsi dengan optimal.
Sementara itu, pada beberapa kasus, ada pula pria yang mengalami penis membengkok ke sisi kiri atau kanan ketika ereksi terjadi.
Namun, sebenarnya hal ini tidak selalu mengarah pada kondisi medis yang serius.
Sebab, selama tidak terjadi bersama dengan rasa sakit dan sulit melakukan penetrasi, penis yang bengkok sebenarnya tidak perlu mendapat perawatan khusus.
Ketahui juga, Bahaya Masturbasi Berlebihan pada Kesehatan Penis.
Penyakit yang Sering Terjadi pada Penis
Saat organ kelamin pria mengalami gangguan, pria dapat menunjukkan beberapa gejala khusus.
Mulai dari rasa nyeri, kesulitan untuk mendapatkan orgasme, sulit ejakulasi, hingga risiko terhadap kesuburan atau kemandulan.
Tidak hanya itu, masalah kesehatan yang menyerang organ reproduksi pria ini tentunya bisa menghilangkan rasa percaya diri.
Adapun beberapa penyakit yang sering terjadi pada organ satu ini, antara lain:
1. Penyakit peyronie
Pertama adalah penyakit Peyronie, kondisi ketika muncul benjolan dengan tekstur keras yang berupa plak pada area atas maupun bawah penis.
Benjolan ini dapat membuat organ ini menjadi melengkung, bahkan tak jarang muncul rasa sakit.
Penyakit Peyronie terjadi karena hal yang belum pasti, tetapi dokter menduga ada beberapa kondisi yang bisa membuat pria lebih berisiko terserang penyakit ini.
Misalnya, benturan keras yang membuat organ intim tersebut mengalami cedera atau vaskulitis.
2. Balanitis
Selanjutnya, ada penyakit balanitis, kondisi ketika kepala penis mengalami peradangan.
Masalah kesehatan ini kerap menyerang pria yang belum sunat atau tidak maksimal dalam menjaga organ ini tetap bersih.
Jika tidak disunat, maka smegma atau kotoran penis lebih gampang menumpuk dan mengendap pada area kulup. Inilah yang menjadi penyebab kepala penis mengalami iritasi, infeksi, dan peradangan.
Ketika terserang balanitis, akan muncul beberapa gejala, seperti rasa nyeri ketika berkemih, muncul ruam dan berubah warna menjadi kemerahan, adanya kotoran seperti lemak yang tebal pada kulup.
Selain itu, bagian ini juga dapat mengalami pembengkakan dan terasa nyeri pada area sekitar kulup.
Kondisi ini memang bisa ditangani, kamu bisa membaca artikel Tips Sederhana untuk Meredakan Gejala Balanitis untuk mengetahui bagaimana caranya.
Namun, sebaiknya kamu tetap melakukan sunat untuk mengurangi risiko penyakit ini.
3. Fimosis
Berikutnya adalah fimosis, kondisi ketika kulup penis terlalu erat atau ketat, sehingga tiba bisa ditarik kembali pada bagian atas kepala penis.
Kondisi ini memang normal terjadi pada bayi dan usia balita.
Namun, apabila tidak terjadi perubahan saat pria beranjak remaja atau bahkan dewasa, fimosis mungkin terjadi karena jaringan parut pada bagian kulup.
Sebenarnya, fimosis bukan merupakan kondisi medis yang membahayakan.
Akan tetapi, jika kamu merasakan beberapa keluhan, seperti pembengkakan dan nyeri, terlihat kemerahan, bahkan kesulitan untuk buang air kecil, kamu perlu segera mendapatkan penanganan.
Sebab, pada usia dewasa, fimosis juga bisa terjadi sebagai akibat dari infeksi menular seksual.
4. Priapismus
Lalu, ada pula priapismus. Priapismus merupakan kondisi saat organ kelamin pria mengalami ereksi dalam waktu lama, bahkan hingga lebih dari 4 jam dan membuat organ seksual pria ini terasa nyeri.
Kelainan ini muncul saat darah yang mengalir pada pembuluh darah organ ini tidak kembali sepenuhnya.
Penyebab priapismus bisa sangat beragam. Ini termasuk penyalahgunaan narkoba, kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol, cedera, anemia, adanya masalah pada saraf tulang belakang, hingga efek samping obat.
Priapismus perlu segera mendapatkan penanganan karena dapat mengakibatkan terjadinya cedera atau luka.
Selain itu, penanganan yang tidak segera kamu lakukan bisa memicu terjadinya disfungsi ereksi.
5. Kanker penis
Kanker penis memang terbilang sebagai penyakit yang jarang terjadi. Namun, bukan berarti kamu bisa menganggap sepele kelainan ini.
Sebab, kanker satu ini menjadi penyakit yang sangat berbahaya dan bisa menyebar ke organ tubuh lain jika kamu tidak segera mendapat penanganan.
Mulanya, kondisi ini akan muncul dengan gejala berupa ruam, luka, atau muncul benjolan pada area penis yang tidak hilang atau sembuh setelah 4 minggu.
Gejala lainnya berupa terjadi perdarahan pada bagian bawah kulup, keluar cairan yang aromanya sangat tidak sedap, hingga perubahan warna pada bagian kulitnya.
Ketika mengalami masalah tersebut, biasanya pria mengalami rasa malu sehingga tidak mau melakukan konsultasi. Padahal hal tersebut penting untuk dilakukan.
Skrining Infeksi Menular Seksual Bisa di Rumah Pakai Halodoc
Banyak penyebab yang dapat mengakibatkan gangguan atau penyakit terkait penis.
Untuk itu, kamu perlu melakukan langkah pencegahan dengan melakukan skrining penyakit menular seksual.
Hal ini penting untuk dilakukan guna mengetahui kondisi kesehatan organ reproduksi.
Terlebih jika belum lama ini kamu berhubungan seksual tanpa menggunakan pengaman sehingga dapat memungkinkan terjadinya infeksi menular seksual.
Kamu pun kini dapat melakukan Skrining Penyakit Menular Seksual di rumah dengan menggunakan layanan Home Lab di Halodoc.
Layanan homelab ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan di rumah atau di lokasi manapun yang kamu pilih.
Karena dilakukan di rumah, kamu bisa memantau kondisi kesehatan kamu atau orang terdekatmu dengan lebih baik.
Nah, ada beberapa keunggulan dari layanan tes lab ini, antara lain:
✔ Tak perlu repot keluar rumah.
✔ Hemat waktu dan biaya
✔ Tenaga kesehatan responnya cepat.
✔ Protokol kesehatan ketat.
✔ Sampel diambil secara aman dan steril.
✔ Peralatan yang digunakan berkualitas, aman, tersegel, dan sesuai standarisasi.
✔ Sampel darah/urine akan dibawa langsung ke laboratorium setelah diambil (tidak ada transit).
✔ Harganya terjangkau, mulai dari Rp 599.000,- dan layanan tes lab ini terdiri dari pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter.
✔ Setelah tes, kamu akan mendapatkan voucher 25 ribu untuk konsultasi hasil dengan dokter tepercaya dari Halodoc.
Booking Skrining Penyakit Menular Seksual Lebih Mudah di Rumah Lewat Halodoc
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Kapan Harus ke Dokter?
Namun, jika kamu memiliki kekhawatiran tentang penis yang bengkok, segera konsultasi langsung pada dokter spesialis andrologi yang tersedia di Halodoc selama 24 jam. Kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja.
Pemeriksaan ini juga wajib jika seorang pria mengalami keluhan nyeri ketika berhubungan intim atau sulit melakukan penetrasi.
Klik gambar di bawah ini untuk konsultasi langsung dengan dokter di Halodoc:
Referensi:
Verywell Health. Diakses pada 2024. The Anatomy of the Penis.
KidsHealth. Diakses pada 2024. Male Reproductive System.
Medscape. Diakses pada 2024. Drugs & Disease. Penis Anatomy.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan