halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Penyakit Hashimoto

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

Pengertian Penyakit Hashimoto

Penyakit Hashimoto atau dikenal juga dengan istilah tiroiditis Hashimoto merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang menyerang kelenjar tiroid. Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang berada di pangkal leher tepat di bawah jakun. Kelenjar ini berperan penting dalam mengatur banyak fungsi dalam tubuh.

Pada penyakit Hashimoto, sel-sel sistem kekebalan menyerang sel-sel penghasil hormon tiroid hingga mati. Penyakit tersebut menyebabkan kelenjar tiroid meradang, terdestruksi, dan akhirnya kelenjar tersebut tidak mampu lagi menghasilkan hormon tiroid. Akibatnya, produksi hormon tiroid akan menurun yang dikenal juga dengan hipotiroidisme.

 

 

Penyebab Penyakit Hashimoto

Penyakit Hashimoto merupakan gangguan autoimun. Sistem kekebalan menciptakan antibodi yang menyerang sel-sel tiroid seolah-olah mereka adalah bakteri, virus, atau benda asing lainnya. Sistem kekebalan secara keliru menggunakan agen pelawan penyakit yang merusak sel dan menyebabkan kematian sel.

Penyebab sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel tiroid belum diketahui secara pasti. Namun, penyakit ini diduga berkaitan dengan:

  • Faktor genetik.
  • Pemicu lingkungan, seperti infeksi, stres, atau paparan radiasi.
  • Kombinasi antara faktor lingkungan dan genetik.

 

 

Faktor Risiko Penyakit Hashimoto

Penyakit Hashimoto delapan kali lebih umum terjadi pada wanita dengan kisaran usia 40-60 tahun. Selain itu, orang dengan kondisi tertentu juga lebih berisiko terkena penyakit ini, di antaranya:

  • Memiliki penyakit autoimun lainnya, seperti rheumatoid arthritis, diabetes tipe 1 atau lupus.
  • Memiliki genetik dan riwayat keluarga yang mengidap penyakit Hashimoto.
  • Sedang hamil. Perubahan yang khas dalam fungsi kekebalan tubuh selama kehamilan mungkin menjadi faktor penyakit Hashimoto yang muncul setelah kehamilan.
  • Mengonsumsi yodium berlebihan. Terlalu banyak asupan yodium dalam makanan bisa memicu penyakit Hashimoto di antara orang-orang yang sudah memiliki risiko.
  • Terpapar radiasi. Orang yang terpapar radiasi lingkungan dengan tingkat yang berlebihan rentan mengalami penyakit Hashimoto.

Gejala Penyakit Hashimoto

Penyakit Hashimoto pada beberapa orang mungkin tidak menimbulkan gejala pada awalnya. Namun, kelenjar tiroid akan membesar seiring penyakit berkembang. Kondisi itu disebut juga gondok. Gondok adalah tanda pertama yang umum dari penyakit Hashimoto. Gondok tidak terasa sakit, tapi bisa menimbulkan rasa penuh di tenggorokan, dan bisa membuat bagian depan leher terlihat seperti bengkak. 

Selain itu, gejala lain yang dapat terjadi adalah:

  • Kelelahan.
  • Tidak tahan dingin.
  • Pertambahan berat badan.
  • Gangguan konsentrasi dan mudah lupa.
  • Kram pada tulang dan otot.
  • Rambut mudah rontok.
  • Nyeri atau kesemutan pada tangan dan kaki.
  • Haid tidak teratur dan gangguan kesuburan.
  • Mengorok saat tidur.
  • Kulit kering.
  • Mata atau wajah bengkak.

 

 

Diagnosis Penyakit Hashimoto

Pada pemeriksaan awal, dokter akan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik. Bila terdapat dugaan penyakit Hashimoto, dokter akan menganjurkan pengidap untuk melakukan pemeriksaan hormon tiroid sebagai pemeriksaan laboratorium awal.  Prosedurnya berupa pemeriksaan TSH (thyroid stimulating hormone) dari darah dan T4 bebas. Pada pengidap hashimoto akan ditemukan kadar TSH yang meningkat dan kadar T4 bebas yang rendah atau normal.

 

Setelah itu, akan dilakukan pula pemeriksaan antibodi yaitu anti-TPO (anti thyroid peroxidase). Sebagian besar pengidap hashimoto memiliki anti-TPO yang positif di dalam darahnya. Untuk memastikan diagnosis, biopsi kelenjar tiroid perlu dilakukan. Hasil biopsi penyakit hashimoto akan menunjukkan banyaknya sel limfosit pada kelenjar tiroid.

 

 

 

Pengobatan Penyakit Hashimoto

Pengidap penyakit Hashimoto akan berada dalam kondisi hipotiroid (kadar hormon tiroid dalam tubuh yang rendah) seumur hidupnya. Namun, hal ini dapat diatasi dengan pemberian obat levotiroksin yang dikonsumsi seumur hidup. Levotiroksin merupakan pengganti hormon tiroid. Konsumsi levotiroksin akan membuat kadar hormon tiroid tetap normal, sehingga metabolisme tubuh berjalan baik.

 

Pengobatan penyakit ini dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam, terutama yang memiliki keahlian dalam bidang endokrin metabolik. Pengidap harus kontrol ke dokter dan memeriksa kadar hormon tiroid di dalam darahnya secara rutin. Hal ini penting untuk mencegah kekurangan atau kelebihan levotiroksin yang dikonsumsi.

 

Pada tahap awal pengobatan, pemeriksaan hormon tiroid umumnya dilakukan tiap 1–2 bulan sekali. Bila kadar hormon tiroid sudah stabil, pemeriksaan dan kontrol ke dokter umumnya dilakukan setiap 6–12 bulan sekali.

 

Mengonsumsi levotiroksin berlebihan tanpa pengawasan yang baik dari dokter berisiko menyebabkan osteoporosis, menambah beban kerja jantung, menambah ketebalan otot jantung, dan menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh.

 

Sementara itu, tidak mengonsumsi levotiroksin akan menyebabkan kondisi hipotiroid yang bisa menyebabkan komplikasi. Contohnya berupa koma miksedema, yaitu penurunan kesadaran dan bengkak di seluruh tubuh akibat hormon tiroid yang terlalu rendah.

Komplikasi Penyakit Hashimoto

Hormon tiroid sangat penting untuk fungsi yang sehat dari banyak sistem tubuh. Oleh karena itu, bila penyakit Hashimoto dan hipotiroidisme tidak diobati, ada banyak komplikasi yang bisa terjadi, antara lain:

  • Masalah jantung.
  • Masalah kesehatan mental.
  • Disfungsi seksual dan reproduksi.
  • Gangguan kehamilan, seperti meningkatnya risiko keguguran atau kelahiran prematur.
  • Myxedema, suatu kondisi langka di mana fungsi tubuh melambat hingga dapat mengancam hidup.

 

Pencegahan Penyakit Hashimoto

Hingga saat ini belum ada tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit Hashimoto.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kamu atau keluarga mengalami tanda atau gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk diagnosis yang lebih pasti. Dengan mendeteksi penyakit lebih awal, pengobatan pun bisa segera dilakukan. Nah, untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa langsung memilih layanan Home Lab yang kamu inginkan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.

Halodoc Home Lab
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Hashimoto’s disease
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Hashimoto’s disease

 

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp