halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Penyakit Perlemakan Hati

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

Pengertian Penyakit Perlemakan Hati

Penyakit perlemakan hati atau fatty liver adalah istilah yang menunjukkan kondisi ketika terdapat penumpukan lemak yang berlebihan pada hati. Kondisi tersebut membuat organ hati menjadi sulit bekerja. 

Penyakit ini biasanya terjadi akibat konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. Namun, seseorang juga bisa terkena penyakit ini meski tidak minum banyak alkohol.

Penyebab Penyakit Perlemakan Hati

Perlemakan hati sering kali dikaitkan sebagai akibat dari konsumsi alkohol yang berlebihan (alcoholic fatty liver).

Meski begitu, penyakit ini juga dapat muncul pada orang yang tidak mengonsumsi alkohol (non-alcoholic fatty liver disease atau NAFLD).

Para peneliti belum menemukan penyebab pasti penyakit hati berlemak non-alkohol.

Namun, beberapa faktor seperti obesitas dan diabetes, bisa meningkatkan risikonya.

Faktor Risiko Penyakit Perlemakan Hati

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengidap kondisi ini:

  • Konsumsi alkohol yang berlebihan.
  • Obesitas.
  • Hiperlipidemia (tinggi kolesterol dan terutama trigliserida).
  • Diabetes.
  • Memiliki riwayat penyakit perlemakan hati di keluarga.
  • Malnutrisi.
  • Sindrom metabolik.
  • Tidak berolahraga.
  • Konsumsi obat-obatan melebihi dosis yang dianjurkan (seperti konsumsi obat penurun panas berlebihan).
  • Terkena infeksi tertentu, seperti hepatitis C.
  • Terpapar beberapa racun.

Gejala Penyakit Perlemakan Hati

Dalam banyak kasus, penyakit perlemakan hati tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Namun, pengidap mungkin akan merasa kelelahan dan rasa tidak nyaman di sisi kanan atas perut.

Penelitian menunjukkan, 20 persen dari pengidapnya mengalami gejala yang lebih buruk. Pengidap akan menunjukkan gejala sebagai berikut:

  • Kehilangan nafsu makan.
  • Penurunan berat badan.
  • Nyeri perut.
  • Lemas.
  • Kelemahan fisik.
  • Nyeri kepala.

Ketika penyakit perlemakan hati berkembang lebih jauh dan mengarah pada penyakit sirosis hati, beberapa gejala lain akan muncul, yaitu:

  • Pembesaran perut yang berisi cairan.
  • Kuning pada tubuh (kulit dan mata).
  • Perdarahan abnormal, misalnya muntah darah.

Diagnosis Penyakit Perlemakan Hati

Untuk mendiagnosis penyakit perlemakan hati, dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Pada wawancara medis, dokter akan menggali riwayat keluhan pasien, riwayat penyakit terdahulu, riwayat penyakit keluarga, serta riwayat sosial dan kebiasaan.

Misalnya seperti ada atau tidaknya kebiasaan dalam mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan. 

Informasi tersebut berguna untuk mencari tahu faktor risiko dan keterkaitan keluhan terhadap penyakit yang diidap pasien.

Dokter juga akan menanyakan obat yang sedang dikonsumsi, untuk memeriksa apakah ada obat-obatan yang bisa berpengaruh pada penyakit hati.

Sedangkan selama pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa berat dan tinggi badan pasien, serta mencari tanda-tanda penyakit hati berlemak, seperti hati membesar dan penyakit kuning.

Pemeriksaan penunjang yang sering digunakan untuk mendiagnosis penyakit perlemakan hati adalah pemeriksaan laboratorium darah untuk mengukur ada atau tidaknya peningkatan enzim serta fungsi hati.

Selain itu, pemeriksaan pencitraan, seperti USG, CT Scan, maupun MRI juga sering dilakukan untuk memberikan gambaran ada atau tidak perlemakan pada hati yang abnormal.

Namun, pemeriksaan pencitraan ini tidak dapat mendeteksi tingkat kerusakan sel-sel hati yang telah terjadi.

Pemeriksaan penunjang terbaik adalah dengan biopsi hati. Melalui biopsi, dokter dapat melihat dan mengukur progresivitas dari penyakit, dan mengetahui sejauh mana kerusakan pada sel-sel hati yang sudah terjadi.

Pengobatan Penyakit Perlemakan Hati

Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit perlemakan hati. Penanganan untuk penyakit tersebut hanya berupa kombinasi dari gaya hidup dan mengurangi faktor risiko. 

Penanganan paling penting untuk penyakit perlemakan hati terkait alkohol adalah dengan berhenti minum alkohol. Bila perlu, temui terapis untuk membantu mengatasi kecanduan alkohol.

Sedangkan untuk mengatasi penyakit perlemakan hati non-alkohol, dokter akan merekomendasikan penurunan berat badan. 

Cara tersebut bisa mengurangi lemak di hati, peradangan dan fibrosis. Bila penyebab NAFLD adalah karena obat-obatan, dokter mungkin akan mengganti obat tersebut dengan yang lain.

Selain itu, beberapa gaya hidup untuk mengatasi perlemakan hati:

  • Menjaga kadar kolesterol dalam darah.
  • Mengurangi asupan gula dan lemak.
  • Mengontrol kadar gula dalam darah.
  • Berolahraga secara teratur dan meningkatkan aktivitas fisik.

Sementara penanganan dengan menggunakan obat-obatan sampai saat ini masih dalam penelitian.

Penyakit perlemakan hati juga bisa menyebabkan sirosis. Dokter bisa mengobati gangguan kesehatan yang disebabkan oleh sirosis dengan obat-obatan, operasi, dan tindakan medis lainnya. Jika sirosis menyebabkan gagal hati, pengidap mungkin memerlukan transplantasi hati.

Komplikasi Penyakit Perlemakan Hati

Komplikasi utama perlemakan hati adalah sirosis atau jaringan parut hati. Ketika hati mencoba untuk menghentikan peradangan yang terjadi, ia akan menghasilkan area bekas luka.

Ketika peradangan menyebar dan begitu juga dengan bekas luka, hati akhirnya tidak bisa melakukan fungsinya dengan baik lagi. Kondisi ini akan menyebabkan:

  • Penumpukan cairan di perut.
  • Pembengkakan pembuluh darah di kerongkongan yang bisa pecah dan berdarah.
  • Kebingungan dan rasa kantuk.
  • Kanker hati.
  • Gagal hati.

Pencegahan Penyakit Perlemakan Hati

Menjaga dan melindungi kesehatan organ hati merupakan hal terbaik dalam upaya pencegahan penyakit perlemakan hati dan komplikasinya. Cara mencegah perlemakan hati yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Membatasi konsumsi alkohol atau tidak mengonsumsi alkohol sama sekali.
  • Konsumsi makanan yang sehat dengan membatasi asupan garam dan gula, ditambah banyak makan buah dan sayur-sayuran.
  • Mengontrol diabetes khusus untuk pengidap diabetes.
  • Dapatkan vaksinasi untuk hepatitis A dan B, flu, dan penyakit pneumokokus.
  • Berolahraga minimal 30 menit setiap hari.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter lewat Halodoc bila kamu mengalami tanda atau gejala yang persisten dan mengkhawatirkan.

Kamu juga bisa cek kebutuhan obat dan vitamin untuk kesehatan hati dengan menggunakan aplikasi Halodoc.

Tidak perlu repot-repot, tinggal order lewat aplikasi dan pesananmu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. Fatty Liver Disease (Hepatic Steatosis).
Healthline. Diakses pada 2022. Everything You Need to Know About Fatty Liver.
Medline Plus.Diakses pada 2022. Fatty Liver Disease
Diperbarui pada 17 September 2024

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp