halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Penyakit Sapi Gila

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

Pengertian Penyakit Sapi Gila

Bovine spongiform encephalopathy (BSE) atau penyakit sapi gila adalah kondisi masalah kesehatan yang ditandai dengan munculnya kerusakan pada otak. Kelainan ini disertai dengan tanda dan gejala neurologis yang fatal yang terjadi pada sapi.

Saat terjadi pada manusia, penyakit ini dikenal dengan istilah penyakit Creutzfeldt-Jakob (CJD), dan banyak ditemukan di Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara.

Penyebab Penyakit Sapi Gila

Penyakit sapi gila beserta berbagai variannya merupakan bagian dari kelompok penyakit pada manusia dan hewan yang disebut transmissible spongiform encephalopathies (TSE). Penyebab penyakit Creutzfeldt-Jakob dan TSE lainnya diduga berasal dari jenis abnormal dari protein yang disebut prion.

Umumnya, protein ini tidak berbahaya. Namun, bila mengalami perubahan bentuk, prion dapat menjadi infeksius dan mengganggu proses biologis normal pada tubuh. Penyakit sapi gila tidak ditularkan melalui batuk, bersin, sentuhan, atau kontak seksual. Tiga cara penyakit ini dapat terjadi yaitu:

  • Secara sporadik. Sebagian besar individu dengan penyakit Creutzfeldt-Jakob yang klasik tidak diketahui secara jelas penyebabnya.
  • Secara keturunan. Sekitar 5 sampai 10 persen orang dengan penyakit Creutzfeldt-Jakob memiliki anggota keluarga dengan kondisi yang sama, atau memiliki hasil positif pada pemeriksaan mutasi genetik yang dikaitkan dengan penyakit ini.
  • Secara kontaminasi. Proporsi kecil individu dengan penyakit Creutzfeldt-Jakob mengalami kondisi ini setelah terekspos jaringan manusia tertentu setelah menjalani tindakan medis tertentu, seperti transplantasi kornea atau kulit.

Faktor Risiko Penyakit Sapi Gila

Seseorang berisiko tertular penyakit sapi gila apabila mengonsumsi bagian otak dan tulang belakang dari hewan yang terinfeksi. Meski tidak diketahui penyebab pastinya, faktor genetik dan usia diyakini bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit sapi gila.

Gejala Penyakit Sapi Gila

Sebagian besar pengidap penyakit sapi gila hanya mampu bertahan hidup dalam waktu satu tahun sejak gejala pertama muncul. Umumnya, penyakit sapi gila ditandai dengan:

  • Gangguan ingatan dan fungsi otak lain.
  • Perubahan kepribadian.
  • Gangguan keseimbangan.
  • Bicara tidak jelas dan penglihatan terganggu.
  • Mengalami gangguan psikologis seperti cemas dan depresi.
  • Beberapa bagian tubuh mengalami kesemutan dan sulit digerakkan.
  • Mengalami insomnia, demensia, dan dapat berlanjut menjadi koma.

Diagnosis Penyakit Sapi Gila

Diagnosis penyakit sapi gila ditentukan berdasarkan perkembangan gejala dan riwayat kesehatan pengidap. Satu-satunya jalan untuk mengetahui secara pasti apakah seseorang mengalami masalah kesehatan ini adalah melalui prosedur biopsi otak saat otopsi. Sayangnya, prosedur ini baru dapat dilakukan apabila pengidap sudah meninggal dunia.

Namun, ada berbagai prosedur diagnosis yang dapat membantu dokter mendiagnosa penyakit ini, antara lain:

  • Pemeriksaan neurologis. Saat tahap awal, dokter neurologi (spesialis saraf) akan memeriksa kemungkinan adanya penyakit lain yang memiliki gejala serupa. Misalnya penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, atau tumor otak.
  • Electroencephalogram (EEG). Prosedur medis ini dilakukan untuk merekam aktivitas otak dan membantu mendeteksi aktivitas elektrik yang tidak normal pada pengidap sporadic CJD.
  • Pemindaian dengan MRI. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan gelombang radio dan medan magnet untuk mendapatkan gambaran detail tentang kondisi otak pengidap.
  • Pungsi lumbal. Pengambilan sampel cairan otak dari area tulang belakang pengidap untuk diteliti lebih lanjut.
  • Pemeriksaan genetik. Tes darah dilakukan untuk mendeteksi potensi terjadinya mutasi dalam gen dan memastikan adanya faktor keturunan.
  • Biopsi amandel. Pengambilan sampel jaringan amandel untuk melihat kemungkinan adanya prion di amandel pengidap variant CJD.

Pengobatan Penyakit Sapi Gila

Tidak diketahui adanya metode penanganan yang efektif bagi pengidap penyakit sapi gila Creutzfeldt-Jakob dan berbagai jenis lainnya. Sejumlah pengobatan telah diuji, termasuk steroid, antibiotik, antiviral, dan sebagainya, tapi tidak menunjukkan manfaat yang berarti.

Oleh sebab itu, para pakar menaruh fokus penanganan untuk menghilangkan rasa nyeri serta gejala lainnya. Tujuannya adalah menjaga kenyamanan pengidap dalam beraktivitas.

Komplikasi Penyakit Sapi Gila

Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit sapi gila bisa menyebabkan komplikasi pada otak. Jika hal itu terjadi, seseorang akan menunjukkan hal berikut:

  • Mengalami kesulitan dalam berpikir dan mengingat.
  • Mengasingkan diri dari teman serta keluarga.
  • Umumnya menjadi tidak peduli terhadap diri sendiri.
  • Meningkatkan risiko kematian.

Pencegahan Penyakit Sapi Gila

Penyakit sapi gila sering kali terjadi secara spontan, sehingga sulit untuk dicegah. Sterilisasi untuk mencegah agar bakteri dan virus tidak menyebar ke seluruh tubuh juga tidak efektif. Meski begitu, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko penularan penyakit sapi gila, di antaranya:

  • Memusnahkan sumber infeksi. Salah satu cara meminimalisasi penularan penyakit sapi gila adalah memusnahkan bangkai daging yang berpotensi menularkan penyakit, baik ke manusia maupun hewan lainnya.
  • Transfusi darah dengan aman. Orang yang berisiko tertular penyakit sapi gila dilarang melakukan donor darah untuk mengurangi risiko penularan.
  • Membatasi daging impor. Terutama daging impor dari negara yang rawan terhadap penyakit sapi gila, seperti Inggris, Skotlandia, dan Irlandia.
  • Pengawasan hewan ternak. Cara ini dilakukan mulai dari pengendalian pakan ternak, pengobatan hewan yang sakit, hingga pembatasan konsumsi hewan ternak yang berisiko mengalami dan menularkan penyakit sapi gila.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat apabila merasakan adanya gejala penyakit sapi gila. Buat janji di rumah sakit lebih mudah pakai aplikasi Halodoc. Segera download aplikasi Halodoc melalui Play Store dan App Store sekarang juga.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. The Basics of Mad Cow Disease.
EmedicineHealth. Diakses pada 2022. Mad Cow Disease and Variant Creutzfeldt-Jakob Disease.
Healthline. Diakses pada 2022. Creutzfeldt-Jakob Disease and Mad Cow Disease.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Creutzfeldt-Jakob Disease.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp