halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Pertumbuhan Balita

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Tahap Tumbuh Kembang Balita yang Ideal
  • Bagaimana Pertumbuhan Balita Terjadi?
  • Faktor yang Menyebabkan Balita Terlihat Lebih Besar atau Lebih Kecil
  • Bagaimana Agar Balita Memiliki Tubuh Sehat?
  • Pola Asuh Anak yang Positif
  • Menjaga Keselamatan Balita

Masa balita (bayi di bawah lima tahun) merupakan waktu saat otak anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Umumnya, periode ini juga dikenal dengan istilah masa keemasan (the golden age).

Meski begitu, pertumbuhan balita bisa bervariasi. Maka dari itu, mungkin sulit untuk mengetahui apakah pertumbuhan anak cukup sehat dan optimal dalam hal tinggi dan berat badannya. 

Orangtua sering merasa cemas jika anak mereka terlihat lebih besar atau lebih kecil daripada anak-anak sebaya mereka. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan balita. Beberapa faktor mungkin tidak mengkhawatirkan, tapi faktor lainnya mungkin perlu ibu waspadai.

Tahap Tumbuh Kembang Balita yang Ideal

Tumbuh kembang anak dapat diperhatikan dari dua aspek, yaitu:

  • Pertumbuhan yang menggambarkan perubahan fisik pada anak.
  • Perkembangan yang menggambarkan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.

Nah, selama fase balita, anak tidak hanya mengalami pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan kemampuan tubuhnya secara keseluruhan. Menurut para ahli, bayi memang memiliki refleks bawaan dan dorongan alami untuk mengeksplorasi dunianya sejak dini.

Memasuki masa balita, anak akan mulai mampu mengasimilasi dan mengakomodasi informasi dari lingkungan sekitarnya melalui penggunaan indera seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, dan aktivitas motorik. Proses ini merupakan bagian penting dalam perkembangan anak untuk memahami dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.

Di antara fase pertumbuhan dan perkembangan anak lainnya, usia 0-3 tahun merupakan waktu ketika tumbuh kembang anak terjadi dengan pesat. Pada masa ini, asupan nutrisi dan gizi yang cukup bagi anak pun menjadi suatu hal yang sangat penting.

Alasannya sederhana, tercukupi kebutuhan gizi bisa membantu tumbuh kembangnya menjadi lebih baik. Memperhatikan kehidupan anak selama proses tumbuh kembang adalah kunci untuk memastikan kesehatan dan kualitas hidup yang baik bagi masa depan mereka.

Bagaimana Pertumbuhan Balita Terjadi?

Rata-rata, bayi cukup bulan akan menggandakan berat badannya dalam empat bulan pertama. Setelah itu, pertumbuhan melambat, tapi hanya sedikit. Pada akhir tahun pertama, tinggi dan berat badan anak akan menjadi sekitar tiga kali berat dan panjang lahirnya.

Pada tahun kedua, pertumbuhan melambat dan rata-rata balita akan bertambah sekitar 4 kg dan 10 atau 12 sentimeter. Sementara itu pada tahun ketiga, berat dan tinggi badan naik secara lambat sekitar 2 kg dan 5 atau 8 sentimeter selama 12 bulan. 

Tinggi dan berat badan balita dapat dilacak pada grafik standar rekomendasi World Health Organization (WHO). Namun, ada grafik yang berbeda untuk bayi yang lahir prematur dan bayi dengan kondisi medis tertentu. Sebab, kedua kondisi tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan anak ke depannya. 

Untuk lebih jelasnya, ibu bisa menyimak pembahasan pada artikel berikut ini: “Ibu, Ketahui Berat Badan Ideal Anak Berdasarkan Umurnya”.

Faktor yang Menyebabkan Balita Terlihat Lebih Besar atau Lebih Kecil

Ada berbagai alasan mengapa balita mungkin terlihat lebih besar atau lebih kecil dari teman sebayanya. Berikut alasan umum yang perlu diketahui:

1. Genetik

Ayah dan ibu perlu melihat apakan anak mungkin mewarisi genetik rata-rata dalam keluarga.

Meskipun ayah dan ibu mungkin memiliki tinggi badan yang melebihi rata-rata, bisa jadi Si Kecil mewarisi gen anggota keluarga lainnya. Misalnya, jika nenek atau kakek dari anak memiliki tinggi badan rendah, maka balita pun mungkin bisa saja mewarisinya. 

2. Nutrisi yang Tidak Tepat

Anak-anak yang tidak mendapatkan makanan dengan nilai gizi yang sesuai mungkin memiliki pertumbuhan yang terhambat.

Sehingga, ia akan memiliki berat atau tinggi badan yang tidak optimal. Pola makan atau nutrisi yang tidak tepat bisa membuat tubuh anak kekurangan gizi dan kalori untuk tumbuh. 

Nah, ibu bisa mencegah hal ini dengan memberikan nutrisi yang cukup. Simak pembahasannya pada artikel ini: “Ibu, Ketahui Nutrisi Terbaik yang Wajib Dikonsumsi Balita”.

3. Masalah pada Hormon Pertumbuhan

Seorang anak mungkin memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon pertumbuhan.

Seperti yang diketahui, terlalu banyak hormon pertumbuhan akan menyebabkan seorang anak tumbuh lebih cepat. Hal sebaliknya berlaku, bila terlalu sedikit, maka akan menghambat pertumbuhannya.

4. Gangguan Tiroid

Bahan kimia dari kelenjar tiroid memang dapat memengaruhi pertumbuhan tulang. Jadi, jika seorang anak mengalami hipotiroidisme, tubuh mereka tidak menghasilkan cukup hormon tiroid, sehingga pertumbuhannya pun dapat terhambat.

5. Penyakit Sistemik

Anak-anak yang hidup dengan kondisi kesehatan kronis atau penyakit jangka panjang, mungkin terhambat tumbuh pada tingkat rata-rata.

Hal ini bisa terjadi karena penyakit secara langsung mempengaruhi pertumbuhan. Karena nutrisi “terbakar” melawan penyakit, atau karena seorang anak merasa terlalu tidak sehat untuk menerima kalori yang cukup.

Simak lebih lanjut pada artikel ini: “5 Penyakit yang Sering Menyerang Anak”.

6. Gagal untuk Berkembang

Selain penyakit atau kondisi tertentu, gagal tumbuh adalah istilah umum untuk anak yang tidak tumbuh pada tingkat yang diharapkan. Penyebab gagal tumbuh dapat bervariasi, dan terkadang ada penyebab khusus yang pernah diidentifikasi.

7. Kesehatan Ibu Selama Kehamilan

Jika ibu merokok, menggunakan obat-obatan, atau tidak memiliki pola makan yang baik selama kehamilan, kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang kecil. Jika berat badan ibu bertambah banyak selama kehamilan atau mengidap diabetes gestasional, kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang lebih besar. 

8. Jenis Kelamin Bayi

Bayi perempuan biasanya sedikit lebih kecil (panjang dan berat) saat lahir dibandingkan bayi laki-laki.

Untuk lebih jelasnya, ibu dapat membaca artikel ini: “Bedanya Pertumbuhan pada Anak Laki-Laki dan Perempuan”.

9. Diberi ASI atau Susu Formula

Pada tahun pertamanya, bayi yang diberi ASI bertambah berat badan lebih lambat dibandingkan bayi yang diberi susu formula.

Untuk beberapa bulan pertama, bayi yang diberi ASI sebenarnya tumbuh lebih cepat, tapi pada usia 3 bulan hal ini akan berubah. Kemudian pada usia 2 tahun, berat bayi yang diberi ASI dan susu formula hampir sama. 

10. Pola Tidur

Percepatan pertumbuhan pada balita juga terkait dengan pola dan kualitas tidurnya. 

Sebuah studi menemukan bahwa tidur lebih banyak secara langsung meningkatkan kemungkinan balita tumbuh lebih cepat. Faktanya, lonjakan pertumbuhan terjadi pada waktu 48 jam setelah tidur siang.

Bagaimana Agar Balita Memiliki Tubuh Sehat?

Agar kesehatan tubuhnya senantiasa terjaga, berikut beberapa cara yang bisa orangtua lakukan:

  • Beri balita air putih dan susu biasa sebagai pengganti minuman manis. Setelah tahun pertama, ketika balita menyusui makan lebih banyak dan mengonsumsi makanan padat, ASI merupakan tambahan yang ideal untuk pola makannya.
  • Anak mungkin menjadi pemilih makanan dan pilihannya tidak menentu. Namun, pastikan untuk menawarkan pilihan makanan sehat dan biarkan dia memilih apa yang diinginkannya. Teruslah mencoba makanan baru, mungkin perlu waktu bagi balita untuk belajar menyukai setiap makanan berbeda.
  • Batasi atau hindari sama sekali anak melihat layar gadget atau TV.
  • Balita tampaknya akan terus aktif, berlari, menendang, memanjat, atau melompat. Biarkan dia aktif agar tubuhnya mengembangkan koordinasi dan menjadi kuat.
  • Pastikan balita mendapatkan jumlah tidur yang disarankan setiap malam. Untuk balita 1-2 tahun, 11-14 jam sehari (termasuk tidur siang).

Pola Asuh Anak yang Positif

Berikut adalah beberapa hal yang orang tua dapat lakukan untuk membesarkan anak:

  • Bacakan buku cerita untuk balita setiap hari.
  • Minta dia untuk menemukan objek tertentu yang dikenalnya.
  • Mainkan permainan yang cocok seusia balita. Seperti menyortir bentuk dan teka-teki sederhana.
  • Dorong dia untuk mengeksplorasi dan mencoba hal-hal baru.
  • Kembangan kemampuan bahasa anak dengan berbicara dengannya dan menambahkan kata-kata baru.
  • Dorong kemandirian anak yang sedang tumbuh dengan membiarkannya mereka berpakaian sendiri dan menyuap makanan sendiri.
  • Tanggapi perilaku yang ditunjukkannya atau tunjukkan kepada anak apa yang harus atau perlu dia lakukan.
  • Dorong rasa ingin tahu dan kemampuan balita untuk mengenali benda-benda umum. Misalnya dengan melakukan kunjungan lapangan bersama, ke taman, atau naik kendaraan umum.

Ibu dapat membaca artikel ini untuk mengetahui pola asuh yang bisa diterapkan: “Inilah 6 Jenis Pola Asuh Anak yang Bisa Diterapkan Orangtua”.

Menjaga Keselamatan Balita

Karena balita sangat aktif dan banyak bergerak, ia juga akan menghadapi lebih banyak bahaya. Situasi berbahaya dapat terjadi dengan cepat, jadi awasi terus aktivitas anak. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu menjaga anak yang sedang tumbuh agar tetap aman:

  • Jangan tinggalkan anak di dekat atau di sekitar air. Misalnya bak mandi, kolam renang, kolam ikan, danau, pusaran air, atau laut. Beri pagar pada kolam di rumah jika memungkinkan. Tenggelam adalah penyebab utama cedera dan kematian pada usia balita.
  • Tutup tangga dengan gerbang atau pagar kecil. Kunci pintu ke tempat-tempat berbahaya seperti garasi atau ruang bawah tanah.
  • Pastikan rumah aman untuk balita dengan memasang penutup steker di semua sumber listrik yang tidak digunakan.
  • Jauhkan peralatan dapur, setrika, dan pemanas dari jangkauan balita. 
  • Simpan benda-benda tajam seperti gunting, pisau, dan pulpen di tempat yang aman.
  • Kunci tempat obat-obatan, pembersih rumah tangga, dan racun serangga.
  • Jangan tinggalkan balita sendirian di kendaraan apa pun.
  • Simpan senjata apa pun di tempat yang aman jauh dari jangkauannya.
  • Jaga agar kursi mobil anak menghadap ke belakang selama mungkin.

Selain itu, jika anak sakit atau mengalami gangguan kesehatan segera tanya dokter di aplikasi Halodoc. Ibu juga bisa mendapatkan vitamin dan produk kesehatan untuk mendukung pertumbuhan balita melalui Toko Kesehatan Halodoc.

 Download aplikasi Halodoc untuk saat-saat diperlukan!

Diperbarui tanggal 16 Juli 2024.
Referensi:
Baby Center. Diakses pada 2022. Average weight and growth chart for babies, toddlers, and kids
Mom Loves Best. Diakses pada 2022. Understanding Toddler Weight Charts and Child Growth
CDC. Diakses pada 2022. Toddlers (1-2 years of age)

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp