halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Preeklamsia

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Preeklamsia?
  2. Penyebab Preeklamsia
  3. Faktor Risiko Preeklamsia
  4. Gejala Preeklamsia
  5. Hubungi Dokter Ini untuk Perawatan Preeklamsia
  6. Diagnosis Preeklamsia
  7. Pantau Risiko Preeklampsia dengan Tes Lab di Rumah Pakai Halodoc
  8. Pengobatan Preeklamsia
  9. Komplikasi Preeklamsia
  10. Pencegahan Preeklamsia

Apa Itu Preeklamsia?

Preeklamsia adalah tekanan darah tinggi yang berkembang selama kehamilan.

Masalah kesehatan serius ini biasanya berkembang setelah minggu ke-20 kehamilan.

Seorang ibu hamil bisa dikatakan mengalami preeklamsia bila memiliki tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih pada dua kali pemeriksaan dengan jarak minimal 4 jam.

Preeklamsia bisa memengaruhi organ lain dalam tubuh dan berbahaya bagi ibu dan janin yang sedang berkembang.

Itulah mengapa masalah kesehatan ini perlu diatasi segera.

Penyebab Preeklamsia

Penyebab preeklamsia masih belum diketahui secara pasti. Namun, masalah kesehatan tersebut dapat dihubungkan kepada beberapa faktor.

Para ahli mempercayai bahwa preeklampsia disebabkan oleh adanya masalah dengan perkembangan plasenta.

Ibu hamil dengan preeklamsia memiliki pembuluh darah yang tidak berfungsi dengan normal, karena bentuknya yang lebih sempit dan merespons sinyal hormonal secara berbeda. 

Akibatnya, aliran darah dapat masuk ke plasenta menjadi terbatas.

Terdapat beberapa penyebab dari pembuluh darah yang abnormal ini, antara lain:

  • Tidak cukupnya aliran darah menuju rahim.
  • Kerusakan pada pembuluh darah.
  • Masalah pada sistem imunitas.
  • Beberapa gen.

Faktor Risiko Preeklamsia

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan seorang ibu hamil mengalami preeklamsia, yaitu: 

  • Riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya.
  • Hipertensi kronik (riwayat tekanan darah tinggi sebelum usia 20 minggu kehamilan).
  • Kehamilan pertama.
  • Kehamilan pertama dengan pasangan baru.
  • Usia lebih dari 40 tahun.
  • Ras. Preeklamsia paling sering terjadi pada wanita Afrika-Amerika dan Hispanik, serta sedikit pada wanita Asia.
  • Obesitas.
  • Kehamilan ganda/lebih.
  • Jarak yang terlalu lama dari kehamilan sebelumnya (>10 tahun).
  • Memiliki kondisi medis tertentu, seperti  diabetes tipe 2, penyakit ginjal, atau lupus.
  • Kehamilan yang terjadi dengan bantuan (inseminasi atau bayi tabung).

Gejala Preeklamsia

Preeklampsia dapat muncul dengan gejala maupun tanpa gejala. Tekanan darah tinggi biasanya berkembang secara perlahan. ibu hamil biasanya tidak sadar dan tidak mengetahuinya hingga ia memeriksakan dirinya dalam kontrol rutin antenatal care, baik ke bidan maupun ke dokter. Beberapa gejala dan tanda yang dapat muncul pada ibu hamil dengan preeklamsia, antara lain:

  • Nyeri kepala.
  • Gangguan penglihatan (menjadi buram).
  • Nyeri perut kanan atas.
  • Mual dan muntah.
  • Produksi urine menurun.
  • Penurunan jumlah trombosit pada pemeriksaan darah.
  • Gangguan fungsi hati.
  • Sesak napas.
  • Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah.

Oleh karena itu, berbagai gejala preeklamsia tidak bisa kamu anggap sepele dan dibiarkan begitu saja. Nah, kamu bisa Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gejala Preeklamsia agar dapat segera ditangani dengan tepat dan cepat.

Hubungi Dokter Ini untuk Perawatan Preeklamsia

Jika mengalami preeklamsia, ibu bisa menghubungi dokter obgyn di Halodoc untuk mengetahui cara mengelola kondisi tersebut sehingga terhindar dari potensi komplikasi.

Nah, berikut ini terdapat beberapa dokter spesialis kandungan  di Halodoc yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 8 tahun untuk ibu hubungi.

Mereka juga telah mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.

Ini daftarnya:

  • dr. Marsell Phang Sp.OG
  • dr. Lucia Leonie Sp.OG
  • dr. Fitria Angela Umar Sp.OG

Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline. 

Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Diagnosis Preeklamsia

Preeklamsia sering kali ditemukan saat janji prenatal rutin ketika dokter kandungan memeriksa kenaikan berat badan, tekanan darah, dan urine ibu.

Bila dokter mencurigai preeklamsia, ia bisa merekomendasikan beberapa pemeriksaan berikut:

  • Tes darah tambahan untuk memeriksa fungsi ginjal dan hati.
  • Pengambilan sampel urine 24 jam untuk melihat proteinuria.
  • USG dan pemantauan janin lainnya untuk memeriksa ukuran bayi dan volume cairan ketuban.

Seorang ibu hamil bisa dipastikan mengidap preeklamsia bila:

  • Terdapat tanda-tanda kerusakan ginjal atau hati.
  • Rendahnya jumlah trombosit.
  • Penumpukkan cairan di paru-paru.
  • Sakit kepala dan pusing.
  • Mengalami gangguan penglihatan atau melihat bintik-bintik.

Pantau Risiko Preeklampsia dengan Tes Lab di Rumah Pakai Halodoc

Kamu pun kini dapat melakukan tes pemantauan kondisi preeklampsia di rumah dengan menggunakan layanan Homecare by Halodoc.

Layanan ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan di rumah atau di lokasi manapun yang kamu pilih (tersedia di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar).

Karena dilakukan di rumah, kamu bisa memantau kondisi kesehatanmu sendiri dengan lebih baik.

Nah, ada beberapa keunggulan dari layanan tes lab dari Homecare by Halodoc, antara lain:

  • Tak perlu repot keluar rumah.
  • Hemat waktu dan biaya
  • Tenaga kesehatan responnya cepat.
  • Protokol kesehatan ketat. Ini Daftar Phlebotomist yang Tangani Layanan Tes Lab Halodoc.
  • Sampel diambil secara aman dan steril.
  • Peralatan yang digunakan berkualitas, aman, tersegel, dan sesuai standarisasi.
  • Harganya mulai dari Rp1.199.000,-,
  • Semua layanan tes lab terdiri dari pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter.
  • Setelah tes, kamu akan mendapatkan voucher 25 ribu untuk konsultasi hasil dengan dokter terpercaya dari Halodoc.

Booking Tes Pemantauan Pre-eklampsia pakai Homecare by Halodoc Mulai dari Harga Rp1.199.000!

Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.

Pengobatan Preeklamsia

Penanganan preeklamsia biasanya tergantung pada seberapa parah masalah kesehatan tersebut dan seberapa jauh usia kehamilan ibu.

Bila usia kehamilan ibu sudah hampir cukup bulan (37 minggu atau lebih), penanganan preeklamsia yang bisa dilakukan adalah dengan melahirkan janin yang berada di dalam kandungan.

Sebelum proses kelahiran, biasanya ibu akan diberikan beberapa obat-obatan yaitu:

  • Obat penurun tekanan darah.
  • Obat penambah hormon steroid untuk membantu proses pematangan paru pada bayi. Namun, obat ini baru bisa memberikan efeknya apabila diberikan paling sedikit dalam 48 jam.
  • Obat antikejang perlu diberikan karena ibu dalam kondisi preeklampsia sangat mudah sekali jatuh ke dalam kondisi eklampsia. Saat ibu hamil mengalami eklampsia, ia akan mengalami kejang.

Namun, bila preeklamsia berkembang pada awal kehamilan, ibu akan dipantau secara ketat dalam upaya memperpanjang kehamilan, sehingga memungkinkan janin untuk tumbuh dan berkembang.

Ibu mungkin perlu melakukan lebih banyak janji pranatal, termasuk pemeriksaan ultrasound, tes urine, dan pengambilan darah.

Bila ibu didiagnosis dengan preeklamsia berat, ibu bisa tetap berada di rumah sakit sampai melahirkan.

Komplikasi Preeklamsia

Bila dibiarkan saja tanpa pengobatan, preeklamsia bisa berpotensi fatal bagi ibu dan bayi.

Sebelum melahirkan, komplikasi preeklamsia yang paling umum adalah kelahiran prematur, berat badan lahir rendah atau solusio plasenta.

Preeklamsia juga bisa menyebabkan sindrom HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hati dan jumlah trombosit yang rendah).

Ini terjadi ketika preeklamsia merusak hati, sel darah merah,  dan mengganggu pembekuan darah.

Tanda-tanda lain dari sindrom HELLP adalah pandangan kabur, nyeri dada, sakit kepala, dan mimisan.

Setelah melahirkan bayi, ibu yang mengalami preeklamsia mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk:

  • Penyakit ginjal.
  • Serangan jantung.
  • Stroke.
  • Mengembangkan preeklamsia pada kehamilan berikutnya.

Pencegahan Preeklamsia

Pencegahan preeklamsia masih sulit dilakukan.

Studi menyatakan bahwa dengan modifikasi dari gaya hidup seperti restriksi kalori, membatasi asupan garam, mengonsumsi bawang putih, serta mengonsumsi vitamin C dan E, tidak menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna dalam upaya pencegahan preeklampsia ini.

Pada beberapa kasus, ibu hamil dapat menurunkan risiko mengalami preeklampsia dengan cara:

  • Mengonsumsi obat aspirin dosis rendah.
  • Mengonsumsi suplemen kalsium.

Namun, sebelum memulai untuk mengonsumsi obat dan suplemen, ibu hamil harus berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter.

Sebab keduanya tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengontrol gula darah dan berat badan saat merencanakan kehamilan.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Preeclampsia.
Healthline. Diakses pada 2024. Preeclampsia.
WebMD. Diakses pada 2024. Preeclampsia and Eclampsia.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Preeclampsia.
Medical News Today. Diakses pada 2024. Everything you need to know about preeclampsia

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp