
Daftar Isi:
- Apa Itu Ranitidine?
- Manfaat Ranitidine
- Dosis dan Cara Penggunaan Ranitidine
- Peringatan dan Perhatian Khusus
- Interaksi Obat
- Kapan Harus ke Dokter?
- Kesimpulan
Apa Itu Ranitidine?
Ranitidine adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kondisi yang disebabkan oleh produksi asam lambung berlebih.
Obat ini digunakan untuk keluhan asam lambung naik (GERD) dan maag kronis.
Obat ini mengandung Ranitidine Hydrochloride, suatu zat dari golongan antagonis reseptor H2.
Ranitidine bekerja dengan cara memblokir reseptor histamin H2 di sel-sel lambung.
Blokade ini akan mengurangi sinyal yang merangsang produksi asam lambung, sehingga jumlah asam yang dilepaskan ke dalam lambung menurun secara signifikan.
Hal ini membantu meredakan nyeri ulu hati, menyembuhkan luka (tukak) pada lambung, dan mengurangi gejala naiknya asam lambung ke kerongkongan.
Merek dagang Ranitidine: Ranitidine 150 mg 10 Tablet, Ranivel 75 mg/5 mg Sirup 60 ml, Gastridin 150 mg 10 Tablet, Rantin 150 mg 10 Tablet, Hufadine 150 mg 10 Tablet, dan Ranicho Sirup 60 ml.
Manfaat Ranitidine
Ranitidine memiliki beberapa manfaat klinis, termasuk:
- Mengurangi produksi asam lambung: Ranitidine efektif dalam menurunkan jumlah asam yang diproduksi oleh lambung.
- Mengobati tukak lambung dan duodenum: Obat ini membantu penyembuhan luka pada lapisan lambung dan usus halus.
- Meredakan gejala GERD: Ranitidine mengurangi gejala nyeri ulu hati (heartburn), regurgitasi asam, dan kesulitan menelan.
- Mengatasi dispepsia: Ranitidine dapat meredakan rasa tidak nyaman di perut bagian atas, termasuk kembung dan mual.
Dapatkan Ranitidine 150 mg 10 Tablet di Toko Kesehatan Halodoc!
Dosis dan Cara Penggunaan Ranitidine
Ranitidine termasuk ke dalam obat keras (merah) sehingga penggunaannya wajib resep dokter.
Obat ini dapat diminum sebelum atau sesudah makan.
Dosis ranitidine bervariasi tergantung pada kondisi yang diobati dan respons pasien.
Dosis umum untuk orang dewasa adalah:
- Dewasa diberikan 150 mg dua kali sehari atau 300 mg satu kali sehari, selama 4 hingga 8 minggu.
Tukak Lambung
- Dewasa umumnya 150 mg dua kali sehari selama jangka waktu 2 minggu.
Tukak Gaster dan Duodenum (Terapi Pemeliharaan)
- Dosis pemeliharaan adalah 150 mg yang diminum sekali sehari sebelum tidur malam.
- Pada kondisi hipersekresi seperti Zollinger-Ellison, dosis awal bisa 150 mg dua kali sehari.
- Untuk esofagus erosif, bisa diberikan hingga 150 mg empat kali sehari.
GERD atau Penyakit Refluks Asam Lambung
- Dewasa dapat mengonsumsi 150 mg dua kali sehari, atau 300 mg sekali sehari menjelang tidur. Terapi biasanya berlangsung 8 minggu dan bisa diperpanjang hingga 12 minggu.
- Untuk anak usia 3–11 tahun, dosisnya berkisar 5–10 mg/kg berat badan per hari, dibagi dalam dua kali minum. Dosis maksimum adalah 300 mg per hari.
GERD dengan Esofagitis (radang kerongkongan)
- Dewasa biasanya dianjurkan 150 mg sebanyak empat kali sehari, hingga 12 minggu. Setelah itu, terapi lanjutan bisa dilanjutkan dengan 150 mg dua kali sehari.
Tukak Lambung akibat OAINS (Obat Antiinflamasi Non-Steroid)
- Dosis dewasa: 150 mg dua kali sehari, selama 8–12 minggu. Dianjurkan dikonsumsi pada malam hari menjelang tidur.
Dispepsia yang Sering Kambuh
- Dewasa dapat mengonsumsi 150 mg dua kali sehari selama kurang lebih 6 minggu.
- Dosis awal untuk dewasa adalah 150 mg dua kali sehari. Bila dibutuhkan, dosis dapat ditingkatkan hingga maksimum 6.000 mg per hari.
Peringatan dan Perhatian Khusus
Sebelum menggunakan ranitidine, penting untuk mempertimbangkan hal-hal berikut:
- Riwayat alergi: Beri tahu dokter jika memiliki alergi terhadap ranitidine atau obat-obatan lain.
- Kondisi medis: Informasikan dokter tentang kondisi medis yang ada, terutama penyakit ginjal atau hati.
- Kehamilan dan menyusui: Konsultasikan dengan dokter jika sedang hamil, berencana hamil, atau menyusui.
Interaksi Obat
Ranitidine dapat berinteraksi dengan beberapa obat lain, termasuk:
- Efektivitas ranitidine bisa menurun jika dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan seperti atazanavir, dasatinib, beberapa jenis antijamur (misalnya ketoconazole, itraconazole, levo ketoconazole), pazopanib, dan sparsentan.
- Penggunaan bersamaan dengan glipizide atau midazolam dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
- Interaksi dengan warfarin juga dapat meningkatkan potensi perdarahan.
- Ranitidine berisiko memengaruhi akurasi hasil pemeriksaan laboratorium tertentu, seperti tes kadar protein dalam urine.
Informasikan ke dokter tentang semua obat yang sedang dikonsumsi, termasuk obat resep, obat bebas, dan suplemen herbal.
Kapan Harus ke Dokter?
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala masalah pencernaan seperti:
- Nyeri perut yang parah.
- Muntah darah.
- Tinja berwarna hitam.
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
- Kesulitan menelan.
Dokter dapat membantu mendiagnosis penyebab gejala dan merekomendasikan pengobatan yang tepat.
Kesimpulan
Ranitidine adalah obat untuk mengobati masalah asam lambung dan dosisnya wajib resep dokter.
Jika kamu mengalami masalah asam lambung, konsultasikan dengan dokter di Halodoc untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Selain itu, kamu bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.
Produknya 100% asli original dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Yuk, download Halodoc sekarang juga!


