Artikel
halodoc-banner
  • Beranda
  • Artikel
  • Aplikasi
  • Riwayat
MENU
close
BerandaArtikelObat & VitaminTanya DokterRumah SakitJanji MedisAplikasiRiwayat
  • twitter-icon
  • facebook-icon
  • instagram-icon
  • youtube-icon
playstore-image
appstore-image
search
Home
Kesehatan
Sindrom Mallory Weiss
search
close

Sindrom Mallory Weiss

Ditinjau oleh 
dr. Rizal Fadli
dr. Rizal Fadli
 
undefinedundefined

Pengertian Sindrom Mallory Weiss

Kerongkongan adalah tabung yang menghubungkan tenggorokan dan perut. Pada pengidap Sindrom Mallory Weiss, lapisan dalam kerongkongan terbelah dan berdarah. Ini terjadi pada area kerongkongan yang dekat dengan perut.

Penyebab Sindrom Mallory Weiss

Sindrom Mallory Weiss disebabkan oleh peningkatan tekanan di perut. Tekanan memaksa isi perut masuk naik ke kerongkongan. Penyebab peningkatan tekanan perut meliputi:

  • Muntah parah.
  • Mengangkat beban terlalu berat.
  • Batuk berkepanjangan.
  • Trauma pada perut atau dada.

Faktor Risiko Sindrom Mallory Weiss

Kondisi yang meningkatkan risiko Sindrom Mallory Weiss meliputi:

  • Penggunaan alkohol dalam jangka panjang. Ini melibatkan 50 hingga 70 persen pengidap.
  • Bulimia. Ini adalah gangguan makan yang ditandai dengan makan berlebihan lalu muntah.
  • Sindrom muntah siklik (CVS). Ini adalah kondisi yang ditandai dengan serangan mual, muntah dan kelelahan berulang.
  • Varises esofagus. Ini terjadi akibat pembesaran vena di kerongkongan.
  • Hiperemesis gravidarum. Ini ditandai dengan mual dan muntah parah selama kehamilan.
  • Gastroesophageal reflux disease (GERD). Ini terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan dan mulut.
  • Hipertensi portal. Ini terjadi di vena yang membawa darah dari organ pencernaan ke hati.
  • Endoskopi bagian atas atau ekokardiogram transesofageal.
  • Hernia hiatus. Ini ditandai dengan menonjolnya bagian lambung ke rongga dada.

Gejala Sindrom Mallory Weiss

Sindrom Mallory Weiss menyebabkan pendarahan internal di kerongkongan bagian bawah. Ini ditandai dengan gejala berupa:

  • Nyeri dada atau perut.
  • Muntah darah berwarna merah terang atau gelap.
  • Tinja berdarah.
  • Kotoran yang terlihat hitam atau lembek.
  • Diare.
  • Kulit berwarna pucat.
  • Merasa pingsan, lemah, atau pusing.
  • Merasa kehabisan napas.

Diagnosis Sindrom Mallory Weiss

Prosedur diagnosis dilakukan dengan endoskopi bagian atas tubuh. Dokter akan memasukkan endoskop berbentuk panjang, tipis, dan fleksibel ke tenggorokan. Alat ini dilengkapi dengan kamera di ujungnya untuk melihat tingkat keparahan Sindrom Mallory Weiss.

Pengobatan Sindrom Mallory Weiss

Dalam kebanyakan kasus perdarahan akan berhenti dengan sendirinya dalam waktu 72 jam. Untuk membantu meringankan asam lambung yang dialami, dokter meresepkan obat berupa:

  • Penghambat reseptor H2.
  • Inhibitor pompa proton.

Jika robekan terus berdarah atau perdarahan kembali berulang ini prosedur penanganan yang dilakukan:

  • Terapi injeksi endoskopi. Ini dilakukan dengan menyuntikkan epinefrin melalui endoskopi. Epinefrin menghentikan pendarahan dengan menutup pembuluh darah di sekitar robekan.
  • Elektrokoagulasi endoskopi. Ini dilakukan dengan menutup robekan menggunakan arus listrik. Alat probe dimasukkan di dalam mulut melalui endoskopi untuk mengalirkan arus listrik ke jaringan yang rusak.
  • Hemoclip endoskopi. Ini dilakukan dengan memberikan klip logam kecil melalui endoskopi untuk menutup robekan.
  • Ligasi pita endoskopi. Ini dilakukan dengan memasukkan tabung melalui endoskopi untuk menutup robekan dengan ujung tabung. Tabung mengisap jaringan dan mengikat area yang robek.

Jika perawatan endoskopi tidak berhasil, dokter akan merekomendasikan angioterapi. Prosedur ini menargetkan pembuluh darah yang mengalirkan darah ke area yang robek dengan cara:

  • Menggunakan kateter untuk mencapai pembuluh arteri.
  • Melalui kateter, dokter akan menyuntikkan vasopresin untuk menutup arteri. Ini juga bisa dilakukan menggunakan gel.

Pembedahan adalah pilihan terakhir jika perawatan endoskopi dan angioterapi tidak menghentikan pendarahan. Dokter akan menggunakan prosedur laparoskopi invasif minimal untuk menutup robekan.

Komplikasi Sindrom Mallory Weiss

Jika tidak diatasi dengan langkah yang tepat, kehilangan darah berisiko menyebabkan anemia, kelelahan dan sesak napas. Robekan parah pada perdarahan internal meningkatkan risiko komplikasi, seperti:

  • Kecemasan atau agitasi.
  • Mulut kering atau haus.
  • Mual.
  • Kulit pucat, dingin dan lembap.
  • Peningkatan detak jantung atau jantung berdebar.
  • Napas menjadi lebih cepat.
  • Kelemahan.

Pencegahan Sindrom Mallory Weiss

Cegah Sindrom Mallory Weiss dengan menghindari faktor pemicunya. Disarankan untuk tidak muntah terus-menerus dan batasi penggunaan alkohol.

Kapan ke Dokter?

Segera buat janji medis jika mengalami gejala yang telah disebutkan. Langkah penanganan dini dapat meminimalisir risiko efek samping. Jika kamu membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup, dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Mallory Weiss Tear.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Mallory-Weiss Tear.
WebMD. Diakses pada 2022. What Is a Mallory-Weiss Tear?
Healthline. Diakses pada 2022. Mallory-Weiss Tear.

Topik Terkini

Lihat Semua

Artikel Terkait

Kecanduan Alkohol Tingkatkan Risiko Sindrom Mallory Weiss
Kecanduan Alkohol Tingkatkan Risiko Sindrom Mallory Weiss
Kecanduan Alkohol
Alasan Kecanduan Alkohol Berisiko Terkena Sindrom Mallory Weiss
Alasan Kecanduan Alkohol Berisiko Terkena Sindrom Mallory Weiss
Sindrom Mallory Weiss
Inilah Hal yang Menyebabkan Sindrom Mallory Weiss
Inilah Hal yang Menyebabkan Sindrom Mallory Weiss
Sindrom Mallory Weiss
Pria Lebih Rentan Mengalami Sindrom Mallory Weiss
Pria Lebih Rentan Mengalami Sindrom Mallory Weiss
Sindrom Mallory Weiss
Bagaimana Cara Mencegah Sindrom Mallory Weiss?
Bagaimana Cara Mencegah Sindrom Mallory Weiss?
Sindrom Mallory Weiss
Pernah Melakukan CPR Berisiko Sindrom Mallory Weiss
Pernah Melakukan CPR Berisiko Sindrom Mallory Weiss
Sindrom Mallory Weiss
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp