halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Solusio Plasenta

REVIEWED_BY  Redaksi Halodoc  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Apa Itu Solusio Plasenta?
  • Faktor Risiko Solusio Plasenta
  • Penyebab Solusio Plasenta
  • Gejala Solusio Plasenta
  • Hubungi Dokter Ini untuk Bertanya Seputar Solusio Plasenta
  • Diagnosis Solusio Plasenta
  • Komplikasi Solusio Plasenta
  • Pengobatan Solusio Plasenta
  • Pencegahan Solusio Plasenta

Apa Itu Solusio Plasenta?

Solusio plasenta adalah pelepasan plasenta dari tempat implantasi normalnya di rahim sebelum kelahiran dan merupakan salah satu penyebab perdarahan ibu hamil pada trimester ketiga yang terkait dengan kematian ibu dan janin.

Kondisi ini sangat darurat dan perlu penanganan segera demi keselamatan ibu dan janin. Dokter akan menanganinya sesuai dengan tingkat keparahan dan usia kehamilan.

Faktor Risiko Solusio Plasenta

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, di antaranya:

  • Hipertensi maternal.
  • Trauma maternal seperti jatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor.
  • Merokok.
  • Konsumsi alkohol.
  • Penggunaan kokain.
  • Tali pusat pendek.
  • Dekompresi rahim tiba-tiba.
  • Fibromyoma retroplasenta.
  • Perdarahan retroplasenta akibat tusukan jarum, seperti pada amniosentesis.
  • Abnormalitas pembuluh darah rahim.
  • Memiliki riwayat kondisi ini sebelumnya.
  • Korioamnionitis.
  • Ketuban pecah dini.
  • Usia ibu lebih dari 35 tahun.
  • Usia ibu kurang dari 20 tahun.
  • Janin laki-laki.
  • Status ekonomi sosial rendah.
  • Peningkatan serum alpha-fetoprotein ibu.
  • Hematoma subkorionik.

Lantas, Hamil Anak Laki-laki Rentan Alami Solusio Plasenta, Benarkah? Ketahui penjelasannya.

Penyebab Solusio Plasenta

Penyebab kondisi ini seringkali tidak ditemukan, tapi kemungkinan trauma atau cedera pada perut karena kecelakaan misalnya, berperan dalam terjadinya kondisi tersebut.

Berikut adalah beberapa penyebab yang diketahui:

  • Cedera fisik pada perut, seperti akibat jatuh, kecelakaan mobil, atau pukulan langsung ke perut.
  • Tekanan darah tinggi selama kehamilan, baik itu hipertensi kronis maupun preeklamsia, merupakan faktor risiko utama.
  • Kondisi medis yang memengaruhi kemampuan darah untuk membeku, seperti trombofilia.
  • Merokok selama kehamilan dan penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain atau amfetamin.
  • Pernah mengalami kondisi ini pada kehamilan sebelumnya, risiko terulangnya kondisi ini meningkat.
  • Mengandung bayi kembar atau lebih dapat meningkatkan tekanan pada plasenta.
  • Ibu hamil yang berusia di atas 35 tahun.
  • Infeksi pada membran yang mengelilingi janin 
  • Selain merokok, konsumsi alkohol selama kehamilan.
  • Mengalami polihidramnion, kondisi di mana ada terlalu banyak cairan ketuban di sekitar janin.

Gejala Solusio Plasenta

Berdasarkan gejalanya, kondisi ini dibagi menjadi 3 kelas:

  • Kelas 0: tidak ada gejala.

Karena tidak menimbulkan gejala gejala, solusio plasenta kelas 0 ini baru ditemukan pada saat kelahiran dengan ciri berupa gumpalan darah atau adanya area yang penyok pada plasenta.

  • Kelas 1: gejala ringan (48 persen kasus), gejalanya antara lain:
  • Tidak ada perdarahan atau perdarahan vagina ringan.
  • Nyeri rahim ringan.
  • Tekanan darah dan denyut nadi ibu normal.
  • Tidak ada gangguan koagulasi darah.
  • Tidak ada gawat janin.
  • Kelas 2: gejala sedang (27 persen kasus), gejalanya antara lain:
  • Tidak ada perdarahan atau perdarahan vagina ringan.
  • Nyeri rahim sedang-berat dengan kontraksi tetanik.
  • Peningkatan denyut nadi ibu dengan perubahan tekanan darah dan denyut nadi orthostatic (dipengaruhi posisi berdiri/ duduk).
  • Gawat janin.
  • Hipofibrinogenemia.
  • Kelas 3: gejala berat (24 persen kasus)
  • Tidak ada perdarahan sampai perdarahan vagina berat.
  • Kejang rahim (tetanik) yang berat dan sangat nyeri.
  • Syok maternal.
  • Hipofibrinogenemia.
  • Koagulopati.
  • Kematian janin.

Hubungi Dokter Ini untuk Bertanya Seputar Solusio Plasenta

Jika butuh informasi lebih dalam tentang kondisi ini, jangan ragu konsultasi dengan dokter obstetri dan ginekologi di Halodoc. 

Nah, berikut ini terdapat beberapa dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 8 tahun dan mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.

Ini daftarnya:

  • dr. Marsell Phang Sp.OG
  • dr. Lucia Leonie Sp.OG
  • dr. Fitria Angela Umar Sp.OG

Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline. 

Sebab, ibu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!

Diagnosis Solusio Plasenta

Diagnosis akan dokter lakukan dengan wawancara medis dan pemeriksaan fisik untuk menemukan adanya perdarahan dengan nyeri yang terjadi spontan atau karena trauma.

Untuk membantu mengidentifikasi kemungkinan sumber perdarahan vagina, dokter mungkin akan merekomendasikan tes darah dan urin dan USG.

Namun, tidak semua kondisi bisa terdeteksi melalui USG.

Komplikasi Solusio Plasenta

Kondisi ini dapat menyebabkan masalah yang berakibat fatal bagi ibu dan bayi.

Bagi ibu, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berikut:

  • Syok karena kehilangan darah.
  • Gangguan pembekuan darah (koagulasi intravascular diseminata).
  • Kebutuhan akan transfusi darah.
  • Gagal ginjal atau organ lainnya akibat kehilangan darah yang signifikan.

Bagi bayi, solusio plasenta bisa menyebabkan masalah:

  • Gangguan pertumbuhan karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.
  • Lahir prematur.
  • Tidak mendapatkan oksigen yang cukup.
  • Meninggal saat dilahirkan.

Pengobatan Solusio Plasenta

Pengobatan solusio plasenta meliputi rawat inap, pemberian cairan intravena dan persiapan transfusi darah.

Jika terjadi akibat gangguan koagulasi, dokter akan memperbaiki kondisi tersebut dengan obat-obatan atau juga transfusi faktor koagulan.

Pemberian Rh immunoglobulin juga mungkin pasien Rh-negatif perlukan. Jika usia kehamilan kurang dari 37 minggu, pemberian kortikosteroid untuk pematangan paru janin perlu dokter lakukan.

Jika hemodinamik ibu stabil, dapat dipertimbangkan kelahiran pervaginam. Namun, jika kondisi ibu tidak stabil, dokter akan melakukan pembedahan seksio cesaria.

Pencegahan Solusio Plasenta

Dua gaya hidup tidak sehat yang mesti pengidapnya hentikan untuk mencegah solusio plasenta adalah merokok dan penyalahgunaan kokain.

Masyarakat juga perlu mendapat edukasi mengenai faktor risiko, program penghentian, atau rehabilitasi guna mencegah berulangnya kondisi di masa depan.

Pasien yang memiliki trombofilia dan mengalami kondisi berat atau awal, terutama dengan kematian janin, biasanya dokter obati dengan terapi antikoagulasi heparin selama kehamilan berikutnya dan selama 6 minggu pasca persalinan.

Walau begitu, sedikit bukti menunjukkan tindakan ini mengurangi risiko kekambuhan.

Referensi:

Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Placental abruption – Symptoms and causes.

American Pregnancy.  Diakses pada 2024. Placental Abruption: Risks, Causes, Symptoms and Treatment.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp