Speech Delay
DAFTAR ISI
- Apa Itu Speech Delay?
- Penyebab Speech Delay
- Faktor Risiko Speech Delay
- Tanda-Tanda Speech Delay
- Hubungi Dokter Ini Jika Anak Mengalami Speech Delay
- Penanganan Speech Delay
- Dampak Speech Delay
- Pencegahan Speech Delay
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Speech Delay?
Speech delay adalah keterlambatan kemampuan bicara dan bahasa yang tidak sesuai dengan usia anak.
Kondisi ini membuat anak tidak mampu menyampaikan pikirannya akibat keterbatasan bahasa dan pemahaman yang dimilikinya. Apabila tidak ditangani, speech delay bisa menghambat perkembangan anak.
Penyebab Speech Delay
Belakangan banyak orang tua yang memberikan waktu layar kepada anaknya sejak usia yang sangat dini. Perilaku sedentari seperti ini bisa menghambat perkembangan bahasa anak.
Pasalnya, anak di bawah dua tahun belum bisa mencerna bahasa yang ia dapatkan dari menonton.
Hal yang mereka tahu hanyalah gambar yang menarik dan suara yang menyenangkan. Kurangnya stimulasi bahasa dari orang tua juga menjadi faktor penyumbang terhambatnya perkembangan bahasa anak.
Selain masalah di atas, speech delay juga bisa disebabkan oleh kondisi berikut ini:
1. Masalah lidah dan langit-langit mulut
Mayoritas anak yang mengalami speech delay disebabkan oleh masalah pada struktur mulutnya.
Kondisi ini bisa menyulitkan anak untuk mengontrol otot dan bagian mulutnya ketika berbicara.
Selain kesulitan bicara, biasanya anak yang mengidap kondisi ini juga kesulitan saat mengunyah makanan.
2. Gangguan mengendalikan gerakan
Apraxia adalah gangguan neurologis yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan.
Penyebabnya adalah kelainan pada otak atau cedera. Alhasil, pengidapnya sulit menggerakan wajah, kaki, tangan dan termasuk kesulitan berbicara.
Penyebabnya bukan karena lemahnya otot di sekitar mulut, melainkan otak tidak mampu untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan gerakan otot.
3. Gangguan pendengaran
Infeksi telinga yang menyebabkan gangguan pendengaran juga bisa menyebabkan speech delay.
Kondisi tersebut membuat anak kesulitan memahami pembicaraan di sekitarnya dan suara dirinya sendiri. Alhasil, mereka tidak mampu memahami kata-kata maupun menirukannya.
4. Bentuk mulut yang tidak sempurna
Bibir sumbing dan frenulum atau tali lidah yang terlalu pendek dapat menyebabkan speech delay.
Jika Si Kecil mengalami kondisi tersebut, segera temui dokter untuk mendapatkan terapi lebih lanjut.
5. Kondisi medis
Kondisi medis seperti cerebral palsy, cedera otak traumatis dan kondisi otot yang kurang sempurna juga bisa membuat anak kesulitan berbicara.
Anak yang mengalami ADHD atau autis umumnya juga mengalami keterlambatan bicara.
Faktor Risiko Speech Delay
Salah satu faktor yang paling sering menyebabkan speech delay adalah kurangnya stimulasi bahasa dari orang tua.
Banyaknya screen time seperti menonton televisi dan bermain gawa termasuk faktor penyumbangnya.
Saat anak menonton, komunikasi yang terjadi hanya satu arah. Selain itu, otak anak belum mampu mencerna bahasa dan gambar yang bergerak cepat dari layar. Hal inilah yang menghambat perkembangan bahasa mereka.
Tanda-Tanda Speech Delay
Tanda-tanda speech delay sebenarnya bisa dideteksi sebelum anak menginjak usia satu tahun.
Orang tua harus mulai waspada saat bayi tidak merespon suara apapun. Tanda-tanda lain yang bisa diamati, yaitu:
- Pada usia 12 bulan, anak tidak menggunakan gerakan, seperti menunjuk atau melambaikan tangan sampai jumpa.
- Memasuki usia 18 bulan, anak lebih memilih gerak tubuh untuk berkomunikasi. Selain itu, mereka juga kesulitan meniru suara dan memahami ucapan sederhana.
- Pada usia dua tahun, mereka hanya bisa meniru ucapan atau tindakan dan tidak menghasilkan kata atau frasa secara spontan. Anak juga mengucapkan kata atau suara berulang kali bukan menggunakan bahasa lisan saat berkomunikasi. Tidak dapat mengikuti petunjuk sederhana dan memiliki nada suara yang tidak biasa (seperti suara serak atau sengau)
Hubungi Dokter Ini Jika Anak Mengalami Speech Delay
Apabila Si Kecil memiliki tanda-tanda speech delay, jangan ragu untuk menghubungi dengan dokter spesialis anak di Halodoc.
Mereka bisa memberikan tips dan saran dalam mengatasi speech delay pada anak.
Para ahli ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani:
Ini daftarnya:
- dr. Erlin Sp.A
- dr. Dandung Bawono Sp.A, M.Sc
- dr. Gracia Deswita Natalya Fau Sp.A
- dr. Bayu Kurniawan Sp.A, M.Biomed
- dr. Dwi Lestari Avianti Sp.A, M.Ked.Klin
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Penanganan Speech Delay
Penanganan speech delay tergantung pada tingkat keparahannya. Selain menjalani terapi wicara dengan ahli, yang terpenting adalah melatihnya berbicara setiap haru di rumah. Berikut beberapa cara melatih anak supaya cepat bicara:
1. Ajak berinteraksi
Memasuki usia satu tahun, anak sebenarnya telah memahami banyak kata. Hanya saja, mereka belum bisa mengutarakannya. Itu sebabnya, perhatikan gerak gerik anak untuk membantu kemampuan berbahasanya.
Sebagai contoh, saat ia melambaikan tangan, ibu bisa mengatakan “Dadah!” atau “Sampai jumpa!”. Saat Si Kecil menunjuk sebuah, ibu bisa membantunya dengan “Adek mau jajan? yang mana? oh yang bulat ini ya? Ini namanya biskuit”.
Stop screen time sementara waktu dan jangan malas mengajaknya berinteraksi. Semakin sering mengajaknya berbicara, kosakatanya terus bertambah dan pemahamannya semakin meningkat.
2. Terapi pendengaran
Jika speech delay disebabkan oleh masalah pendengaran, maka penanganan utamanya adalah pengobatan infeksi telinga atau terapi pendengaran.
3. Rutin memeriksakan diri ke dokter
Periksakan anak ke dokter secara rutin untuk memeriksa kondisi medis yang diidap sekaligus memantau perkembangan bahasanya.
Dampak Speech Delay
Bila tidak ditangani sedini mungkin, speech delay bisa menimbulkan dampak panjang, seperti:
1. Prestasi akademik buruk
Melansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, keterlambatan bicara, kurangnya keterampilan membaca dan menulis bisa menyulitkan proses belajar anak.
Sebab, keterampilan tersebut adalah kemampuan dasar yang wajib dikuasai anak saat memasuki usia sekolah.
Jika tidak ditangani, anak akan kesulitan menjawab pertanyaan, mengungkapkan pendapat atau ide, membaca, atau memahami pembicaraan guru atau teman di kelasnya.
Alhasil, prestasi akademiknya bisa terganggu akibat anak tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
2. Kesulitan mendapatkan pekerjaan
Anak yang mengalami gangguan bicara cenderung enggan bersekolah. Sebab, mereka harus berjuang keras memahami pelajaran dan berkomunikasi dengan baik.
Hal tersebut juga bisa membuatnya stres dan tertekan sehingga ia lebih memilih putus sekolah.
Rendahnya pendidikan bisa menyulitkannya untuk mendapatkan pekerjaan yang baik saat dewasa. Bahkan, mereka bisa saja sulit mempertahankan pekerjaan akibat sulit berkomunikasi.
3. Rentan mengalami masalah psikologis
Kesulitan berkomunikasi juga bisa membuat anak sulit menjalin hubungan dengan orang lain.
Sebab, masalah ini menyulitkannya untuk menerima informasi, mengikuti pembicaraan, atau menanggapi candaan orang lain.
Lambat laun, mereka menjadi tertekan dan lebih memilih mengisolasi diri. Ia juga rentan mengalami fobia sosial (social anxiety disorder) yang menyebabkan kecemasan berlebihan dan takut berada di tempat umum yang ramai.
Pencegahan Speech Delay
Speech delay amat bisa dicegah dengan beberapa tips di bawah ini:
1. Jangan malas mengajak anak berinteraksi
Tinggalkan gadget sejenak dan habiskan waktu bersama Si Kecil. Ajak ia bercengkrama dan bercerita. Ayah dan ibu bisa menceritakan apapun atau membacakan buku cerita yang disukainya.
Setelah membacakan buku, tanyakan kepada Si Kecil apa pendapatnya tentang cerita yang baru saja dibacakan.
Walaupun kemampuan bahasanya masih terbatas, ia sebenarnya memahami apa yang ayah dan ibu ucapkan. Jadi, jangan lelah untuk terus mengajaknya bicara.
Sering bertanya juga bisa menjadi cara yang paling efektif untuk memancing anak untuk bicara.
Saat membaca buku, ibu bisa menunjukan gambar dan menyebutkan namanya.
Atau, ketika sedang berjalan-jalan di luar rumah, coba sesekali tunjuk atau peragakan suara benda yang ada di sana.
Tak perlu buru-buru menunggu jawaban dari Si Kecil, beri waktu untuk dirinya berpikir dan memilih kata yang tepat.
Jika terlihat ragu-ragu dan jawabannya salah, ibu bisa membantunya dengan memberikan jawaban yang tepat tanpa menggurui.
2. Jangan ajari untuk cadel
Akibat keterbatasan bahasanya, anak seringkali cadel saat menyebut sebuah benda. Nah, disini ayah dan ibu perlu menggunakan kata yang sebenarnya, bukan ikut-ikutan cadel dan memakai bahasa bayi.
Tujuannya untuk memperbanyak kosakata Si Kecil dan membantunya belajar untuk mengucap kata yang tepat.
3. Respon ucapan anak
Ayah dan ibu juga perlu merespon setiap ucapannya. Tak usah mengoreksi setiap kata, merespon kata-katanya yang salah saja sudah cukup.
Merespon juga membuat anak merasa diperhatikan. Dengan begini, ia akan lebih semangat untuk melontarkan kata-katanya.
4. Kurangi screen time
Komunikasi yang efektif untuk anak adalah dua arah. Saat anak melakukan screen time, komunikasi yang terjadi hanya satu arah. Alhasil, ia tidak mendapatkan apapun selain kesenangan.
The American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan screen time untuk anak usia 2 tahun ke atas adalah 2 jam sehari.
Ini karena, gadget bukan permainan interaktif yang membuat anak aktif bicara. Gadget juga tidak responsif sehingga bisa menyebabkan speech delay.
Efek lainnya adalah anak juga bisa mengalami kecanduan.
Kapan Harus ke Dokter?
Memasuki usia dua tahun, orang tua harus bisa memahami sekitar 50 persen ucapan anak.
Setelah tiga tahun, orang tua harus bisa memahami ucapan anak sampai 75 persen. Nah, setelah empat tahun, ucapan anak benar-benar harus bisa dipahami.
Jika Si Kecil tidak memenuhi kriteria tersebut, segera periksakan ke dokter. Semakin cepat ditangani, efeknya di kemudian hari bisa diminimalisir.