Synflorix

DAFTAR ISI
- Apa Itu Synflorix?
- Manfaat Synflorix
- Apa Kata Riset?
- Dosis Synflorix
- Cara Penggunaan Synflorix
- Perhatian Penggunaan Synflorix
- Kejadian Ikutan Pascaimunisasi Synflorix
- Interaksi Synflorix
- Kontraindikasi Synflorix
- Vaksin Pneumonia PCV 10 Kini Bisa di Rumah Lewat Halodoc
Apa Itu Synflorix?
Synflorix adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi tubuh dari infeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, termasuk pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga tengah (otitis media).
Vaksin ini termasuk dalam kelompok pneumococcal conjugate vaccine (PCV) dan mengandung antigen dari 10 jenis bakteri pneumokokus yang paling sering menyebabkan penyakit serius.
Menurut World Health Organization (WHO) dan European Medicines Agency (EMA), Synflorix direkomendasikan terutama untuk bayi dan anak-anak usia 6 minggu hingga 5 tahun.
Vaksin ini membantu merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan bakteri pneumokokus di masa mendatang, sehingga mengurangi risiko infeksi serius.
Manfaat Synflorix
Synflorix bekerja dengan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap bakteri tersebut, terutama pada bayi dan anak-anak.
Berikut beberapa manfaat utama Synflorix:
- Melindungi dari pneumonia akibat bakteri pneumokokus.
- Mencegah infeksi bakteri pneumokokus yang dapat menyebabkan meningitis.
- Menurunkan risiko kejadian otitis media akut atau infeksi telinga tengah.
- Menghindari risiko sepsis atau infeksi darah.
- Memberikan perlindungan jangka panjang.
- Mengurangi penyebaran bakteri pneumokokus.
Vaksinasi Synflorix tidak hanya melindungi individu yang divaksinasi tetapi juga membantu mengurangi penyebaran bakteri di masyarakat (herd immunity), sehingga turut melindungi kelompok yang rentan seperti bayi yang terlalu muda untuk divaksinasi dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
Fakta Unik
1. Synflorix dikembangkan terutama untuk melindungi bayi dan anak-anak dari infeksi pneumokokus.
2. Vaksin ini diproduksi oleh GlaxoSmithKline (GSK) dan digunakan di berbagai negara sebagai program imunisasi nasional.
Apa Kata Riset?
Penelitian yang dimuat dalam jurnal Human Vaccines & Immunotherapeutics meninjau efektivitas vaksin Synflorix yang dikembangkan oleh Glaxo SmithKline (GSK) dalam mencegah penyakit pneumokokus invasif (IPD) pada bayi di bawah usia dua tahun.
Melibatkan lebih dari 47.300 anak, studi ini melacak efektivitas Synflorix selama rata-rata dua tahun, dengan bayi menerima dua atau tiga dosis pada tahun pertama dan booster pada usia dua tahun.
Hasilnya menunjukkan bahwa Synflorix sangat efektif, dengan efektivitas 92 persen untuk jadwal tiga dosis dan 100 persen untuk jadwal empat dosis terhadap penyakit pneumokokus invasif (IPD) yang disebabkan oleh serotipe vaksin.
Studi ini menegaskan bahwa Synflorix adalah alat kesehatan masyarakat yang penting dalam membantu mengurangi beban IPD, penyakit yang dapat menyebabkan penyakit serius seperti meningitis, pneumonia, dan sepsis.
Dosis Synflorix
Dosis vaksin Synflorix bergantung pada usia anak saat mulai mendapatkan vaksinasi.
Vaksin ini umumnya diberikan dalam beberapa tahap untuk memastikan perlindungan optimal terhadap infeksi pneumokokus.
Dosis dan jadwal pemberiannya meliputi:
Bayi (usia 6 minggu hingga 6 bulan):
- Pemberian 3 dosis utama dengan interval setiap 1 bulan (misalnya pada usia 2, 4, dan 6 bulan).
- Dosis tambahan atau booster diberikan pada usia 12–15 bulan untuk meningkatkan perlindungan jangka panjang.
Bayi yang memulai vaksinasi di usia 7–11 bulan:
- Diberikan 2 dosis utama dengan interval 1 bulan.
- Dosis booster diberikan pada tahun kedua kehidupan.
Anak usia 12 bulan hingga 5 tahun
- Diberikan 2 dosis, dengan interval minimal 2 bulan.
- Tidak memerlukan dosis booster.
Synflorix diberikan melalui injeksi intramuskular, biasanya di paha untuk bayi atau lengan atas untuk anak yang lebih besar.
Penting bagi orang tua untuk mengikuti jadwal vaksinasi yang direkomendasikan dan berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan anak mendapatkan perlindungan terhadap infeksi pneumokokus.
Cara Penggunaan Synflorix
Vaksin Synflorix diberikan melalui injeksi ke otot, biasanya di paha untuk bayi atau lengan atas untuk anak yang lebih besar.
Jadwal pemberiannya tergantung pada usia anak, dengan tiga dosis utama dan satu dosis booster untuk bayi di bawah enam bulan, atau dua dosis tanpa booster untuk anak yang lebih besar.
Sebelum pemberian, dokter akan memastikan kondisi kesehatan anak, terutama jika ada demam atau riwayat alergi terhadap komponen vaksin.
Setelah vaksinasi, anak perlu dipantau untuk mengantisipasi efek samping ringan, seperti demam atau kemerahan di area suntikan.
Perhatian Penggunaan Synflorix
Sebelum menggunakan Synflorix, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan keamanannya.
Vaksin ini mungkin tidak cocok untuk semua anak, terutama yang memiliki kondisi medis tertentu.
Berikut adalah beberapa perhatian penting terkait penggunaannya:
- Informasikan kepada dokter jika anak memiliki alergi terhadap komponen vaksin, termasuk toksoid difteri, karena dapat memicu reaksi serius.
- Vaksinasi sebaiknya ditunda jika anak sedang mengalami infeksi parah atau demam tinggi, kecuali atas anjuran dokter.
- Synflorix hanya melindungi dari infeksi pneumokokus tertentu dan tidak menggantikan perlindungan antibiotik untuk infeksi lainnya.
- Jika anak mengalami reaksi alergi berat setelah menerima dosis pertama, vaksinasi selanjutnya sebaiknya dihindari.
Kejadian Ikutan Pascaimunisasi Synflorix
Setelah menerima vaksin Synflorix, beberapa anak dapat mengalami Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI), yaitu reaksi yang muncul setelah vaksinasi dan umumnya bersifat ringan serta sementara.
Inilah beberapa KIPI yang dapat terjadi:
- Kemerahan, bengkak, atau nyeri di area suntikan
- Demam ringan
- Rewel atau kelelahan
- Mudah mengantuk
- Mual atau muntah, yang jarang terjadi.
Meskipun jarang, reaksi alergi berat (anafilaksis) juga dapat terjadi. Gejalanya meliputi sesak napas, ruam merah yang menyebar, atau pembengkakan di wajah dan tenggorokan.
Jika reaksi alergi tidak kunjung membaik, segera dapatkan penanganan medis.
Interaksi Synflorix
Synflorix dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait interaksinya, seperti:
- Synflorix bisa diberikan bersamaan dengan vaksin lain seperti DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis), Hib (Haemophilus influenzae tipe b), polio, dan hepatitis B. Namun, suntikan harus diberikan di lokasi tubuh yang berbeda untuk menghindari reaksi lokal yang lebih parah.
- Penggunaan obat yang menekan sistem imun, seperti kortikosteroid dosis tinggi, kemoterapi, atau terapi biologis, dapat mengurangi efektivitas vaksin Synflorix.
- Bagi pasien dengan sistem imun lemah, konsultasi dokter sangat dianjurkan sebelum vaksinasi.
- Synflorix umumnya tidak memiliki interaksi berbahaya dengan antibiotik atau obat-obatan lain yang biasa dikonsumsi anak-anak.
Walaupun Synflorix dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain, selalu konsultasikan dengan dokter untuk memastikan jadwal dan kombinasi vaksinasi yang paling sesuai untuk kondisi kesehatan anak.
Kontraindikasi Synflorix
Kontraindikasi Synflorix mengacu pada kondisi yang membuat seseorang tidak boleh menerima vaksin ini.
Beberapa kondisi yang perlu diperhatikan sebelum pemberian Synflorix meliputi:
- Seseorang yang memiliki riwayat reaksi alergi berat (anafilaksis) terhadap dosis sebelumnya dari Synflorix atau bahan yang terkandung dalam vaksin ini tidak boleh menerima vaksinasi.
- Sedang mengalami infeksi berat dengan demam tinggi, hingga di atas 38 derajat Celcius. Pemberian vaksin sebaiknya ditunda sampai kondisi membaik.
- Memiliki gangguan sistem imun yang sangat lemah, misalnya akibat kemoterapi atau penyakit imunodefisiensi tertentu.
- Riwayat reaksi berat setelah imunisasi, pernah mengalami efek samping serius setelah dosis pertama, seperti kejang atau reaksi alergi hebat, dokter perlu mempertimbangkan manfaat dan risikonya sebelum memberikan dosis berikutnya.
Sebelum menerima Synflorix, penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna memastikan bahwa vaksin ini aman dan sesuai dengan kondisi kesehatan penerima.
Hal ini penting untuk memastikan keamanan dan efektivitas vaksinasi sesuai dengan kondisi kesehatan individu.
Vaksin Pneumonia PCV 10 Kini Bisa di Rumah Lewat Halodoc
Vaksinasi PCV10 (Synflorix) ini direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) sebagai bagian dari imunisasi yang dianjurkan.
Untungnya saat ini terdapat layanan Homecare by Halodoc (tersedia di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar) sehingga Vaksinasi Pneumonia PCV10 (Synflorix) dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus keluar rumah.
Nah, berikut beberapa keunggulan melakukan imunisasi anak dan vaksin dewasa lewat layanan Homecare & Vaksinasi di Halodoc:
- Vaksinasi diberikan 100% oleh Dokter Khusus Vaksinasi. Ini Daftar Dokter yang Tangani Layanan Vaksin Homecare by Halodoc.
- Protokol kesehatan ketat.
- Setelah vaksin diberikan, petugas medis akan melakukan observasi kondisi kesehatanmu untuk memastikan tidak ada efek samping yang berbahaya.
- Partner resmi produsen vaksin internasional sehingga vaksin terjamin keasliannya dan sudah terdaftar BPOM.
- Hemat waktu dan biaya.
- Harga vaksin PCV10 (Synflorix) mulai dari Rp894.000,-, kamu bahkan bisa melakukan family booking untuk mendapatkan ekstra diskon.
- Tanpa perlu antre menunggu.
- Tanpa biaya tambahan.
- Setelah tindakan, kamu akan mendapat gratis voucher senilai 25rb di Halodoc untuk chat dokter.
Jika kamu belum pernah mendapatkan vaksin pneumonia, tunggu apalagi?
Booking Vaksinasi Pneumonia PCV10 (Synflorix) Lebih Mudah di Rumah Pakai Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi Halodoc atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Yuk, segera pesan layanan Homecare by Halodoc untuk vaksin pneumonia sekarang!