halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Tortikolis

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

Pengertian Tortikolis

Tortikolis adalah suatu gangguan pada otot leher yang mengakibatkan kepala terlihat memutar ke samping. Tortikolis berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata “tortus” yang artinya terpelintir, dan “collum” yang artinya leher. Kondisi ini cukup umum pada bayi dan anak-anak. Penyakit ini mungkin terjadi pada saat lahir (bawaan), atau bisa juga berkembang pada masa bayi atau anak-anak (didapat).

Namun, tortikolis kongenital adalah jenis yang paling umum. Biasanya, kondisi ini tidak menyakitkan bagi bayi. Orang tua mungkin tidak menyadarinya sampai bayi berusia beberapa minggu. Begitu kepala dan leher bayi sudah lebih kuat, orang tua baru akan menyadarinya.

Sementara tortikolis yang didapat biasanya terjadi pada 4-6 bulan pertama kehidupan bayi atau setelahnya. Kondisi tersebut bisa tidak berbahaya, tapi bisa juga merupakan tanda masalah kesehatan yang lebih serius.

Penyebab Tortikolis

Penyebab tortikolis bermacam-macam, bisa disebabkan oleh kerusakan pada otot leher, tulang belakang bagian atas, atau bahkan kerusakan pada sistem saraf. Selain trauma, kerusakan tersebut mungkin timbul oleh adanya infeksi, radang bantalan tulang belakang, jaringan parut, kelemahan ligamen, dan tumor.  Tortikolis juga bisa diturunkan dari orang tua ke anak karena adanya kelainan pada gen.

Bayi yang sedang dikandung berisiko mengalami tortikolis jika terdapat kelainan pada posisi leher saat berada di dalam rahim. Posisi leher yang salah ini bisa mengakibatkan kerusakan pada otot leher atau terganggunya aliran darah pada leher seiring pertumbuhan bayi di dalam rahim. Tortikolis juga dapat terjadi tanpa penyebab, kondisi ini disebut dengan tortikolis idiopatik.

Faktor Risiko Tortikolis

Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang alami tortikolis, antara lain:

  • Memiliki riwayat anggota keluarga yang mengidap tortikolis.
  • Mengonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi area tubuh tertentu.
  • Pernah mengalami luka, seperti pada leher.

 

Gejala Tortikolis

Selain membuat tampilan penderita seperti itu, tortikolis juga menyebabkan gejala-gejala seperti:

  • Terbatasnya gerakan kepala.
  • Kaku otot leher.
  • Sakit leher.
  • Bengkak otot leher.
  • Tremor kepala.
  • Sakit kepala.
  • Salah satu sisi bahu terlihat lebih tinggi.

 

Diagnosis Tortikolis

Diagnosis kondisi ini diawali dengan pemeriksaan terkait gejala yang dialami oleh pengidapnya. Pemeriksaan fisik bisa dilakukan, terutama melihat gerakan kepala pengidap dan kondisi otot leher. Selain itu, beberapa pemeriksaan penunjang juga bisa dilakukan seperti elektromiogram (EMG). Pemeriksaan ini bertujuan mengukur aktivitas listrik dalam otot, sehingga bisa memastikan bagian otot yang terganggu.

Tidak hanya itu, pemeriksaan seperti pemindaian dengan foto Rontgen leher, CT scan leher, atau MRI juga bisa dilakukan untuk melihat masalah pada struktur jaringan. Tes darah juga bisa dilakukan untuk mencari kondisi lain yang menyebabkan tortikolis.

Pengobatan Tortikolis

Selain dengan memijat atau mengompres leher dengan air hangat, gejala nyeri bisa diredakan dengan sejumlah obat pereda rasa sakit dan obat untuk merelaksasi leher kaku.

Pada bayi, latihan peregangan dan perubahan posisi sering kali bisa mengobati tortikolis bawaan. Dokter akan mengajari orang tua cara meregangkan otot leher bayi. Peregangan tersebut harus dilakukan dengan lembut ke sisi yang berlawanan. Sementara untuk perubahan posisi, caranya baringkan bayi telentang dengan kepala diposisikan ke sisi yang berlawanan selama tidur siang dan sebelum tidur. Ketika bayi bangun, pindahkan mainan dan benda lain, sehingga ia harus berlatih memutar lehernya ke arah yang berlawanan.

Pengobatan tortikolis lainnya, yaitu:

  • Latihan peregangan pada bagian otot-otot terkait, terutama pada kasus kronis.
  • Pemberian antibiotik bagi yang disebabkan oleh infeksi.
  • Operasi perbaikan otot leher.
  • Operasi tulang belakang pada kasus cedera yang mengakibatkan tulang terkilir.
  • Prosedur stimulasi otak.
  • Suntikan toksin botulinum untuk mengendurkan otot leher yang kaku.
  • Terapi panas.
  • Penggunaan gips leher.
  • Pijat.
  • Terapi fisik.

Komplikasi Tortikolis

Bayi yang mengalami tortikolis mungkin mengalami kelainan bentuk pada wajahnya karena kurangnya gerakan otot. Komplikasi lain yang mungkin terjadi sindrom kepala datar (plagiocephaly). Tengkorak bayi lembut dan bisa dibentuk. Namun, ketika mereka terlalu sering menyenderkan bagian kepala yang sama pada permukaan, tekanan bisa meratakan bagian kepala tersebut.

Pencegahan Tortikolis

Cara-cara pencegahan tortikolis:

  • Untuk mencegah bayi mengalami tortikolis, ibu hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan prenatal untuk mendeteksi penyakit tersebut sejak dini.
  • Pada orang dewasa, tortikolis dapat dicegah dengan segera memeriksakan diri ke dokter begitu merasakan gejala kesakitan pada leher.

Penanganan dini penting untuk mencegah tortikolis memburuk. Hal itu juga bisa mencegah bayi membutuhkan operasi nantinya. Jadi, mulailah melakukan peregangan tortikolis dengan bayi dalam beberapa bulan setelah kelahirannya. Semakin dini dimulai, komplikasi jangka panjang bisa dicegah.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika bayi kamu mengalami gejala-gejala tortikolis yang telah disebutkan di atas, sebaiknya periksakan ia ke dokter agar bisa mendapatkan penanganan lebih dini. 

Kamu juga bisa tanya dokter mengenai gejala kesehatan yang kamu atau anak alami dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, dokter ahli dan tepercaya dari Halodoc bisa memberikan diagnosis awal dan saran kesehatan yang tepat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. Wry Neck (Torticollis).
WebMD. Diakses pada 2022. What is Torticollis?
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Torticollis
Diperbarui pada 21 Juli 2022

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp