Ketahui 4 Penyebab Payudara Nyeri dan Sakit Saat Menyusui

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   03 November 2018
Ketahui 4 Penyebab Payudara Nyeri dan Sakit Saat MenyusuiKetahui 4 Penyebab Payudara Nyeri dan Sakit Saat Menyusui

Halodoc, Jakarta – Rasa nyeri pada payudara saat menyusui adalah kondisi yang biasa dialami ibu setelah melahirkan. Bagaimanapun menyusui adalah momen perdana setelah melahirkan anak pertama. Perlu yang namanya adaptasi, penyesuaian diri, dan mencari posisi yang nyaman untuk menyusui, baik dari sisi ibu maupun anak.

Menyusui adalah proses yang kompleks dan keberhasilannya tergantung dari faktor internal dan eksternal. Terkadang sebenarnya tidak ada masalah kesehatan dari diri ibu, hanya saja stres dan rasa tidak percaya diri membuat proses menyusui memberikan efek samping seperti rasa sakit. Selain itu, ada beberapa penyebab umum lainnya yang menyebabkan rasa sakit saat menyusui seperti:

  1. Pembengkakan Payudara

Pembesaran payudara bisa terjadi karena alasan apapun, salah satunya bisa karena ASI yang terlalu penuh sehingga payudara menjadi keras, kencang, dan menyakitkan. Umumnya, hal ini terjadi di masa awal menyusui di mana produksi ASI melimpah, sedangkan intensitas bayi menyusu masih belum begitu rutin.

Karena itu, membiasakan bayi yang baru lahir untuk menyusu adalah salah satu cara agar persediaan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Tidak apa-apa kalau bayi hanya menyusu sedikit asalkan durasinya sering.

  1. Posisi Bayi Menyusu

Salah satu penyebab payudara nyeri dan sakit saat menyusui bisa jadi karena posisi bayi menyusu yang salah. Isapan bayi yang tidak tepat dapat menyebabkan puting terasa sakit dan nyeri. Kemungkinan lainnya adalah bayi tidak menempel dengan baik sehingga kesulitan dalam mengisap puting. Ini dikarenakan payudara ibu terlalu besar sehingga bayi kesulitan mencari puting. Ada baiknya ibu mengarahkan mulut bayi ke puting sehingga dalam upayanya mengisap susu, bayi menempatkan mulut kecilnya ke puting pada posisi yang benar.

  1. Bayi Tidak Disusui Tepat Waktu

Ketika bayi tidak disusui tepat waktunya, besar kemungkinan terjadi pembengkakan pada payudara. Ini dikarenakan ASI yang seharusnya keluar malah tertahan sehingga terjadi penumpukan ASI. Ketika ibu membiasakan ketidakteraturan dalam menyusu itu bisa membuat bayi kebingungan dengan alur menyusu, sehingga volume ASI yang diisapnya juga jadi tidak teratur. Selain menetapkan waktu menyusui yang teratur, ada baiknya ibu juga mengetahui tanda-tanda kalau bayi sedang lapar, seperti:

  • Menggerakkan mata dengan cepat

  • Memasukkan jari-jari ke mulut

  • Beralih posisi dengan mulut terbuka seolah mencari payudara

  • Menjadi gelisah

Menangis adalah tanda terakhir yang dibutuhkan bayi untuk menyusui. Memberi bayi ASI sebelum menangis bisa mengarahkan bayi untuk bersikap lebih tenang dan rileks ketika menyusu. Bayi yang menyusu dengan tenang dapat terhindar dari tersedak. Mengamati bayi saat sedang menyusu dapat membangun emosi dan kedekatan yang signifikan antara ibu dan anak, sehingga ibu dapat lebih mengerti isyarat bayi ketika membutuhkan sesuatu.

  1. Saluran ASI yang Terblokir

Kelenjar yang memproduksi ASI terbagi menjadi beberapa lapisan. Kemudian, ada tabung sempit yang menjadi semacam saluran untuk membawa ASI dari setiap lapisan kelenjar susu ke puting.

Jika ASI di salah satu lapisan tidak benar-benar habis keluar maka dapat menyebabkan penyumbatan saluran. Penyumbatan ini bisa diketahui ketika ibu merasakan benjolan kecil dan lembut di payudara.

Menghindari penggunaan pakaian ataupun bra yang terlampau ketat dapat membuat aliran ASI ibu menjadi lancar. Ada beberapa tips yang bisa ibu aplikasikan ketika menemukan saluran ASI terblokir, seperti menyusu dengan kedua payudara secara berimbang, mengompres dengan handuk hangat, menekan benjolan tersebut supaya ASI yang tertahan bisa keluar, serta melakukan pemijatan lembut ketika bayi menyusui.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai penyebab payudara nyeri dan sakit saat menyusui, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk ibu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Hubungi Dokter, ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga:

 



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan