Ketahui 6 Pemanis Buatan yang Sering Digunakan

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   26 Oktober 2021
Ketahui 6 Pemanis Buatan yang Sering DigunakanKetahui 6 Pemanis Buatan yang Sering Digunakan

Pemanis buatan sering digunakan sebagai pengganti gula untuk memberikan rasa manis pada makanan dan minuman. Tidak hanya digunakan oleh orang yang ingin mengurangi asupan gula, seperti pengidap diabetes dan orang yang sedang diet, pemanis buatan juga banyak digunakan pada berbagai produk makanan dan minuman.

Halodoc, Jakarta – Pemanis buatan merupakan pengganti gula yang sering digunakan oleh orang yang ingin mengurangi asupan gula. Jenis pemanis ini tidak meningkatkan gula darah dan juga memiliki kalori yang rendah, sehingga baik dikonsumsi oleh pengidap diabetes dan orang yang ingin menurunkan berat badan. 

Meski begitu, pemanis buatan juga bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan, apalagi bila dikonsumsi secara berlebihan. Karena itu, jenis pemanis ini perlu digunakan secara bijaksana. Namun, berbagai makanan atau minuman yang sering kamu jumpai atau bahkan konsumsi ternyata mengandung pemanis buatan. Jenis pemanis ini biasanya digunakan pada makanan dan minuman yang diberi label “bebas gula” atau “diet”. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengetahui apa saja jenis-jenis pemanis buatan yang sering digunakan di sini.

Baca juga: Pemanis Alami yang Aman dan Sehat Dikonsumsi untuk Diet Keto

Pemanis Buatan dan Kelebihannya

Pemanis buatan adalah pengganti gula sintetis yang terbuat dari zat alami, seperti herbal atau gula itu sendiri. Jenis pemanis ini juga dijuluki sebagai “pemanis yang intens” karena memberikan rasa yang mirip dengan gula meja, tetapi berkali-kali lebih manis.

Pemanis buatan bisa menjadi alternatif yang menarik daripada gula, karena jenis pemanis ini hampir tidak memberikan kalori sedikitpun pada makanan atau minuman kamu. Selain itu, kamu juga hanya perlu menambahkan sedikit pemanis buatan untuk memaniskan makanan, dibandingkan dengan gula yang biasa kamu gunakan.

Pemanis buatan juga bermanfaat untuk kondisi ini:

  • Pengendalian Berat Badan

Pemanis buatan hampir tidak mengandung kalori. Sebaliknya, satu sendok teh gula memiliki sekitar 16 kalori, jadi sekaleng minuman bersoda manis dengan 10 sendok teh gula tambahan memiliki sekitar 160 kalori. Bila kamu sedang berusaha menurunkan atau menjaga berat badan, produk dengan pemanis buatan mungkin bisa menjadi pilihan yang menarik. Meskipun begitu, efektivitasnya dalam menurunkan berat badan jangka panjang masih belum jelas.

  • Diabetes

Pemanis buatan bukanlah karbohidrat. Jadi, tidak seperti gula, jenis pemanis ini umumnya tidak menaikkan kadar gula darah.

Tidak hanya itu, pemanis buatan juga tidak menyebabkan gigi berlubang dan kerusakan gigi, lho.

Baca juga: Amankah Pemanis Erythritol untuk Pengidap Diabetes?

Jenis-Jenis Pemanis Buatan yang Sering Digunakan

Berikut ini jenis-jenis pemanis buatan yang sering digunakan:

  1. Aspartam

Jenis pemanis ini sering digunakan untuk memberi rasa manis pada minuman bersoda. Aspartam 200 kali lebih manis dari gula meja.

  1. Acesulfame potassium

Acesulfame potassium juga sering digunakan pada minuman bersoda dan juga banyak produk makanan. Jenis pemanis ini 200 kali lebih manis dari gula meja.

  1. Sakarin

Sering digunakan pada banyak makanan dan minuman diet, sakarin 700 kali lebih manis dari gula meja.

  1. Sukralosa

Sukralosa terbuat dari sukrosa dan memiliki rasa manis 600 kali lebih tinggi dari gula meja. Jenis pemanis ini sering digunakan pada produk diet dan makanan yang dipanggang atau digoreng.

  1. Neotam

Tingkat kemanisan neotam 340 kali lebih tinggi dari gula meja dan pemanis buatan ini sering digunakan dalam makanan yang digoreng, dipanggang, atau dicampur dengan makanan asam

  1. Advantam

Pemanis ini 20.000 kali lebih manis dari gula meja dan digunakan dalam produk makanan yang dipanggang.

Dampak Buruk yang Perlu Diwaspadai

Secara umum, pemanis buatan dinilai aman untuk dikonsumsi, selama tidak berlebihan. Meski begitu, beberapa pemanis buatan diduga bisa menimbulkan efek samping.

Sakarin, misalnya, bisa memicu terjadinya reaksi alergi pada mereka yang memiliki alergi terhadap sulfonamida, senyawa yang terkandung dalam sakarin. Konsumsi pemanis buatan tersebut bisa menyebabkan mereka mengalami kesulitan bernapas, ruam, atau diare.

Selain itu, sudah ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa pemanis buatan tertentu, seperti sukralosa bisa mengurangi sensitivitas insulin dan memengaruhi bakteri usus.

Orang yang mengidap gangguan metabolisme langka, yaitu fenilketonuria (PKU), juga tidak dianjurkan untuk mengonsumsi pemanis buatan. Hal itu karena mereka tidak bisa memetabolisme asam amino fenilalanin yang ditemukan dalam aspartame.

Baca juga: Cara Tepat Mengurangi Asupan Gula

Bila kamu mengalami reaksi alergi akibat konsumsi pemanis buatan, segera temui dokter untuk mendapatkan pengobatan. Kamu bisa berobat ke dokter dengan buat janji di rumah sakit pilihan kamu melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasinya sekarang juga di Apps Store dan Google Play.

This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Web_Artikel-01.jpeg
Referensi:
University of Michigan Health. Diakses pada 2021. Comparing Artificial Sweeteners.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Nutrition and healthy eating
Healthline. Diakses pada 2021. Artificial Sweeteners: Good or Bad?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan