Ketahui Cara Pencegahan Syok Anafilaktik Agar Tidak Semakin Parah

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   11 November 2018
Ketahui Cara Pencegahan Syok Anafilaktik Agar Tidak Semakin ParahKetahui Cara Pencegahan Syok Anafilaktik Agar Tidak Semakin Parah

Halodoc, Jakarta - Sebagian besar orang awam banyak yang belum mengetahui tentang syok anafilaktik. Kondisi ini adalah reaksi dari alergi yang memengaruhi tubuh secara keseluruhan. Oleh para pakar kesehatan, syok anafilaktik masuk kategori kondisi medis yang terbilang darurat dan segera membutuhkan penanganan.

Alasannya, syok anafilaktik dapat mengancam keselamatan dan bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, bahkan beberapa detik setelah tubuh terkontaminasi oleh alergen. Paparan atau kontaminasi ini cenderung menimbulkan reaksi dari sistem imunitas tubuh yang bisa berujung pada syok bahkan kematian. Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui cara pencegahan syok anafilaktik lebih dini.

Penyebab syok anafilaktik sangat beragam, bisa dari makanan, obat, bahkan gigitan serangga. Apabila tubuh telah memiliki suatu reaksi alergi, maka risiko terjadinya syok anafilaktik semakin meningkat. Meskipun begitu, tidak semua reaksi alergi ini berakhir atau menyebabkan seseorang mengalami syok anafilaktik.

Gejalanya berbeda-beda dan yang umum terjadi adalah batuk, muntah, muncul bercak pada kulit yang disertai dengan rasa gatal, bersin dan pilek, mulut dan tenggorokan terasa gatal, kesulitan menelan, hingga bibir dan lidah mengalami pembengkakan.

Sementara pada kondisi yang lebih serius, syok anafilaktik bisa memicu terjadinya sesak napas, nyeri atau sesak pada bagian dada, turunnya tekanan darah, pusing, linglung, hingga kehilangan kesadaran.

Oleh karena gejalanya yang terjadi dengan begitu cepat, maka gangguan kesehatan ini harus segera ditangani dalam waktu antara 30 hingga 60 menit. Pasalnya, beberapa gejala syok anafilaktik disinyalir dapat menimbulkan dampak yang cukup membahayakan nyawa.

Mereka yang Lebih Berisiko

Syok anafilaktik lebih berisiko pada seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit yang sama, alias faktor genetik. Namun, para pengidap asma atau alergi tertentu juga sama berisikonya dengan pengidap yang memiliki riwayat genetik penyakit ini apabila kamu pernah mengalami gangguan kesehatan ini sebelumnya.

Bagaimana Pencegahannya?

Cara pencegahan syok anafilaktik adalah menghindari segala pemicu utamanya. Misalnya, kamu alergi pada jenis makanan tertentu, sebaiknya tidak mengonsumsinya. Jika kamu memeriksakan diri ke dokter, biasanya dokter membantu mengindikasikan jenis alergi yang kamu alami dengan melakukan tes darah atau tes tusuk kulit.

Kamu perlu memberitahu orang-orang terdekat, seperti keluarga atau teman perihal kondisi yang sedang kamu alami. Beritahukan pada mereka tindakan pencegahan dan pertolongan pertama apabila kamu mengalami kambuh ketika sedang bersama mereka.

Adapun pertolongan pertama yang bisa dilakukan untuk meringankan dampak buruk syok anafilaktik adalah dengan membuat pengidap berada pada posisi senyaman mungkin. Lalu, angkat kedua kaki agar aliran darah tetap lancar. Berikan bantuan pernapasan atau CPR ketika pengidap berhenti bernapas hingga bantuan medis tiba.

Dokter biasanya juga akan melengkapi pengidap dengan auto-injektor epinefrin, obat sejenis adrenalin yang biasa digunakan untuk mengobati syok anafilaktik. Pemberian obat ini dilakukan secara auto-injektor atau disuntikkan pada otot paha bagian luar. Biasanya, terjadi penurunan gejala setelah injeksi pertama. Namun jika tidak, kamu mungkin memerlukan injeksi kedua kali.

Jadi, sekarang kamu sudah tahu cara pencegahan syok anafilaktik berikut pertolongan pertama yang bisa diberikan untuk pengidap. Kamu bisa mendapatkan lebih banyak informasi mengenai kesehatan melalui aplikasi Halodoc. Ada banyak ulasan kesehatan terbaru setiap harinya. Selain itu, Halodoc juga bisa langsung menghubungkan kamu dengan dokter, dan membeli obat serta cek lab tanpa perlu keluar rumah. Yuk, download sekarang!

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan