Lahir Tanpa Lubang Anus, Waspadai Kelainan Atresia Ani
Halodoc, Jakarta - Setiap orangtua pasti menginginkan anak yang lahir kelak memiliki kondisi fisik yang sempurna. Kondisi fisik yang sempurna tersebut pun dibutuhkan agar nantinya anak dapat tumbuh normal selayaknya anak-anak lain. Namun, terdapat salah satu jenis kecacatan lahir yang cukup membahayakan yaitu atresia ani atau kondisi saat bayi lahir tanpa lubang anus. Hal ini dikatakan berbahaya sebab pencernaan anak dapat terganggu karena tubuhnya tidak dapat memproses makanan secara sempurna.
Atresia ani juga bisa disebut sebagai anus imperforata, yakni jenis cacat lahir yang terjadi saat usia kehamilan mencapai 5-7 minggu. Pada usia tersebut, rektum mengalami perkembangan yang tidak sempurna sehingga membuat kondisi lubang anus juga tidak dapat berkembang sempurna. Kondisi ini dapat terjadi pada 1 dari 5.000 bayi, bentuk kelainannya pun bermacam-macam, antara lain:
-
Lubang anus yang menyempit atau sama sekali tertutup.
-
Terbentuknya fistula atau saluran yang menghubungkan rektum dengan kandung kemih, uretra, pangkal penis, atau Miss V.
-
Rektum yang tidak terhubung dengan usus besar.
Penyebab dan Gejala Atresia Ani
Atresia Ani sebetulnya hingga kini belum diketahui penyebab pastinya, namun beberapa peneliti yakin bahwa hal ini terjadi karena adanya gangguan perkembangan janin pada tujuh hingga delapan minggu pertama kehamilan. Gangguan tersebut menyebabkan proses pembelahan dan pemisahan dinding pencernaan janin menjadi tidak terjadi dengan sempurna. Selain itu, peneliti juga yakin bahwa hal ini terjadi karena faktor genetik.
Nah, anak yang mengalami atresia ani dapat dikenali melalui gejala-gejala yang terjadi berikut:
-
Perut membesar.
-
Tinja pertama tidak keluar dalam jangka waktu 24 hingga 48 jam setelah lahir.
-
Tinja keluar dari Miss V, pangkal Mr P, skrotum, atau uretra.
-
Pada bayi perempuan, lubang anus terletak sangat dekat dengan Miss V.
-
Lubang anus tidak di tempat yang semestinya, atau tidak terdapat lubang anus sama sekali.
Diagnosis Atresiani Ani
Saat persalinan, biasanya dokter bisa langsung menyadari adanya penyakit atresia ani setelah melakukan pemeriksaan fisik bayi pasca melahirkan. Pemeriksaan pertama yang akan dilakukan oleh dokter adalah memeriksa lambung untuk melihat pembengkakan. Setelah itu, barulah memeriksa pada bagian anus untuk memeriksa kelainannya. Pemeriksaan menggunakan X-ray dan ultrasonik pada perut juga harus dilakukan untuk memastikan adanya kelainan. Rangkaian pemeriksaan tersebut penting dilakukan untuk memeriksa adakah kelainan lainnya atau tidak yang terdiri dari:
-
Sinar X untuk mendeteksi kelainan tulang.
-
USG tulang belakang untuk menemukan kelainan pada tulang belakang.
-
Echocardiogram untuk mendeteksi kelainan jantung.
-
MRI untuk mendeteksi kelainan pada kerongkongan.
Pengobatan Atresia Ani
Tindakan operasi adalah satu-satunya jalan untuk mengobati penyakit ini. Akan tetapi penentuan kapan operasi dapat dilakukan bergantung pada setiap bayi tergantung dari jenis kerumitan dan kondisi fisik bayi. Tindakan operasi yang harus dilakukan, terdiri dari:
-
Operasi untuk menyambung anus dan usus tidak tersambung dengan anus
-
Pemindahan anus ke lokasi yang seharusnya untuk kondisi yang tidak normal pada usus dan sistem urinasi.
-
Kolostomi yang dilakukan untuk menyambung usus ke bukaan di dinding perut supaya kotoran bisa keluar di luar tubuh
-
Pemberian obat penawar rasa sakit, seperti etaminophen atau ibuprofen.
Nah, jika salah satu kerabat atau teman Anda melahirkan bayi yang menderita penyakit ini, maka pertama-tama berilah ia dukungan. Setelah itu, minta ia untuk mengikuti anjuran dokter untuk melakukan penanganan yang tepat. Kamu juga dapat melakukan diskusi dengan dokter ahli di Halodoc dan mendapatkan solusinya. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play!
Baca juga: