6 Makanan dan Minuman yang Tingkatkan Risiko Kanker Otak

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   30 April 2021
6 Makanan dan Minuman yang Tingkatkan Risiko Kanker Otak6 Makanan dan Minuman yang Tingkatkan Risiko Kanker Otak

Halodoc, Jakarta - Sama seperti jenis kanker yang lain, penyebab kanker otak belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Namun, ada beberapa hal yang diduga dapat meningkatkan risikonya. Mulai dari genetik, penuaan, paparan radiasi, hingga kebiasaan makan dan minum yang kurang sehat. Nah, berikut ini beberapa jenis makanan penyebab kanker otak yang perlu kamu ketahui:

Baca juga: Awas, 5 Makanan Ini Bisa Picu Kanker Otak

1. Makanan Berjamur

Makanan penyebab kanker otak yang pertama adalah makanan berjamur. Tepatnya yang mengandung aflatoksin, yaitu sejenis metabolit dari beberapa jenis jamur (salah satunya adalah Aspergillus flavus). Jamur jenis ini umumnya menjadi parasit pada kacang, pohon kacang, dan biji-bijian. 

Aflatoksin kerap dikonsumsi oleh manusia secara tidak sadar, lewat hewan-hewan yang memakan biji-bijian yang mengandung jamur tersebut. Pun ketika seorang ibu menyusui yang mengonsumsi kacang yang mengandung aflatoksin, ASI yang dikeluarkannya bisa masuk ke tubuh bayi yang disusuinya. 

2. Daging dan Telur yang Terkontaminasi Limbah

Mengonsumsi daging dan telur yang terkontaminasi senyawa dioksin dapat meningkatkan risiko terkena kanker otak. Senyawa tersebut bisa didapat dari makanan yang terkontaminasi oleh berbagai jenis limbah, seperti limbah medis, limbah kota, peleburan logam, dan manufaktur kimia. 

Masalahnya, senyawa dioksin dapat mudah larut dalam lemak, sehingga bisa ditemukan pada makanan tinggi lemak, seperti daging dan produk peternakan lainnya, misalnya telur. Selain kanker otak, dioksin juga dapat meningkatkan risiko berbagai kanker lainnya, seperti kanker hati, kanker tiroid, kanker saluran cerna atas, kanker kulit, kanker paru, kanker otak, dan limfoma non-Hodgkin’s. 

3. Makanan yang Dibakar atau Diasap

Makanan yang dibakar atau diasap memiliki kandungan hidrokarbon aromatik polisiklik, yang memiliki efek karsinogenik atau memicu kanker. Selain pada makanan yang dibakar atau diasap, hidrokarbon aromatik polisiklik dapat ditemukan juga pada asap rokok, asap kebakaran, dan asap lainnya. 

Dalam jumlah kecil, senyawa ini juga ditemukan pada minyak, kopi, dan sosis. Selain meningkatkan risiko kanker otak, hidrokarbon aromatik polisiklik juga dapat menjadi pemicu kanker lambung, paru, hati, rahim, kandung kemih, dan kulit. 

Baca juga: Hal yang Terjadi Jika Seseorang Terkena Kanker Otak

4. Makanan Asin

Makanan asin atau yang memiliki kandungan garam sangat tinggi, seperti ikan asin atau sayuran yang diasinkan, dapat meningkatkan risiko terkena kanker otak tipe glioma dan meningioma. Sebab, makanan asin ini mengandung senyawa n-nitrosodimethylamine dan komponen N-nitroso

5. Makanan yang Tercemar Udara

Makanan yang tercemar polusi udara dapat meningkatkan risiko kanker otak. Polusi udara yang dimaksud dapat berupa asap rokok, asap kebakaran, atau asap pada industri produksi. Oleh karena itu, sebaiknya hindari mengonsumsi makanan yang dijual di dekat tempat yang banyak terpapar polusi udara.

6. Alkohol

Kamu memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol? Jika iya, sebaiknya mulai hentikan kebiasaan ini, ya. Sebab, terlalu banyak mengonsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko kanker otak dan beberapa jenis kanker lainnya, seperti kanker mulut, kanker laring, kanker faring, kanker esofagus, kanker payudara, dan kanker hati. Risiko kanker akan meningkat jika jumlah alkohol yang dikonsumsi semakin banyak, apalagi disertai konsumsi tembakau.

Baca juga: Sering Pusing Bukan Berarti Kena Kanker Otak

Itulah sejumlah makanan penyebab kanker otak yang perlu dihindari. Untuk lebih jelasnya mengenai sejumlah penjelasan tersebut, kamu bisa diskusikan langsung dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya.

Referensi:
Better Health Channel. Diakses pada 2021. Cancer and food.
Healthline. Diakses pada 2021. Cancer and Diet 101: How What You Eat Can Influence Cancer.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan