Muncul Kista di Ginjal, Waspada Penyakit Ginjal Polikistik

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 Mei 2019
Muncul Kista di Ginjal, Waspada Penyakit Ginjal PolikistikMuncul Kista di Ginjal, Waspada Penyakit Ginjal Polikistik

Halodoc, Jakarta – Penyakit ginjal polikistik terjadi akibat terbentuknya kista di dalam ginjal. Sesuai definisinya, kista adalah benjolan non-kanker yang berisi cairan menyerupai air. Ukuran kista bisa membesar hingga menimbulkan gejala fisik yang mengganggu kesehatan pengidapnya. Agar kamu lebih tahu, ketahui fakta penyakit ginjal polikistik di sini.

Baca Juga: Ginjal Juga Bisa Kena Kista, Ini Faktanya

Gejala Penyakit Ginjal Polikistik

Gejala penyakit ginjal polikistik meliputi:

  • Terbentuknya batu ginjal.
  • Kulit mudah memar.
  • Ukuran perut membesar.
  • Urine bercampur dengan darah.
  • Warna kulit pucat.
  • Sakit kepala.
  • Mudah lelah.
  • Nyeri tubuh.
  • Frekuensi buang air kecil meningkat.
  • Nyeri sendi.
  • Gagal ginjal.
  • Bentuk dan warna kuku abnormal.
  • Infeksi saluran kemih atau ginjal.

Penyebab Penyakit Ginjal Polikistik

Ginjal polikistik merupakan penyakit keturunan yang disebabkan karena kelainan atau kecacatan pada gen. Berdasarkan penyebab tersebut, berikut dua jenis penyakit ginjal polikistik yang perlu diwaspadai:

  • Autosomal recessive polycystic kidney disease (ARPKD). Gejala muncul sesaat pengidap dilahirkan. Jika kedua orangtua mengidap ARPKD, anak yang dilahirkan memiliki risiko sebesar 25 persen untuk menurunkan ARPKD.
  • Autosomal dominant polycystic kidney disease (ADPKD), merupakan jenis ginjal polikistik yang paling banyak terjadi. Gejala muncul ketika pengidap berusia 30-40 tahun. Jika salah satu orangtua mengidap ADPKD, tiap anak memiliki risiko sebesar 50 persen untuk menurunkan ARPKD.

Penyakit ginjal polikistik yang bukan disebabkan faktor genetik adalah acquired cystic kidney disease (ACKD). Jenis ini muncul pada seseorang yang mengalami gangguan ginjal lain, seperti gagal ginjal atau sedang menjalani cuci darah.

Baca Juga: Sakit Ginjal Tanpa Cuci Darah, Mungkinkah?

Diagnosis dan Pengobatan Penyakit Ginjal Polikistik

Diagnosis penyakit ginjal polikistik dilakukan melalui MRI, USG, CT scan, dan intravenous pyelogram (IVP). Setelah diagnosis ditetapkan, penanganan penyakit ginjal polikistik dilakukan berdasarkan gejala atau komplikasi yang muncul:

  • Infeksi kandung kemih atau ginjal. Antibiotik digunakan untuk mengatasi infeksi dan mencegah kerusakan ginjal yang lebih parah.
  • Kegagalan fungsi ginjal. Ditangani dengan prosedur cuci darah (hemodialisis) atau transplantasi ginjal.
  • Nyeri kronis, ditangani dengan konsumsi obat pereda nyeri. Misalnya, paracetamol untuk mengendalikan rasa nyeri kronis pada punggung.
  • Aneurisma. Dokter dapat menganjurkan pemeriksaan aneurisma intrakranial secara rutin. Jika ditemukan, perlu dilakukan pembedahan untuk mengurangi risiko perdarahan.
  • Darah pada urine. Ditangani dengan konsumsi banyak cairan dan beristirahat untuk mengurangi perdarahan.
  • Komplikasi kista, diatasi dengan pembedahan untuk mengeluarkan cairan kista.
  • Kista pada organ hati. Ditangani dengan pembedahan untuk mengangkat sebagian organ hati atau transplantasi hati.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi). Kondisi ini ditangani dengan konsumsi makanan rendah garam dan lemak. Pengidap juga dianjurkan untuk tidak merokok, lebih sering berolahraga, dan kelola stres. Obat jenis ACE-inhibitors digunakan untuk mengontrol tekanan darah tinggi pengidap.

Baca Juga: Inilah Orang yang Berisiko Kena Kista Ginjal

Itulah jenis penyakit ginjal polikistik yang perlu diketahui. Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar penyakit ginjal polikistik, jangan ragu bertanya dengan dokter Halodoc. Kamu hanya perlu membuka aplikasi Halodoc dan masuk ke fitur Talk to A Doctor untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan