Penanganan yang Dilakukan pada Pengidap PDA

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   11 April 2019
Penanganan yang Dilakukan pada Pengidap PDAPenanganan yang Dilakukan pada Pengidap PDA

Halodoc, Jakarta - Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah terjadinya masalah pada jantung. Umumnya, kondisi ini terjadi dalam beberapa minggu pertama hingga satu bulan setelah bayi dilahirkan. Hal tersebut ditandai dengan adanya hubungan janin yang normal antara aorta dan arteri paru, sehingga memungkinkan darah merah yang masuk ke tubuh untuk disirkulasi ulang melalui paru-paru.

Semua bayi dilahirkan mempunyai sirkulasi darah antara aorta dan arteri pulmonalis. Ketika bayi berkembang di dalam rahim, darah tidak perlu disirkulasikan melalui paru-paru, karena oksigen diberikan melalui plasenta. Selama kehamilan, koneksi diperlukan untuk memungkinkan darah yang kaya oksigen melewati paru-paru bayi dan diproses ke dalam tubuh. Kondisi normal yang dimiliki semua bayi ini disebut ductus arteriosus.

Saat lahir, plasenta dihilangkan bersamaan dengan tali pusar yang terputus. Paru-paru bayi sekarang harus menyediakan oksigen ke tubuhnya. Ketika bayi menarik napas pertama, pembuluh darah di paru-paru terbuka, dan darah mulai mengalir untuk mengambil oksigen. Pada titik ini, ductus arteriosus tidak diperlukan untuk melewati paru-paru. Dalam keadaan normal, dalam beberapa hari pertama setelah kelahiran, ductus arteriosus menutup dan darah tidak lagi melewatinya.

Pada beberapa bayi, ductus arteriosus tetap terbuka dan kondisinya sekarang dikenal sebagai patent ductus arteriosus (PDA). Pembukaan antara aorta dan arteri pulmonalis memungkinkan darah merah bersirkulasi kembali ke paru-paru. Ductus arteriosus permanen terjadi dua kali lebih sering pada anak perempuan dibandingkan pada anak laki-laki.

Baca Juga: Bayi Juga Bisa Kena Gagal Jantung

Penanganan pada Pengidap PDA

Penanganan pengidap PDA tergantung pada usianya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meringankan gangguan yang terjadi pada pengidap PDA adalah:

1. Menunggu Sembari Waspada

Pada bayi yang prematur, PDA sering menutup sendiri. Dokter akan memantau jantung bayi kamu untuk memastikan pembuluh darah terbuka menutup dengan benar. Pada anak-anak dan orang dewasa yang memiliki PDA terbilang minim dapat tidak menyebabkan masalah kesehatan lainnya, tetapi pemantauan mungkin tetap diperlukan.

2. Memberi Obat-Obatan pada Bayi Prematur

Salah satu cara menangani bayi pengidap PDA adalah dengan memberikan obat antiinflamasi non-steroid (NSAID) seperti ibuprofen (Advil, Motrin Bayi, lainnya) atau indometasin (Indocin). Hal tersebut dapat digunakan untuk membantu menutup PDA. NSAID dapat memblokir bahan kimia seperti hormon dalam tubuh yang membuat PDA tetap terbuka. NSAID tidak akan menutup PDA pada bayi cukup tua, anak-anak atau orang dewasa.

Baca Juga: Benarkah Bayi Prematur Rentan Idap PDA?

3. Pembedahan

Jika obat tidak efektif dan kondisi anak yang parah atau menyebabkan komplikasi, operasi mungkin disarankan. Seorang ahli bedah membuat sayatan kecil di antara tulang rusuk bayi untuk mencapai hati anak ibu dan memperbaiki saluran terbuka menggunakan jahitan atau klip.

Setelah operasi, anak akan tetap di rumah sakit selama beberapa hari untuk observasi. Biasanya diperlukan beberapa minggu bagi seorang anak untuk pulih sepenuhnya dari operasi jantung. Kadang-kadang, penutupan bedah mungkin juga direkomendasikan untuk orang dewasa yang memiliki PDA yang menyebabkan masalah kesehatan. Kemungkinan risiko operasi termasuk suara serak, perdarahan, infeksi, dan diafragma yang lumpuh.

4. Prosedur Kateter

Bayi yang lahir secara prematur dan terlalu kecil tidak cocok untuk prosedur kateter. Mungkin, dokter akan merekomendasikan untuk menunggu sampai bayi lebih tua untuk melakukan prosedur kateter yang dapat memperbaiki PDA. Prosedur kateter juga dapat digunakan untuk merawat bayi yang sudah cukup bulan, anak-anak dan orang dewasa.

Dalam prosedur kateter, tabung tipis (kateter) dimasukkan ke dalam pembuluh darah di pangkal paha dan disambungkan ke jantung. Melalui kateter, sumbatan dimasukkan untuk menutup ductus arteriosus. Jika prosedur dilakukan berdasarkan rawat jalan, pengidap tidak akan menginap di rumah sakit. Komplikasi dari prosedur kateter meliputi pendarahan, infeksi, serta pergerakan sumbat pada lokasi ditempatkan kateter di jantung.

Baca Juga: Terdengar Murmur Jantung saat Kehamilan, Awas Gejala PDA

Itulah beberapa penanganan yang dapat dilakukan terhadap pengidap PDA. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal gangguan ini, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan