Pencegahan Terjadinya Paronikia bagi Pengidap Diabetes

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   20 Mei 2019
Pencegahan Terjadinya Paronikia bagi Pengidap DiabetesPencegahan Terjadinya Paronikia bagi Pengidap Diabetes

Halodoc, Jakarta - Paronikia atau yang lebih dikenal dengan cantengan terjadi ketika terdapat infeksi bakteri pada area kuku dan sekitarnya. Kondisi ini dapat menyebabkan bengkak, nyeri, bernanah, kerusakan kuku, bahkan peradangan. Kondisi ini dapat sangat mengganggu kamu jika mengalaminya, karena memengaruhi kenyamanan beraktivitas. Cantengan bisa terjadi pada kuku kaki maupun kuku tangan.

Jangan pernah menyepelekan cantengan, karena kondisinya dapat terjadi secara akut maupun kronik. Paronikia akut terjadi karena adanya trauma atau manipulasi berlebihan pada area kuku dan sekitarnya seperti menggigit kuku, perawatan manikur yang salah, penggunaan kuku palsu, atau menggunting kuku terlalu dalam.

Sementara paronikia kronik merupakan kondisi yang sudah terjadi selama 6 minggu atau lebih dan sering kali terjadi setelah terpapar air atau lingkungan yang lembap. Terkadang juga hal ini dapat terjadi pada mereka yang memiliki penyakit seperti diabetes, obesitas, hiperhidrosis (tangan yang terlalu berkeringat), sistem imun yang buruk, kelainan hormon, dan konsumsi obat-obatan yang menekan sistem imun.

Baca juga: Cara Mengatasi Kuku Cantengan

Kamu dapat mencegah kondisi paronikia dengan cara-cara berikut:

  1. Gunakan alas kaki yang melindungi dan nyaman dikenakan.
  2. Hindari menggunakan sepatu yang terlalu sempit ukurannya atau yang ujungnya terlalu sempit.
  3. Hindari menggunting kuku tangan dan kaki secara berlebihan. Apalagi hingga mengguntingnya terlalu dalam, dan jangan sampai terlalu melengkung. Untuk menghindarinya, sebaiknya gunting kuku secara mendatar.
  4. Hindari membiarkan kuku terlalu pendek atau terlalu panjang. Rawatlah kuku dengan baik dan pastikan panjangnya normal dan cukup melindungi.
  5. Bersihkan kaki secara rutin dan jagalah agar selalu kering. Apabila bekerja di daerah yang mengharuskan kaki atau tangan basah, gunakanlah alat pelindung seperti sarung tangan atau sepatu boot.

Baca juga: Jaga Kebersihan Kuku, Ini Bedanya Paronikia Kronis dengan Paronikia Akut

Ketahui pula gejala paronikia, supaya kamu dapat mengenalinya:

  • Terjadi perubahan pada kuku, seperti kemerahan, bengkak, kuku lepas, dan berbentuk abnormal.
  • Retak pada lipatan kuku atau trauma pada kuku.
  • Nyeri pada kulit di sekitar kuku.
  • Kulit di sekitar kuku terasa lembap dan bisa berlendir.
  • Demam, menggigil, dan tidak enak badan.
  • Nyeri otot dan sendi.

Apabila paronikia tidak segera ditangani, kondisi tersebut akan rentan terkena infeksi yang dapat menyebar ke bagian kulit yang tebal di sekitar kuku. Di samping itu, kondisi ini dapat membuat kuku lepas.

Kamu dapat melakukan pertolongan pertama di rumah jika mengalami paronikia. Kamu bisa merendam kuku dengan air hangat dan sabun antiseptik sebanyak 3-4 kali sehari. Hal ini dapat membantu mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri. Jika paronikia terjadi pada kuku kaki, usahakan untuk menghindari penggunaan sepatu yang lembap dan terlalu ketat karena dapat memperberat infeksi. Apabila paronikia terjadi pada kuku tangan, usahakan tangan agar selalu kering.

Apabila paronikia yang kamu alami berpotensi mengeluarkan nanah, segera adukan keluhan pada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan