Pentingnya Mengajarkan Rasa Cinta Bangsa pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   01 September 2020
Pentingnya Mengajarkan Rasa Cinta Bangsa pada AnakPentingnya Mengajarkan Rasa Cinta Bangsa pada Anak

Halodoc, Jakarta – Rasa cinta bangsa sejatinya dimiliki setiap orang yang tinggal di suatu negara, termasuk pada anak-anak. Kecintaan pada negara alias nasionalisme nyatanya tidak hanya penting dari sisi sejarah, tapi juga bisa membantu tumbuh kembang anak. Mengapa demikian? Anak-anak yang sejak dini dikenalkan dengan nasionalisme dan sejarah bangsa cenderung memiliki semangat juang. 

Melansir halaman Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, belajar sejarah bisa menularkan semangat juang pada anak-anak, terutama dalam meraih cita-cita dan impiannya. Sebab, dengan belajar sejarah anak bisa menggali nilai-nilai atau belajar bagaimana tokoh sejarah menghadapi hidup dan membuat sejarah. 

Baca juga: Ajarkan Anak Selalu Bersikap Jujur agar Tidak Jadi Pembohong

Tips Mengajarkan Nasionalisme pada Anak 

Indonesia memiliki banyak sejarah serta tokoh-tokoh perjuangan. Ayah dan ibu bisa mencoba untuk sesekali mengajarkan dan mengenalkan hal tersebut pada Si Kecil. Selain menambah pengetahuan, terbiasa mengisahkan tentang sejarah pada anak bisa meningkatkan rasa cinta bangsa. Kalau sudah begitu, Si Kecil biasanya akan lebih mencintai negara. 

Selain dengan bercerita dan mengenalkan pada sejarah, ayah dan ibu juga bisa meningkatkan nasionalisme anak dengan menerapkan pola asuh tertentu, salah satunya pola asuh demokratis. Bukan tanpa alasan, anak yang sejak kecil sudah berada di lingkungan demokratis cenderung juga akan menerapkan sikap yang sama saat berada di suatu tempat atau saat bergaul dengan kelompok tertentu.

Kalau sudah begitu, bukan hanya semangat juang menggapai cita-cita yang akan dimiliki anak, tapi juga rasa cinta terhadap bangsa. Pola asuh demokratis diterapkan dengan cara membantu dan mendorong anak untuk melakukan satu hal yang tepat. Selain itu, demokratis juga bisa ditandai dengan selalu melibatkan semua anggota keluarga, termasuk anak, saat mengambil keputusan. 

Baca juga: Ini Dampak Memberikan Julukan Pembohong pada Anak

Secara umum, pola asuh ini diartikan sebagai sikap orangtua yang menghargai anak-anak sebagai pribadi yang mampu berpikir, bersikap, dan bertindak secara mandiri sesuai karakteristiknya. Orangtua juga sebaiknya tidak memaksakan kehendak kepada anak-anak. Pola asuh demokratis akan mampu menumbuhkembangkan sikap nasionalisme pada anak-anak.

Hal itu berkaitan dengan proses perkembangan sikap nasionalisme bersifat sukarela. Dengan kata lain, anak-anak akan mengembangkan sikap nasionalisme dengan kesadaran kritis, tanpa ada paksaan sekalipun dari orangtua. Seperti dikatakan sebelumnya, mengajarkan rasa cinta bangsa pada anak adalah hal yang penting sebab hal ini berkaitan dengan semangat juang dalam menggapai cita-cita. 

Selain menerapkan pola asuh demokratis, ayah dan ibu juga bisa memanfaatkan waktu luang untuk meningkatkan nasionalisme anak. Hal yang bisa dicoba adalah jalan-jalan ke museum sejarah, menonton film tentang perjuangan, serta mengunjungi aktivitas yang bisa membantu meningkatkan rasa kecintaan Si Kecil terhadap bangsa dan negara. 

Baca juga: Peran Ayah dalam Penanaman Nilai-Nilai Spiritual pada Anak

Kalau anak sakit, ibu dan ayah bisa coba pakai aplikasi Halodoc untuk berbicara dengan dokter. Sampaikan masalah kesehatan yang dialami Si Kecil melalui Voice/Video Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter tepercaya. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi 
Britannica Kids. Diakses pada 2020. Nationalism. 
Sahabat Keluarga Kemendikbud. Diakses pada 2020. Cara Sederhana Menumbuhkan Nasionalisme pada Anak.
Sahabat Keluarga Kemendikbud. Diakses pada 2020. Pola Asuh Demokratis Tumbuhkan Sikap Nasionalisme.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan