Perlukah Membedakan Mainan untuk Anak Laki-laki dan Perempuan

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 Agustus 2018
Perlukah Membedakan Mainan untuk Anak Laki-laki dan PerempuanPerlukah Membedakan Mainan untuk Anak Laki-laki dan Perempuan

Halodoc, Jakarta – Selain usia, faktor yang juga sering menjadi bahan pertimbangan saat membeli mainan untuk anak adalah jenis kelaminnya. Untuk anak perempuan, mainan yang biasanya dipilih adalah boneka dan mainan masak-masakan. Sedangkan untuk anak laki-laki, mainan yang biasa diberikan adalah mobil-mobilan dan robot. Memberi boneka pada anak laki-laki justru akan dianggap aneh dan begitu juga sebaliknya. Namun, bila dipikirkan lagi, perlukah membedakan mainan untuk anak laki-laki dan perempuan?

Memang tidak ada peraturan tertulis yang menyatakan bahwa anak perempuan harus bermain boneka dan anak laki-laki bermain robot. Namun, menurut beberapa penelitian, otak anak laki-laki didesain untuk mengekspresikan minat awal pada permainan yang kasar dan melibatkan fisik serta mainan yang bergerak seperti mobil-mobilan. Sementara anak perempuan cenderung memilih boneka dan bermain peran.

Hal ini semakin diperkuat dengan penelitian yang dilakukan terhadap anak-anak simpanse. Ternyata, anak-anak simpanse bermain mirip seperti manusia. Jadi, pada penelitian tersebut, dua anak simpanse yang berbeda jenis kelamin diberikan tongkat sebagai mainannya. Hasilnya, anak simpanse perempuan memperlakukan tongkat itu seperti boneka dan meniru ibunya yang menggendong anak bayi simpanse. Sedangkan anak simpanse laki-laki menggunakan tongkat tersebut untuk bermain pedang-pedangan.

Baca juga: 5 Perbedaan Mengasuh Anak Perempuan dan Laki-laki

Kecenderungan biologis juga membuat anak laki-laki betah melihat mainan mobil-mobilan saat di toko mainan, sedangkan anak perempuan bisa terpaku pada lorong yang penuh boneka. Bahkan studi terdahulu juga menemukan bahwa adanya hormon androgen atau hormon laki-laki sejak anak masih di dalam kandungan turut memengaruhi preferensi anak laki-laki terhadap mainan mobil-mobilan. Seiring bertambahnya usia, anak laki-laki bisa dengan sendirinya menunjukkan sikap menghindari boneka dan mainan feminim lainnya. Hal ini karena adanya pengaruh dari sosialisasi dan perkembangan kognitifnya.

Bolehkah Membedakan Mainan Anak?

Psikolog Perkembangan Anak dan Play Therapist, Mayke S Tedjasaputra, psikolog Rika Ermasari, S.Psi, Ct, CHt dari Brawijaya Women and Children Hospital berpendapat bahwa mainan anak semestinya tidak dibedakan berdasarkan gender. Boneka tidak hanya mainan khusus untuk anak perempuan, namun juga bisa diberikan pada anak laki-laki. Bermain boneka justru bisa memberi manfaat untuk anak laki-laki, terutama saat ia berusia empat tahun. Hal ini karena pada usia tersebut, anak-anak mulai senang bermain peran atau menggunakan imajinasinya. Nah, bermain boneka dapat membantu anak untuk memenuhi kebutuhannya bermain peran tersebut.

Orangtua juga tidak perlu khawatir bila anak laki-lakinya senang bermain boneka, karena ada masanya anak laki-laki tidak akan senang lagi bermain boneka. Namun, peran orangtua memang dibutuhkan dalam menyediakan permainan yang sesuai dengan usia dan tahapan tumbuh kembang anak. Bila ibu masih khawatir bila anak laki-lakinya bermain boneka, Rika menyarankan memberi pilihan boneka yang bervariasi, misalnya seperti boneka binatang atau boneka anak laki-laki.

Baca juga: 5 Tips Memilih Mainan untuk Si Kecil

Dampak Membedakan Mainan Terhadap Tumbuh Kembang Anak

Membedakan mainan anak berdasarkan gender justru akan membatasi jangkauan kemampuan atau keterampilan yang bisa dikembangkan oleh anak laki-laki dan perempuan melalui bermain. Akibatnya, anak jadi kurang bisa mengembangkan minat diri dan bakatnya dengan maksimal. Selain itu, stereotip yang terjadi melalui pengelompokkan mainan untuk anak laki-laki dan perempuan juga bisa berdampak pada anak sampai ia beranjak dewasa nanti. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak sudah memiliki gambaran yang jelas mengenai pekerjaan yang khusus untuk anak laki-laki (pilot, astronot, pembalap, atlet sepakbola, dan lain-lain) dan khusus untuk perempuan (dokter, koki, guru). Hal ini secara tidak langsung akan membuat anak jadi berpikiran stereotip juga nantinya.

Baca juga: 5 Trik Didik Anak Laki-Laki Agar Tak Kasar Terhadap Anak Perempuan

Jadi, biarkanlah anak memilih jenis mainan yang disukainya. Namun, sebagai orangtua, ibu disarankan untuk tetap membimbing Si Kecil di dalam masa tumbuh kembangnya. Bila ibu ingin tahu lebih lanjut seputar tumbuh kembang anak, jangan ragu untuk menggunakan aplikasi Halodoc. Ibu bisa bertanya langsung pada dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan