Perut Terasa Melilit saat Puasa, Ini Penyebabnya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   13 Mei 2019
Perut Terasa Melilit saat Puasa, Ini PenyebabnyaPerut Terasa Melilit saat Puasa, Ini Penyebabnya

Halodoc, Jakarta - Saat puasa, kemungkinan ada gangguan perut yang terjadi, seperti perut terasa melilit. Hal ini biasanya disebabkan oleh kebiasaan makan yang kurang sehat, sakit perut melilit saat puasa bisa jadi tanda dari penyakit yang lebih serius. Untuk itu, kamu perlu mengetahui penyebab dan gejalanya, terutama jika perut melilit terjadi secara terus-menerus.

Salah satu penyebab munculnya rasa sakit dan melilit di perut adalah karena pergerakan usus yang terlalu cepat. Pergerakan usus yang terlalu cepat dapat membuat seseorang mengalami. Dampak lainnya yang dapat ditimbulkan dari pergerakan ini adalah perut jadi melilit dan sakit.

Pergerakan usus dirangsang oleh saraf otonom (saraf yang bekerja tanpa disadari). Saraf ini dirangsang oleh makanan yang masuk ke dalam usus. Pergerakan usus bisa cepat atau lambat, normalnya usus manusia bergerak setiap 10-12 detik sekali. Perlu diketahui bahwa usus memiliki gerak peristaltik. Ini merupakan gerak usus dari atas ke bawah yang berfungsi untuk memindahkan cairan dari atas ke bawah.

Baca juga: Kenali Perut Kembung dan Solusi Mengatasinya

Pergerakan usus ini juga dipengaruhi oleh makanan. Ada beberapa makanan yang menyebabkan usus melilit misalnya makanan berminyak seperti gorengan, makanan bersantan, dan makanan berlemak seperti keju dan susu full cream dan makanan-makanan bergetah lainnya. Selain itu, pergerakan usus yang lambat juga diakibatkan pengosongan makanan yang berjalan lambat.

Untuk menghindari terjadinya usus melilit pada saat puasa, kamu dapat melakukan beberapa kiat berikut:

1. Jauhi Makanan Pemicu

Kamu perlu mengetahui makanan apa saja yang bisa membuat tubuh tidak enak. Buat daftar makanan apa saja yang selama ini kamu konsumsi, dan membuat perut terasa sakit dan melilit. Saat sudah mengetahuinya, kamu harus menghindari makanan-makanan tersebut, baik ketika sahur maupun berbuka.

2. Hindari Makan Terlalu Banyak saat Berbuka

Saat berbuka dan terlalu lapar, biasanya kamu akan kalap melahan aneka makanan yang tersaji di meja makan. Apabila kamu memiliki kebiasaan ini, sebaiknya mulai menahan diri. Karena dengan langsung makan dalam jumlah besar ketika berbuka, mungkin menjadi salah satu penyebab perut melilit. Saat magrib tiba, segeralah berbuka dan mulailah dengan minuman sederhana seperti air putih hingga air kelapa yang mengandung elektrolit, lalu lanjutkan dengan makanan ringan yang manis seperti kurma.

Baca juga: Tips Atasi Sakit Perut Karena Kekenyangan Sehabis Buka Puasa

2. Hindari Tidur setelah Sahur

Langsung tidur setelah makan sahur ternyata dapat meningkatkan sekresi asam lambung. Hal ini mengakibatkan perut akan terasa melilit, nyeri, bahkan mual pada siang harinya. Cobalah untuk tidak tidur setelah sahur.

3. Kelola Stres

Perlu kamu ketahui bahwa stres menjadi biang dari berbagai penyakit, termasuk masalah perut. Stres dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memicu rasa melilit pada perut. Maka itu, cobalah untuk mengendalikan stres dengan baik selama puasa, supaya tidak mengganggu kenyamanan beribadah kamu. Buat pikiran menjadi lebih rileks dan sempatkan diri untuk melakukan hal-hal yang disukai. Jangan lupa berolahraga secara teratur, karena olahraga bisa meningkatkan kadar hormon endorfin dalam tubuh yang memicu perasaan bahagia.

Baca juga: Faktor Penyebab Sembelit Saat Berpuasa

Begitulah penyebab dari munculnya rasa perut melilit saat puasa. Jangan sampai sakit perut melilit menjadi penghambat kamu beribadah puasa. Jadi, kalau kamu mengalami gangguan yang cukup mengganggu, langsung saja hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc agar segera mendapat pertolongan. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan