PPOK Tidak Bisa Disembuhkan, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   26 Juni 2019
PPOK Tidak Bisa Disembuhkan, Benarkah?PPOK Tidak Bisa Disembuhkan, Benarkah?

Halodoc, Jakarta – Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit pernapasan yang membuat seseorang sulit bernapas akibat tersumbatnya saluran udara di paru-paru. PPOP dapat semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Lantas, benarkah PPOK tidak bisa disembuhkan? Ketahui faktanya di sini.

Baca Juga: Waspadai 5 Penyakit Paru yang Umum Terjadi

PPOK terjadi karena penyumbatan atau kerusakan jaringan paru-paru, akibat menghirup zat iritan dalam jangka waktu lama. Iritas yang dimaksud antara lain berupa asap rokok, debu, polusi udara, gas, uap, bahan kimia, dan zat lain yang mengganggu pernapasan.

Mengenal Gejala PPOK

Gejala PPOK meliputi batuk kronis, sesak napas, nyeri dada, mengi, kelelahan, panas dingin, demam ringan, batuk berdahak (dengan lendir berwarna bening, putih, abu kekuningan atau hijau), serta peningkatan infeksi pernapasan (seperti flu dan pilek).

Kamu dianjurkan berbicara ke dokter jika mengalami kesulitan bernapas, bibir atau kuku berubah menjadi biru, dan jantung berdetak sangat cepat. Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, PPOK berisiko menimbulkan komplikasi, yaitu masalah jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan infeksi pernapasan.

Baca Juga: Inilah 5 Faktor Pemicu Paru Obstruktif Kronis

Benar, PPOK Tidak Bisa Disembuhkan

Hingga kini, belum ada pengobatan yang mampu menyembuhkan PPOK. Hanya upaya pencegahan dan pengendalian yang mampu mengatasi PPOK. Artinya, pengidap PPOK bisa melakukan sesuatu untuk mencegah kerusakan dan gejala yang memburuk. 

Sebelum menentukan jenis pengobatan, dokter melakukan diagnosis PPOK dengan menanyakan gejala, meninjau riwayat kesehatan, dan memeriksa kondisi fisik pengidap. Tes fungsi paru dilakukan menggunakan spirometer untuk menilai volume hembusan napas pengidap. 

Bila perlu, dilakukan pemeriksaan penunjang, meliputi tes darah, analisa gas darah arteri, foto rontgen dada, CT scan, pengambilan sampel dahak, serta elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiogram. Setelah diagnosis ditetapkan, berikut ini pengobatan untuk mengatasi PPOK:

  • Melakukan vaksinasi flu dan pneumokokus.

  • Konsumsi obat, seperti bronkodilator atau kombinasi antara bronkodilator dengan kortikosteroid inhalasi. Obat bronkodilator berfungsi untuk membantu proses bernapas dengan mengendurkan otot di paru-paru dan memperlebar saluran udara. Sedangkan, obat kombinasi digunakan untuk mengurangi peradangan paru.

  • Terapi oksigen secara rutin, dianjurkan bagi pengidap PPOK yang sudah cukup parah. 

  • Fisioterapi dada atau rehabilitasi paru-paru. Program ini dilakukan untuk mengedukasi PPOK, efeknya terhadap kondisi psikologi, pola makan yang sebaiknya dilakukan pengidap, serta memberikan latihan fisik dan pernapasan untuk pengidap (seperti berjalan dan mengayuh sepeda).

  • Operasi, merupakan pilihan terakhir untuk mengatasi PPOP. Tindakan ini sering dilakukan pada pengidap emfisema, termasuk bullectomy dan operasi pengurangan volume paru (LVRS). Transplantasi paru dapat menjadi pilihan bagi pengidap PPOK dengan tingkat keparahan yang tinggi.

Selain pengobatan di atas, pengidap PPOK dianjurkan untuk mengubah gaya hidup untuk membantu proses pemulihan. Di antaranya dengan berhenti merokok, menghindari zat iritan, berhenti merokok, memasang alat pelembap udara (air humidifier), menjaga pola makan yang sehat, rutin berolahraga, dan memeriksakan diri secara berkala ke dokter untuk membantu kondisi kesehatan.

Baca Juga: 4 Olahraga yang Aman untuk Pengidap Paru Obstruktif Kronis


Meski tidak bisa disembuhkan, PPOK bisa diobati untuk mengurangi risiko komplikasi yang lebih serius. Kalau kamu punya keluhan pernapasan, jangan ragu untuk berbicara pada dokter. Tanpa harus antre, kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan di sini. Kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk memudahkan tanya jawab dengan fitur Tanya Dokter.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan