Prosedur Pelaksanaan Operasi Prostat pada Usia Lanjut

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   12 Oktober 2021
Prosedur Pelaksanaan Operasi Prostat pada Usia LanjutProsedur Pelaksanaan Operasi Prostat pada Usia Lanjut

“Operasi prostat biasanya dilakukan untuk mengatasi kanker prostat atau pembesaran kelenjar prostat. Ada dua jenis operasi prostat yang bisa dijadikan pilihan, operasi prostat terbuka atau operasi laparoskopi. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga kamu wajib membicarakan dengan dokter terlebih dahulu.”

Halodoc, Jakarta – Prostat adalah sebuah kelenjar yang terletak di bawah kandung kemih tepatnya di depan rektum. Kelenjar prostat punya peran yang sangat penting dalam sistem reproduksi laki-laki, yakni menghasilkan cairan yang membawa sperma. Lansia merupakan kelompok individu yang rentan mengalami masalah pada kelenjar prostat. Benign prostatic hyperlapsia (BPH) atau pembesaran kelenjar prostat hingga kanker prostat adalah beberapa kondisi yang rentan dialami lansia. 

Operasi prostat seringkali menjadi pilihan pengobatan untuk mengatasi masalah prostat yang dialami lansia. Prosedur ini bertujuan untuk menyembuhkan kondisi pengidap, mengatasi inkontinensia urine, dan mempertahankan kemampuan laki-laki untuk dapat mengalami ereksi. Lantas, seperti apa prosedur operasi kelenjar prostat pada lansia? Simak penjelasan berikut ini. 

Baca juga: Ini Hal-Hal yang Memengaruhi Kesuburan Pria

Prosedur Operasi Prostat pada Lansia

Ada dua jenis operasi prostat yang bisa dilakukan, operasi terbuka dan operasi laparoskopi. Berikut perbedaan diantara keduanya:

1. Operasi terbuka

Prostatektomi terbuka adalah operasi prostat terbuka dilakukan dengan membuat sayatan kulit untuk mengangkat prostat dan jaringan di sekitarnya. Untuk melakukan operasi ini, pasien perlu mendapatkan anestesi umum, spinal atau epidural. Ada dua jenis operasi terbuka yang dapat dilakukan oleh dokter bedah, yaitu:

  • Retropubik radikal. Dokter bedah akan membuat sayatan dari pusar ke tulang kemaluan untuk mengangkat prostat atau beberapa kelenjar getah bening untuk pengujian. 
  • Pendekatan perineum radikal. Untuk operasi jenis ini, dokter bedah perlu membuat sayatan di ruang antara rektum dan skrotum. Prosedur ini sering dilakukan apabila pasien memiliki kondisi medis lain yang mempersulit operasi retropubik. Dalam posisi ini, dokter bedah tidak dapat mengangkat kelenjar getah bening. 

Baca juga: Mau Cek Sperma? Begini Prosedur yang Mesti Dilakukan

2. Laparoskopi

Operasi laparoskopi adalah pendekatan invasif minimal untuk operasi prostat. Laparoskopi juga memiliki dua pendekatan, yaitu:

  • Prostatektomi radikal laparoskopi. Dokter bedah akan membuat luka kecil untuk instrumen bedah yang disebut laparoskop. Laparoskop berbentuk tabung tipis yang dilengkapi kamera supaya dokter bedah dapat melihat kondisi organ-organ di dalam tubuh. 
  • Prostatektomi radikal laparoskopi dengan bantuan robot. Untuk melakukan jenis operasi ini, dokter bedah akan duduk di ruang operasi sembari mengarahkan lengan robot sambil melihat monitor komputer. Lengan robot dapat memberikan lebih banyak kemampuan manuver dan presisi daripada prosedur lainnya.

Kedua jenis operasi ini tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Pastikan kamu mendiskusikannya dengan dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan jenis operasi yang sesuai dengan kondisi yang kamu alami. 

Kemungkinan Efek Samping dari Operasi Prostat

Semua prosedur bedah tentunya memiliki risiko efek samping, seperti reaksi terhadap anestesi, perdarahan, infeksi, penggumpalan darah dan lain-lain. Pada operasi prostat, kemu mungkin juga berisiko mengalami urine tersumbat atau pengentalan urine. Efek samping lain yang perlu kamu waspadai setelah menjalani operasi prostat adalah:

  • Masalah kemih. Beberapa masalah kemih yang berisiko terjadi setelah operasi diantaranya sakit saat BAK, kesulitan BAK dan inkontinensia urine. Namun, masalah-masalah ini biasanya hilang beberapa bulan setelah operasi.
  • Disfungsi ereksi. Sebenarnya, normal bila kamu tidak mengalami ereksi delapan hingga 12 minggu setelah operasi. Kunjungi dokter bila kamu mengalami disfungsi ereksi dalam jangka panjang. 
  • Disfungsi seksual. Selain disfungsi ereksi, kamu juga dapat mengalami perubahan orgasme dan kehilangan kesuburan. Ini karena dokter telah mengangkat kelenjar air mani selama prosedur. 
  • Limfedema dan hernia. Operasi prostat juga berisiko menyebabkan penumpukan cairan di kelenjar getah bening (limfedema) pada area genital atau kaki, atau mengembangkan hernia. Dua kondisi dapat menyebabkan rasa sakit dan bengkak, tetapi keduanya dapat diperbaiki dengan pengobatan.

Baca juga: Pria Paling Tidak Tahan Kalau 7 Bagian Ini Disentuh

Demam, panas dingin, pembengkakan dan drainase dari sayatan adalah beberapa tanda yang harus kamu waspadai setelah menjalani operasi. Bila kamu mengalami kondisi tersebut segera periksakan diri ke dokter. Buat janji rumah sakit melalui aplikasi Halodoc supaya lebih mudah dan praktis. Jangan tunda memeriksakannya karena bisa jadi gejala tersebut adalah tanda infeksi setelah operasi. Download aplikasi Halodoc sekarang juga!

This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Web_Artikel-01.jpeg
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. What You Need to Know About Prostate Surgery.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Prostatectomy.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan