Ini Saatnya Pengidap Gagal Hati Harus Lakukan Transplantasi

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   08 Februari 2019
Ini Saatnya Pengidap Gagal Hati Harus Lakukan TransplantasiIni Saatnya Pengidap Gagal Hati Harus Lakukan Transplantasi

Halodoc, Jakarta - Hati adalah salah satu organ yang memiliki banyak fungsi bagi tubuh manusia. Dengan bantuan organ ini, tubuh akan menyerap nutrisi penting dan membuang racun yang tidak diperlukan tubuh. Saat seseorang didiagnosis mengidap gagal hati, bukan berarti mereka kehilangan harapan hidup. Meski penyakit ini merupakan tahapan akhir dari penyakit hati, namun dengan melakukan transplantasi hati, pengidapnya masih bisa sembuh.

Dalam dunia medis, gagal hati dapat diatasi dengan transplantasi hati yaitu melakukan cangkok dari hati pendonor. Transplantasi yang dilakukan adalah transplantasi donor hidup atau sebagian organ hati berasal dari pendonor yang masih hidup.

Menurut American Liver Foundation, sekitar 75 persen pengidap gagal hati yang menerima hati baru akan terus hidup sekurang-kurangnya selama 5 tahun ke depan setelah operasi. Hasil ini lebih baik pada anak-anak, yaitu 82 persen dari mereka bisa melangsungkan hidup sekurang-kurangnya selama 10 tahun ke depan setelah operasi. Orang yang pada akhirnya diminta untuk melakukan transplantasi adalah mereka yang mengalami kerusakan permanen akibat infeksi virus hepatitis, keracunan obat-obatan, penyakit autoimun, atau kelainan bawaan seperti atresia bilier dan alagille syndrome.

Baca Juga:  Inilah Cara Alkohol Pengaruhi Kesehatan Liver

Langkah-Langkah Menjalani Operasi Transplantasi Hati

Ada tiga langkah yang dijalani saat hendak melakukan transplantasi akibat gagal hati. Prosedur tersebut antara lain:

  • Pengangkatan hati donor. Hati yang sehat dari pendonor akan diangkat. Transplantasi hati bisa dilakukan dengan cangkok sebagian jaringan hati dari donor yang hidup maupun yang telah wafat kepada tubuh penerima donor yang membutuhkan. Hebatnya, hati yang dicangkokkan dapat tumbuh kembali menjadi hati yang utuh dan normal. Begitu pula yang terjadi pada sebagian jaringan hati yang tersisa dalam tubuh pendonor hidup. Hati memiliki kemampuan untuk meregenerasi diri meski lebih lambat dibanding sel tubuh lainnya.

  • Operasi back table. Langkah ini dilakukan guna membuat perubahan yang diperlukan pada jaringan hati pendonor agar sesuai kebutuhan pasien penerima, seperti mengurangi ukuran hati. Hal ini dilakukan tepat sebelum operasi pencangkokan hati.

  • Operasi pencangkokan hati pada pasien penerima. Ini merupakan langkah terakhir, yaitu jaringan hati ditanamkan untuk menggantikan hati pasien yang telah rusak atau gagal berfungsi.

Pemulihan Transplantasi Hati

Setelah transplantasi hati, penting bagi pasien transplantasi untuk merawat organ baru mereka. Termasuk di antaranya adalah perubahan gaya hidup seperti berolahraga secara rutin, diet sehat, minum obat dan bertemu dengan dokter untuk pemeriksaan tindak lanjut medis secara teratur.

Penerima transplantasi hati harus minum obat anti penolakan seumur hidupnya. Obat ini juga dikenal sebagai immunosuppressants dan membantu mencegah tubuh pasien menolak hati yang baru. Sistem kekebalan yang kuat mungkin mengenali hati baru sebagai 'benda asing' dan menyerang sel-selnya, oleh sebab itu obat anti penolakan dapat menurunkan sistem kekebalan dan mencegahnya menyerang organ baru. Selain itu, obat ini mampu mencegah peningkatan risiko terkena infeksi.

Baca Juga: 8 Orang Ini Berpotensi Terkena Gagal Hati

Punya keluhan di organ hati atau masalah kesehatan lainnya? Tidak usah panik, kamu bisa bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu dapat mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan