Sama Kanker Kulit, Ini Bedanya Melanoma dan Karsinoma Sel Basal

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   25 Mei 2019
Sama Kanker Kulit, Ini Bedanya Melanoma dan Karsinoma Sel BasalSama Kanker Kulit, Ini Bedanya Melanoma dan Karsinoma Sel Basal

Halodoc, Jakarta - Mendengar kata “kanker” pastinya membuat orang-orang yang mendengarnya merasa ngeri. Alasannya jelas, penyakit ini merupakan penyakit ganas yang bisa mengancam nyawa. Nah, dari banyaknya jenis kanker, kanker kulit merupakan salah satu kanker yang umum terjadi.

Nah, kanker kulit ini sendiri terbagi menjadi dua, yaitu melanoma dan non-melanoma (karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa.  Melanoma ini merupakan kanker kulit yang paling ganas yang menyerang melanosit dan memberi warna pada kulit kita. Kanker jenis ini paling banyak disebabkan oleh sinar matahari, dan sisanya karena faktor genetik.

Lantas, apa sih perbedaan kanker melanoma dan karsinoma sel basal?

Baca juga: 8 Faktor Risiko Seseorang Terkena Karsinoma Sel Basal

Melanoma dan Tahi Lalat

Kanker melanoma dapat kita deteksi dengan cara mudah. Misalnya, melihat ada tidaknya tahi lalat yang tak normal pada tubuh. Caranya dengan menggunakan metode ABCD: asimetris, border, colour, dan diameter.

Gejala kanker ini seringkali ditandai dengan munculnya tahi lalat baru atau perubahan tahi lalat yang lama. Bentuk tahi lalat normal biasanya satu warna, berbentuk bulat atau normal, dan berdiameter kurang dari enam milimeter. Sedangkan melanoma lain lagi ceritanya.

Yang perlu diingat, meski tahi lalat bisa berubah karena berbagai hal, tapi ada beberapa tanda yang mesti kamu waspadai. Misalnya, tahi lalat baru yang muncul setelah usia 30 tahun. Pasalnya, seharusnya di usia tersebut tidak muncul lagi tahi lalat baru. Kata ahli dermatologi dari Fox Chase Cancer Center, Amerika Serika, kebanyakan kanker kulit melanoma muncul dari kulit yang tadinya normal, hanya 28 persen yang berkembang dari tahi lalat yang sudah ada.

“Rumus” ABCDE

Bila ditelisik secara saksama, tahi lalat normal cenderung berbeda dengan tahi lalat yang menjadi ciri kanker melanoma. Tahi lalat normal biasanya memiliki satu warna, bulat atau oval, dan berdiameter kurang dari enam milimeter.

Baca juga: Kenali 9 Gejala Kanker Kulit yang Jarang Disadari

Nah, untuk mempermudah mengenali tahi lalat yang menjadi ciri kanker melanoma, para ahli menerapkan “rumus” ABCDE.

A (asymmetrical)

Artinya, kanker kulit melanoma memiliki bentuk tidak beraturan, tak bisa dibagi dua sama rata alias asimetris.

B (border)

Border atau pinggiran ini berarti pinggiran melanoma tidak rata dan kasar.

C (colour)

Warna melanoma biasanya terdiri dari campuran dua atau tiga warna.

D (diameter)

Ukuran diameter melanoma biasanya lebih dari enam milimeter.

E. (enlargement/evolution)

Artinya, tahi lalat yang berubah bentuk dan ukuran setelah beberapa lama, biasanya akan menjadi melanoma.

Karsinoma Sel Basal

Karsinoma sel basal merupakan salah satu jenis kanker kulit yang ditandai dengan adanya benjolan. Benjolan ini mudah berdarah dan bisa bertambah besar setiap tahunnya. Umumnya, benjolan yang muncul pada area tubuh yang sering terpapar sinar matahari ini tak terasa sakit.

Yang perlu digarisbawahi, andaikan kondisi ini tak ditangani dengan tepat, kanker kulit ini bisa memicu berbagai komplikasi dan menyebar ke organ lainnya. Mulai dari tulang, hingga pembuluh darah.

Awasi Gejala-Gejalanya

Pengidap kanker kulit jenis ini bisa mengalami beberapa gejala, seperti:

  • Pertumbuhan kulit berupa benjolan yang terdapat pembuluh darah di dalamnya.

  • Benjolan ini tak terasa sakit, tapi mudah berdarah.

  • Berwarna merah muda, cokelat, ataupun hitam.

Penampakan benjolan dapat berbeda pada setiap orang, misalnya:

  • Ruam datar, bersisik, dan kemerahan.

  • Lesi seperti luka goresan, berwarna putih, lembut, dan tanpa tepi luka yang jelas.

Baca juga: 4 Stadium Kanker Kulit yang Perlu Diwaspadai

Gejala-gejala karsinoma sel basal di atas kebanyakan muncul di area-area tubuh yang sering terpapar sinar matahari. Contohnya wajah, leher, dan tangan. Meski begitu, kanker kulit ini juga bisa terjadi di area tubuh lainnya, seperti payudara, meski tergolong jarang.

Awasi Faktor Risikonya

Selain hal-hal di atas, kita juga mesti mewaspadai faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit ini, seperti:

  • Terkena paparan sinar matahari yang sering dan lama.

  • Menggunakan obat imunosupresif.

  • Terpapar racun arsenik.

  • Memiliki penyakit keturunan yang berisiko menyebabkan kanker kulit, seperti nevoid basal cell carcinoma syndrome.

  • Pernah menjalani terapi radiasi (radioterapi).

  • Sering beraktivitas di luar ruangan dan terpapar sinar matahari.

  • Berusia di atas 50 tahun.

  • Riwayat anggota keluarga pernah mengidap karsinoma sel basal.

Memiliki masalah pada kulit? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan