Siapa yang Perlu Lakukan Cuci Darah?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   27 Februari 2019
Siapa yang Perlu Lakukan Cuci Darah? Siapa yang Perlu Lakukan Cuci Darah?

Halodoc, Jakarta - Pada dasarnya, tubuh kita secara alami didesain untuk mampu melakukan cuci darah secara alami. Tapi, ada kalanya karena masalah medis tertentu tubuh tak lagi bisa melakukannya proses tersebut. Karena itu, diperlukan bantuan alat medis untuk melakukannya.

Baca juga: Ketahui Hemodialisis, Cuci Darah dengan Alat Bantu Mesin

Dalam dunia medis proses ini disebut dengan hemodialisa, terapi cuci darah di luar tubuh untuk orang yang ginjalnya tak berfungsi dengan optimal. Singkat kata, cuci darah atau hemodialisa diperlukan ketika ginjal tak berfungsi lagi dengan baik.

Hanya untuk Pengidap Ginjal?

Seperti yang dijelaskan di atas, tubuh memiliki kemampuan mencuci darah secara otomatis bila ginjal dalam keadaan baik. Sebab, organ yang satu ini memang bertanggung jawab melakukan tugas ini. Selain membersihkan darah dalam tubuh, ginjal juga membentuk zat-zat yang menjaga tubuh agar tetap sehat.

Tapi, pada pengidap penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal, organ ini sudah tidak bisa berfungsi dengan baik. Karena itulah, proses cuci darah mesti dibantu dengan bantuan alat medis. Hemodialisa menggantikan fungsi ginjal ketika ginjal sudah tidak lagi bekerja. Kira-kira bila fungsi ginjal hilang sebanyak 85–90 persen, maka pengidapnya diwajibkan untuk melakukan proses hemodialisa ini. Tujuannya jelas, agar terhindar dari berbagai komplikasi yang fatal.

Baca juga: Gagal Ginjal Kronis Perlu Cuci Darah

Yang perlu digarisbawahi, hemodialisa tak hanya diperuntukkan bagi pengidap gangguan ginjal. Sebab, ada juga orang-orang dengan beberapa kondisi medis tertentu yang membutuhkan hemodialisa. Misalnya, pengidap jantung kronis, mengalami keracunan berat, kadar kalium yang terlalu tinggi pada darah, dan kondisi medis lainnya.

Lewati Proses Penyaringan

Kira-kira bagaimana cara kerja dari hemodialisa? Nah, prosesnya menggunakan mesin khusus untuk menyaring darah menggantikan ginjal yang rusak. Mesin ini berperan sebagai ginjal artifisial (ginjal buatan) yang dapat menyingkirkan zat-zat kotor, garam, serta air berlebih yang ada di dalam darah pengidap.

Pada proses cuci darah ini, petugas medis akan memasukkan jarum ke pembuluh darah untuk menghubungkan aliran darah dari tubuh ke mesin pencuci darah. Setelah itu, darah kotor akan disaring dalam mesin pencuci darah. Setelah tersaring, darah yang bersih akan dialirkan kembali ke dalam tubuh.

Baca juga: Tanpa Cuci Darah, Apakah Gagal Ginjal Kronis Bisa Diobati?

Kira-kira proses hemodialisa menghabiskan waktu sekitar empat jam per sesi. Dalam seminggu, pengidap perlu menjalani setidaknya 3 sesi dan hanya bisa dilakukan di klinik cuci darah atau rumah sakit.

Mau tahu lebih jauh mengenai hal di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan