Silent Killer, Keracunan Sianida Selalu Berakibat Fatal

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   24 Januari 2019
Silent Killer, Keracunan Sianida Selalu Berakibat FatalSilent Killer, Keracunan Sianida Selalu Berakibat Fatal

Halodoc, Jakarta – Pada orang sehat, sianida muncul dalam darah dalam kondisi normal sebagai akibat dari metabolisme vitamin B dan faktor lingkungan, seperti makanan atau merokok. Sianida adalah racun oral yang menghasilkan gejala dan kematian dalam hitungan menit hingga jam. Dosis sianida oral yang mematikan adalah 200–300 miligram. Kadar sianida pada darah lebih dari 2,5 miligram  dikaitkan dengan koma dan berpotensi mematikan.

Baca juga: 5 Makanan yang Tak Boleh Dikonsumsi Mentah

Sianida adalah kombinasi racun yang unik dan sangat beracun, bahkan bila hanya digunakan dalam jumlah kecil. Keefektifan sianida sebagai racun berhubungan dengan berat badan yang mengonsumsinya.  

Misalnya, seseorang yang memiliki berat 72,64 kilogram dan menelan 0,3632 gram kalium sianida, maka diperkirakan akan mati dalam tiga hari. Jika ia menelan lebih banyak 0,55 gram, kematiannya bisa datang lebih cepat. Kristal kalium sianida kristal tidak akan dapat dibedakan oleh mata dari garam atau gula biasa dan akan mudah larut dalam air, teh, ataupun kopi.

Baca juga: Mana yang Lebih Bahaya, Bau Timbal Bensin atau Asap Rokok?

Keracunan sianida sulit dideteksi karena ketika dicerna sianida dapat dengan mudah membentuk solusi di perut yang dengan cepat memasuki darah dan bersirkulasi melalui setiap bagian tubuh. Sifat racunnya bisa berkurang bila orang tersebut mengonsumsi alkohol dan gula secara bersamaan.

Ion sianida yang bereaksi dengan gula membentuk amygdalin. Senyawa ini sangat tidak stabil dan terurai dalam air untuk membentuk kembali sianida dan gula. Akibatnya, jumlah efektif sianida yang dicerna berkurang karena reaksinya dengan gula dan alkohol membentuk amygdalin yang kurang beracun.

Keracunan sianida dapat dikenali dari aroma yang mirip dengan almond yang berasal dari muntahan ataupun kotoran korban. Darah korban keracunan sianida tampak agak kebiru-biruan, karena pembentukan kompleks besi dengan sianida.

Fakta tentang Sianida

Sianida adalah racun kerja cepat yang bisa mematikan. Dulunya digunakan sebagai senjata kimia untuk pertama kalinya dalam Perang Dunia I. Sianida tingkat rendah ditemukan di alam dan dalam produk yang biasa kita makan dan gunakan.

Sianida dapat diproduksi oleh bakteri, jamur, dan alga tertentu. Selain itu, ditemukan juga dalam asap rokok, knalpot kendaraan, dan makanan, seperti bayam, rebung, almond, kacang panjang, dan tapioka.

Baca juga: BBM di Indonesia Bikin Polusi Udara Semakin Enggak Sehat

Karakteristik Sianida

Ada beberapa bentuk kimia sianida. Hidrogen sianida adalah cairan berwarna biru pucat atau tidak berwarna pada suhu kamar dan merupakan gas tidak berwarna pada suhu yang lebih tinggi. Ini memiliki bau almond pahit. Sodium sianida dan potasium sianida adalah bubuk putih yang mungkin memiliki bau, seperti almond pahit.

Bahan kimia lain yang disebut sianogen dapat menghasilkan sianida. Sianogen klorida adalah gas cair tidak berwarna yang lebih berat dari udara dan memiliki bau menyengat. Sementara beberapa senyawa sianida memiliki bau yang khas, namun bau bukanlah cara yang baik untuk mengetahui apakah ada sianida.

Sebagian orang tidak dapat mencium bau sianida. Beberapa orang bisa mencium baunya pada awalnya, tetapi kemudian terbiasa dengan baunya.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai keracunan sianida sebagai silent killer, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.



Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan