Mengenal Inovasi Wolbachia untuk Menekan Penyebaran Kasus DBD

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   28 November 2023

“Inovasi wolbachia pertama kali diterapkan pada 2011 di Yogyakarta. Sejauh ini, inovasi sudah digunakan di 14 negara, termasuk Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Mexico, Kiribati, Sri Lanka, dan New Caledonia.”

Mengenal Inovasi Wolbachia untuk Menekan Penyebaran Kasus DBDMengenal Inovasi Wolbachia untuk Menekan Penyebaran Kasus DBD

Halodoc, Jakarta – Dalam 50 tahun terakhir, kasus demam berdarah dengue (DBD) secara global meningkat 30 kali lipat. Pengidapnya banyak ditemukan di wilayah tropis dan subtropis, terutama Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Menarik data terakhir dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, kasus DBD di Indonesia pada Agustus 2023 mencapai 57.884, dengan korban jiwa mencapai 422 anak. Sementara itu, secara global terdapat 4.5 juta kasus dan lebih dari 4.000 kematian di 80 negara.

Nah, dalam mengatasi lonjakan kasus DBD yang signifikan, inovasi wolbachia menjadi solusi potensial. Wolbachia adalah sejenis bakteri yang dapat mengurangi kemampuan nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang.

Apa itu Wolbachia? 

Wolbachia adalah bakteri yang secara alami terdapat di dalam 60% spesies serangga, bukan hasil rekayasa genetik. Namun, saat bakteri berada di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti,  maka virus dengue dalam tubuh nyamuk tidak mampu berkembang. Alhasil, nyamuk pun tidak dapat menularkan penyakit demam berdarah.

Dengan menghambat perkembangan virus DBD, wolbachia mampu menekan penularan penyakit demam berdarah. Mau tahu lebih jauh gejala demam berdarah dan langkah tepat pencegahannya? Baca di artikel ini: Gejala Demam Berdarah dan Tips Pencegahannya yang Wajib Diketahui

Bagaimana Cara Kerja Inovasi Wolbachia? 

Efektivitas wolbachia telah diteliti sejak 2011 lalu oleh World Mosquito Program (WMP) di Yogyakarta dengan dukungan filantropi yayasan Tahija. Penelitian dilakukan dalam skala terbatas pada tahun 2011 hingga 2015.

Penelitian berjudul Update to the AWED (Applying Wolbachia to Eliminate Dengue) trial study protocol: a cluster randomised controlled trial in Yogyakarta, Indonesia yang terbit pada jurnal BioMed Central, telah membuktikannya dengan memindahkan wolbachia dari lalat buah ke nyamuk Aedes aegypti betina. Teknik ini bukan rekayasa genetik, karena tidak melibatkan modifikasi genetik nyamuk maupun wolbachia.

Awal mulanya, inovasi wolbachia telah lebih dulu dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada 2022. Hasilnya, wolbachia mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen dan menurunkan potensi rawat inap hingga 86%.

Dalam jangka waktu penelitian, peneliti terbaik UGM bisa membuktikan secara ilmiah, sistematis, dan konsisten bahwa penggunaan wolbachia dapat menurunkan insiden DBD di bawah 10/100.000.

Pertanyaannya, bagaimana cara kerja dari inovasi ini? Dalam inovasi teknologi wolbachia, nyamuk ber-wolbachia (yang terinfeksi bakteri wolbachia) akan dikawinkan dengan nyamuk tidak ber-wolbachia.

Nah, hasil dari perkawinan tersebut akan menyebabkan telur nyamuk ber-wolbachia (sehingga saat menjadi nyamuk tidak bisa menyebarkan virus). Selain itu, telur nyamuk dari betina tidak ber-wolbachia pun juga tidak akan menetas.

Sudah tahu seperti apa fase demam berdarah? Baca selengkapnya di artikel ini: “Ibu Wajib Tahu, Ini Fase Demam Berdarah pada Anak”.

Keamanan Inovasi Wolbachia 

Terkait tentang kekhawatiran masyarakat, Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, dr. Riris Andono Ahmad MPH, Ph.D dengan tegas menyatakan bahwa wolbachia tidak menginfeksi manusia.

Bukan hanya ke manusia, wolbachia juga  tidak memiliki risiko penularan secara horizontal ke spesies lain. Bakteri ini juga tidak akan mencemari lingkungan biotik dan abiotik di sekitar penggunanya.

Di Kota Yogyakarta, penerapan wolbachia sudah berlangsung lebih dari 10 tahun. Hingga kini, sudah di atas 1.5 juta orang di wilayah tersebut yang sudah mendapatkan persebaran nyamuk berwolbachia. 

Sejauh ini, tidak ada bukti bahwa wolbachia berpotensi membahayakan manusia, lingkungan, dan kesehatan hewan peliharaan. Bahkan, inovasi ini sudah dilaksanakan di 14 negara. Mulai dari Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Mexico, hingga Sri Lanka.

Meski inovasi wolbachia terbukti efektif, Kemenkes RI juga menyarankan praktik 3M plus. Tujuannya agar memaksimalkan pencegahan dan menekan penyebaran nyamuk.

Kamu bisa melakukan langkah 3M dengan:

  • Menguras tempat penampungan air.
  • Menutup tempat-tempat penampungan air.
  • Mendaur ulang barang-barang bekas.

Selain 3M di atas, poin plus yang juga perlu kamu terapkan, antara lain:

  • Menggunakan obat anti nyamuk.
  • Melakukan gotong-royong untuk membersihkan lingkungan.
  • Memasang kawat pada jendela dan ventilasi di rumah.
  • Memperbaiki saluran air yang macet atau tersumbat.
  • Meletakkan pakaian kotor dalam wadah tertutup.
  • Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras.

Inovasi wolbachia yang dibarengi dengan penerapan 3M plus juga bisa bermanfaat untuk mengendalikan penyakit lain yang ditularkan melalui nyamuk. 

Jika membutuhkan informasi lain seputar kesehatan dan pola hidup sehat lainnya, diskusikan dengan dokter spesialis terpercaya di Halodoc.

Referensi:
Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2023. Tanya Jawab Wolbachia.
Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2023. Info DBD minggu ke 33 tahun 2023.
Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2023. Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Plus.
World Mosquito Program (WMP). Diakses pada 2023. VIEW THE LATEST UPDATES FROM THE WORLD MOSQUITO PROGRAM IN YOGYAKARTA PROVINCE.
World Mosquito Program (WMP). Diakses pada 2023. Applying Wolbachia to Eliminate Dengue – A randomised controlled trial.
BioMed Central. Diakses pada 2023. Update to the AWED (Applying Wolbachia to Eliminate Dengue) trial study protocol: a cluster randomised controlled trial in Yogyakarta, Indonesia.
European Centre for Disease Prevention and Control. Diakses pada 2023. Dengue worldwide overview.
Universitas Gadjah Mada. Diakses pada 2023. UGM Expert: Wolbachia Mosquitoes are Safe for Humans, Can Reduce Dengue Cases.
Journal Aspirator. Diakses pada 2023. Dengue Hemorrhagic Fever: Epidemiology, Pathogenesis, and Its Transmission Risk Factors.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan