Tenangkan Si Kecil dengan Smartphone, Hati-Hati Ganggu Mata

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   14 Oktober 2019
Tenangkan Si Kecil dengan Smartphone, Hati-Hati Ganggu MataTenangkan Si Kecil dengan Smartphone, Hati-Hati Ganggu Mata

Halodoc, Jakarta - Berkembangnya teknologi seringkali diiringi dengan banyaknya masalah baru yang bermunculan. Contohnya, pada problem kesehatan dan keluarga, termasuk perkembangan sosial anak-anak. Enggak percaya?

Lihatlah kini betapa banyaknya anak-anak yang ansos (anti-sosial) gara-gara super sibuk dengan gerakan jari tanpa kontrol di layar smartphones. Sialnya, kondisi ini sering kali dijadikan “senjata pamungkas” oleh orangtua.

“Jangan menangis, ini main handphone saja”, “Sini makan, sambil main handphone”, atau “Yuk, tidur siang sambil nonton Youtube”. Kira-kira begitulah jurus-jurus yang orangtua lakukan untuk menenangkan atau membuat anak untuk menuruti perkataannya.

Baca juga: Ini Dampak Sering Memainkan Smartphone Bagi "Kids Jaman Now!"

Hal yang perlu kita garisbawahi, menghabiskan waktu di depan layar gadget atau dampak smartphone pada anak bukan cuma buruk bagi kehidupan sosial anak. Sebab, aktivitas keliru ini bisa memicu beragam gangguan kesehatan fisik, termasuk gangguan mata. 

Dari Kacamata Hingga Operasi

Pada Maret lalu 2019 lalu, seorang ayah di Thailand membagikan sebuah pengalamannya di akun Facebook miliknya. Seperti diberitakan kidspot Australia, curhatan tersebut berisi untuk memperingatkan orangtua lain akan bahaya penggunaan smartphones yang berlebihan, terutama untuk balita. 

Dalam unggahan Facebook-nya, sang ayah bercerita kalau dirinya memiliki kebiasaan untuk memberikan smartphones untuk menenangkan anaknya, di saat dirinya tengah bekerja. Kebiasaan ini dimulai sejak putrinya berusia dua tahun. 

Cara simpel, tetapi ampuh itu dilakukan sang ayah terus-menerus. Hingga pada suatu saat mulailah timbul masalah pada mata anaknya. Singkat cerita, putrinya harus memakai kacamata karena mengalami gangguan mata. 

Masalah tak terhenti sampai di situ, gangguan mata pada anak tersebut justru berangsur-angsur memburuk. Alhasil, di usia empat tahun anak tersebut mesti menjalani operasi karena gangguan mata yang dialaminya semakin memburuk. 

Baca juga: Bahaya Kecanduan Gadget Pada Anak Milenial

Dari Miopi hingga Rusaknya Retina

Dampak penggunaan smartphone yang terlampau lama pada anak sebenarnya bukan barang baru. Masalah ini sudah diperdebatkan lama oleh para praktisi kesehatan. Banyak ahli berpendapat kalau kebiasaan keliru ini bisa meningkatkan risiko gangguan mata, seperti miopi atau mata lelah.

Miopi juga dikenal sebagai rabun jauh. Kondisi ini terjadi karena mata tak bisa memfokuskan cahaya pada tempat yang semestinya, yaitu retina. Seseorang yang mengidap kondisi ini akan sulit melihat benda-benda jauh. Sedangkan mata lelah, bisa digambarkan sebagai gangguan mata yang disebabkan oleh penggunaan mata dalam waktu lama tanpa istirahat.

Menurut ahli The Eye Practice, Sydney, cahaya biru dari gadget seperti smartphones bisa menyebabkan kerusakan mata pada bagian belakang retina. Ia juga mengatakan, terlalu dekat dan menatap layar smartphone atau gadget dalam waktu lama tanpa berkedip adalah biang keladinya. Sebab, semakin dekat jarak mata terhadap layar, maka semakin kuat paparan cahaya dari gadget tersebut. Nah, kondisi inilah yang semakin meningkatkan risiko kemungkinan terjadinya kerusakan atau gangguan mata pada anak.

Baca juga: Dampak Sinar Biru Gadget yang Mengganggu Kesehatan

Pilih Waktu dan Durasi yang Tepat

Sebenarnya menerapkan jurus smartphones untuk menenangkan anak tak ada salahnya. Sah-sah saja kok. Namun, pertanyaannya, kapan dan berapa lama? Nah, menurut beberapa ahli, anak-anak di bawah dua tahun tidak boleh menghabiskan waktunya di depan layar TV, komputer, atau gadget lainnya. 

Sebab, masih ada media interaktif dan menarik lainnya yang bisa dipilih untuk menenangkan atau mengajak anak bermain. Ingat, menonton secara pasif amat tak disarankan untuk anak di bawah umur. Pasalnya, waktu yang dihabiskan bermain dengan tablet atau smartphone, berarti bayi ibu tidak merangkak, berjalan, memanjat, dan menjelajahi lingkungannya.

Lalu, bagaimana dengan durasinya? Untuk anak-anak yang lebih besar, dokter menyarankan batas satu atau dua jam dari total waktu layar sehari. Total waktu ini termasuk di depan TV, tablet, hingga smartphones. Batas waktu ini merupakan rekomendasi umum yang diterapkan di negara-negara Australia, Kanada, dan Amerika Serikat. 

Kesimpulannya, mengikuti perkembangan teknologi memang sah-sah saja dan tak ada salahnya. Akan tetapi, penggunaannya harus dilakukan dengan bijaksana. Setuju? 

Si Kecil memiliki keluhan pada mata atau kesehatan lainnya? Ibu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
Baby Centre. Diakses pada 2019. Is screen time good or bad for babies and children?
The Daily Telegraph. Diakses pada 2019. Your child’s phone and tablet could be harming their eyes, expert warns.
Kidspot Australia. Diakses pada 2019. Girl, 4, suffers severe eye damage from years of excessive screen time.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan