Ternyata Rabies Sulit Dideteksi Melalui Pemeriksaan Darah

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   26 September 2019
Ternyata Rabies Sulit Dideteksi Melalui Pemeriksaan DarahTernyata Rabies Sulit Dideteksi Melalui Pemeriksaan Darah

Halodoc, Jakarta - Rabies atau yang lebih akrab disapa dengan istilah “anjing gila” merupakan infeksi virus pada sistem saraf dan otak. Ketika seseorang mengidap penyakit ini, komplikasi terparah yang dapat terjadi adalah kehilangan nyawa. Rabies sendiri ditularkan melalui gigitan, cakaran, atau air liur hewan yang memiliki potensi mengidap rabies. Selain hewan, prosedur transplantasi organ juga dapat menularkan rabies, tetapi dalam kasus yang jarang terdeteksi.

Baca juga: Mengancam Nyawa, Cegah Rabies dengan 6 Cara Ini

Apakah Rabies Dapat Dideteksi Melalui Pemeriksaan Darah?

Rabies disebabkan oleh virus rabies yang menyerang sistem saraf pada manusia dan hewan berdarah panas, seperti anjing, kera, atau kucing. Virus ditularkan melalui air liur hewan pengidap rabies melalui gigitan atau luka terbuka. Penyakit yang satu ini akan sangat sulit terdeteksi melalui pemeriksaan darah. Pasalnya, virus rabies yang ditularkan berjalan melalui sistem saraf, sehingga tidak terdeteksi melalui pemeriksaan darah. 

Baca juga: Tak Hanya karena Anjing, Gigitan Hewan Ini Juga Bisa Sebabkan Rabies

Curiga Terserang Rabies, Lakukan Hal Berikut Ini

Jika kamu digigit oleh binatang yang berpotensi menularkan rabies, segera periksakan diri ke dokter, ya. Dokter biasanya akan memberikan beberapa suntikan untuk mencegah terjadinya infeksi virus.

  1. Imunoglobulin, yaitu suntikan dengan reaksi cepat. SUntikan yang satu ini akan mencegah infeksi virus secara cepat. Apalagi, jika kamu mengalami gigitan dan luka terbuka dari hewan yang diduga terinfeksi rabies. Suntikan ini akan diberikan pada area luka tersebut.

  2. Vaksinasi, yaitu suntikan yang diberikan guna membantu tubuh melawan infeksi virus. Suntikan yang satu ini akan diberikan sebanyak empat kali dalam satu bulan, jika kamu belum pernah melakukan vaksinasi ini sebelumnya. Namun, jika kamu sudah pernah melakukannya, vaksinasi akan dilakukan sebanyak dua kali.

Sebagai langkah awal, kamu dapat melakukan beberapa cara mandiri untuk mencegah terjadinya penyebaran virus rabies. Setelah digigit atau dicakar, kamu dapat membersihkan luka dengan air mengalir dan sabun antiseptik, kemudian tutup luka dengan perban. Jika hal ini sudah kamu lakukan, silahkan membuat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan perawatan yang lebih insentif.

Baca juga: Waspada Gigitan Anjing Rabies, Ketahui Tahapan Gejalanya 

Adakah Cara Efektif untuk Mencegah Rabies?

Rabies merupakan penyakit berbahaya yang sangat mudah untuk dihindari. Beberapa upaya yang dapat kamu lakukan, yaitu:

  • Jika kamu memiliki hewan peliharaan, berikan vaksinasi pada semua hewan peliharaan.

  • Lakukan vaksinasi sebelum melakukan aktivitas dengan hewan yang berpotensi menularkan virus rabies.

  • Laporkan hewan liar yang berpotensi menularkan virus rabies.

  • Hindari kontak langsung dengan hewan liar yang berpotensi menularkan virus rabies.

Beberapa orang yang berpotensi mengidap rabies harus melakukan langkah pencegahan sebelum penyakit mematikan ini terjadi. Apalagi, jika mereka bekerja sebagai dokter atau tenaga medis untuk hewan, staf laboratorium, serta orang-orang yang menggemari kegiatan alam, seperti kemah atau naik gunung. Sebelum melakukan kegiatan, usahakan untuk melakukan vaksinasi untuk mencegah rabies.

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2019. What You Need to Know About Rabies.
WHO. Diakses pada 2019. Rabies.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan