Artikel
halodoc-banner
  • Beranda
  • Artikel
  • Aplikasi
  • Riwayat
MENU
close
BerandaArtikelObat & VitaminTanya DokterRumah SakitJanji MedisAplikasiRiwayat
  • twitter-icon
  • facebook-icon
  • instagram-icon
  • youtube-icon
playstore-image
appstore-image
search
Home
Kesehatan
Rabies
search
close

Rabies

Ditinjau oleh 
dr. Rizal Fadli
 
undefinedundefined

Pengertian Rabies

Rabies adalah virus mematikan yang menyebar ke manusia dari air liur hewan terinfeksi. Virus rabies biasanya ditularkan melalui gigitan.

Penyakit ini bisa menyebabkan kematian pada sebagian besar pengidap. Risiko penularannya tinggi jika tidak segera diatasi.

Penyebab Rabies

Infeksi rabies ditularkan oleh virus. Dalam kasus yang jarang terjadi, virus masuk ke dalam tubuh ketika air liur hewan terinfeksi masuk ke luka terbuka atau selaput lendir.

Berikut beberapa jenis hewan penyebab rabies:

  • Kucing.
  • Sapi.
  • Anjing.
  • Musang. 
  • Kambing.  
  • Kuda.
  • Hewan liar.
  • Kelelawar.
  • Berang-berang.
  • Coyote.
  • Rubah.
  • Monyet.  
  • Rakun.
  • Sigung.

Faktor Risiko Rabies

Beberapa faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko rabies:

  • Bepergian atau tinggal di negara berkembang.
  • Bersentuhan dengan hewan liar yang mengidap rabies. Ini termasuk kelelawar dalam goa.
  • Bekerja sebagai dokter hewan.
  • Bekerja di laboratorium dengan virus rabies.
  • Memiliki luka terbuka pada kulit.
  • Menerima transplantasi organ dari orang yang terinfeksi.

Gejala Rabies

Gejala rabies muncul 3 hingga 12 minggu setelah kontak langsung dengan hewan terinfeksi. Gejala pertama meliputi:

  • Peningkatan suhu tubuh.
  • Sakit kepala.
  • Merasa tidak enak badan.
  • Rasa tidak nyaman di lokasi gigitan.

Gejala lain kemudian muncul dalam beberapa hari kemudian. Ini meliputi:

  • Kebingungan atau perilaku agresif.
  • Melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata (halusinasi).
  • Mulut memproduksi banyak air liur.
  • Kejang otot.
  • Kesulitan menelan dan bernapas.
  • Ketidakmampuan untuk bergerak (lumpuh).

Diagnosis Rabies

Sampai saat ini belum ada pemeriksaan yang dapat mendiagnosis virus rabies. Penyakit baru bisa terdeteksi setelah pengidap mengalami gejala.

Setelah gejala muncul, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan pada pengidap. Ini termasuk bekas gigitan, cakaran atau luka terbuka.

Pemeriksaan dapat mengetahui seberapa besar risiko infeksi rabies pada pengidap. Ini kategori luka dari intensitas keparahannya:

  • Rendah. Berupa jilatan atau sentuhan di kulit.
  • Sedang. Berupa gigitan atau cakaran yang tidak menyebabkan perdarahan.
  • Tinggi. Berupa gigitan, jilatan atau cakaran pada area luka terbuka, mata atau mulut dan menyebabkan perdarahan.

Setelah terdeteksi, dokter akan melanjutkan pemeriksaan dengan prosedur ini:

  • Tes antibodi. Ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekebalan tubuh untuk melawan virus.
  • CT scan atau MRI. ini bertujuan untuk mendeteksi peradangan pada otak akibat virus.
  • Biopsi. Ini bertujuan untuk mendeteksi protein virus dari sampel jaringan luka.
  • Kultur virus rabies atau PCR. ini bertujuan untuk mendeteksi adanya air liur hewan pada luka pengidap.

Prosedur diagnosis juga dilakukan pada hewan. Dokter hewan akan mengamati selama 10 hari untuk melihat tanda rabies.

Ada atau tidaknya gejala rabies pada hewan, dokter akan menyuntikkan vaksin untuk meminimalisir risiko infeksi.

Pengobatan Rabies

Langkah awal pengobatan dilakukan dengan mencuci bekas gigitan dan cakaran hewan selama 15 menit. Ini dapat dilakukan dengan air dan sabun.

Pemberian vaksin rabies juga diperlukan guna mencegah munculnya gejala. 

Sejauh ini belum ada pengobatan efektif yang dapat dilakukan untuk mengatasi rabies. 

Saat gejala sudah berkembang, kematian menjadi risiko paling parah yang dialami oleh sebagian besar pengidap.

Komplikasi Rabies

Beberapa komplikasi rabies yang dialami oleh pengidap termasuk:

  • Distonia yaitu kontraksi otot yang tidak disengaja.
  • Balismus yaitu gerakan tubuh yang tidak disengaja.
  • Koreoatetosis yaitu gerakan tidak terkendali berupa hentakan.
  • Gangguan motorik halus.
  • Gangguan pola berjalan.
  • Gangguan komunikasi verbal dan nonverbal.
  • Perubahan kekuatan motorik pada lengan dan tungkai.

Pencegahan Rabies

Lakukan cara ini untuk mencegah paparan virus rabies.

  • Vaksinasi hewan peliharaan.
  • Hindari kontak hewan peliharaan dengan hewan liar.
  • Jangan melakukan kontak hewan liar.
  • Dapatkan vaksin rabies.

Kapan ke Dokter?

Segera buat janji medis setelah digigit, dijilat atau dicakar oleh hewan. Perawatan yang tepat dapat meminimalisir risiko komplikasi. 

Jika kamu membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup, dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. What is Rabies?
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Rabies.
National Health Service UK. Diakses pada 2022. Rabies.
Medical News Today. Diakses pada 2022. What you need to know about rabies.

Topik Terkini

Lihat Semua

Artikel Terkait

Waspada Rabies, Ini 7 Langkah Penanganan Luka Gigitan Anjing
Waspada Rabies, Ini 7 Langkah Penanganan Luka Gigitan Anjing
Rabies
3 menit
Rabies pada anjing
Kenali 4 Cara Pertolongan Pertama saat Terkena Rabies
Rabies
3 menit
bahaya-rabies-untuk-anak-dan-cara-mencegahnya-halodoc
Bahaya Rabies untuk Anak dan Cara Mencegahnya
Rabies
4 menit
jenis-vaksin-rabies-yang-perlu-diketahui-halodoc
2 Jenis Vaksin Rabies yang Perlu Diketahui
Vaksin Rabies
3 menit
seberapa efektif vaksin rabies menghentikan penularan terhadap manusia halodoc
Seberapa Efektif Vaksin Rabies Menghentikan Penularan terhadap Manusia?
Rabies
3 menit
Bukan Hanya Anjing, 2 Binatang Ini Bisa Tularkan Rabies
Bukan Hanya Anjing, 2 Binatang Ini Bisa Tularkan Rabies
Rabies
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp