Terobsesi Superhero Bikin Si Kecil Lebih Agresif?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   09 November 2019
Terobsesi Superhero Bikin Si Kecil Lebih Agresif?Terobsesi Superhero Bikin Si Kecil Lebih Agresif?

Halodoc, Jakarta - Captain America, Iron Man, Hulk, Thor, Spiderman, hingga tokoh superhero lainnya punya banyak tempat di hati penggemarnya, terutama anak-anak. Ada banyak hal atau nilai positif yang bisa diambil oleh anak-anak setelah menonton superhero favorit mereka. 

Misalnya, membela dan melindungi yang lemah, menggunakan bakat mereka untuk membantu orang lain atau berjuang demi tujuan yang lebih besar daripada mementingkan diri sendiri. Nah, banyak kan nilai positifnya? 

Masalahnya, meski pahlawan superhero selalu diceritakan dengan kebaikan hatinya untuk menolong sesama, tetapi tak semua anak-anak menangkap pesan tersebut.

Hmm, wajar saja sih, toh namanya juga masih anak-anak, di antara mereka hanya fokus pada aksi perlawanan, kejar-mengejar, ataupun pukul-memukul superhero tersebut. 

Nah, disinilah sebenarnya bisa menimbulkan masalah ke depannya. Sebab, menurut studi dari Brigham Young University, terlalu sering menonton superhero bisa memicu perilaku agresif pada anak, bukannya membela atau menolong sesama. Lho, kok bisa? Bagaimana bisa film memengaruhi psikologis atau pertumbuhan anak? 

Baca juga: 3 Cara Jitu Mengatasi Anak yang Suka Memukul

Harapan yang Berbanding Terbalik

Ada studi menarik yang bisa kita simak mengenai fenomena ini. Seorang profesor dari Brigham Young University memelajari anak laki-laki dan perempuan di usia prasekolah yang sering “terpapar” terhadap budaya atau film superhero. Nah, kira-kira apa dampak menonton superhero pada anak-anak?

Begitu banyak anak di usia prasekolah yang ingin dan menyukai superhero. Bahkan, banyak orangtua berpikiran kalau film superhero bisa membantu anak mereka untuk berbuat baik. Contoh kecilnya, menjadi pribadi yang baik bagi teman sebayanya. Bagaimana kenyataannya? 

Sayangnya, harapan manis tersebut berbanding terbalik dengan kenyataan. Bukan sifat-sifat positif yang bersinar dari diri mereka, justru perilaku agresif yang muncul. 

Menurut profesor dalam penelitian tersebut, anaka-anak yang terlalu banyak terpapar dengan budaya atau film superhero, lebih cenderung agresif secara fisik. Perubahan psikologis ini umumnya terjadi dalam satu tahun kemudian. 

Ada satu hal lagi yang menarik. Studi tersebut juga mengatakan, dampak menonton superhero pada anak, cenderung membuat mereka tidak membela ketika temannya di-bully oleh orang lain. Singkat kata, mereka tidak prososial. 

Belum Mampu Melihat Pesan Moral

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Abnormal Child Psychology ini, kiranya bisa menjadi “lampu kuning” bagi para orangtua. Orangtua semestinya tidak lepas tangan atau membiarkan anak mereka terus-menerus terpapar budaya superhero. Baik itu dalam bentuk film, komik, maupun dalam bentuk medium yang lain. 

Jadi, intinya anak-anak enggak boleh lagi menonton film superhero? Tetap boleh kok, tetapi durasi dan frekuensinya yang mesti diperhatikan. Selain itu, orangtua juga harus bisa menjadi penyampai pesan yang baik. 

Jangan ragu untuk menjelaskan sisi positif dan negatif dari film superhero yang dikonsumsi oleh Si Kecil. Di samping itu, cobalah libatkan anak dalam beragam kegiatan yang positif. Bukannya hanya duduk seharian di depan televisi. 

Selanjutnya, mengapa anak-anak cenderung berperilaku agresif, bukannya prososial ketika banyak terpapar budaya superhero? Simpel, karena kompleksitas cerita atau nilai-nilai moral yang ingin ditawarkan. Ingat, sebagian besar film superhero tidak dibuat untuk anak-anak prasekolah. 

Baca juga: Anak Mudah Marah dan Tersinggung, Hati-Hati Gejala ODD

Film-film superhero mengandung cerita yang amat kompleks, antara melibatkan tindakan kekerasan dan perilaku prososial. Nah, sayangnya anak-anak di usia prasekolah tak memiliki kemampuan kognitif untuk memilih pesan moral dalam film tersebut. 

Kesimpulannya, enggak ada salahnya kok membiarkan Si Kecil menonton film superhero favoritnya. Namun, sebaiknya tetap berada di bawah pengawasan ibu. Tujuannya jelas, agar anak tak salah menangkap pesan moral yang ada di film tersebut. 

Baca juga: Ini Penyebab Anak Suka Marah-Marah

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa kapan dan di mana saja mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
Brigham Young University. Diakses pada 2019. Study finds superhero culture magnifies aggressive, not defending behaviors.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan