Waspada, Ini Komplikasi yang Terjadi pada Skiatika

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   31 Juli 2019
Waspada, Ini Komplikasi yang Terjadi pada SkiatikaWaspada, Ini Komplikasi yang Terjadi pada Skiatika

Halodoc, Jakarta – Apakah kamu sering merasakan nyeri panggul? Jika iya, bisa jadi kamu mengalami nyeri panggul. Dalam istilah medis, skiatika diartikan sebagai nyeri panggul yang terjadi akibat saraf rusak atau terjepit. Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele, karena berpotensi menyebabkan komplikasi yang lebih serius.

Baca Juga: Saraf Terjepit Dapat Sebabkan Skiatika, Ini Alasannya

Waspada, Ini Komplikasi Akibat Skiatika

Meski termasuk keluhan umum, nyeri panggul akibat skiatika menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Di antaranya adalah kelemahan pada tungkai, usus besar dan kandung kemih tidak berfungsi, serta tungkai menjadi mati rasa.

Komplikasi ini tidak boleh dianggap sepele, karena bisa mengganggu aktivitas. Maka itu, kamu dianjurkan untuk berbicara pada dokter Halodoc jika mengalami nyeri panggul berulang. Bila perlu, kamu langsung membuat janji dengan dokter secara online di rumah sakit pilihan di sini untuk mendapat diagnosis dan penanganan segera.

Baca Juga: Begini Perbedaan Nyeri Panggul Akut dan Kronis

Mengenal Gejala dan Penyebab Skiatika

Gejala utama skiatika adalah rasa nyeri dan tidak nyaman di sepanjang jalur saraf panggul. Rasa nyeri yang muncul bervariasi, bisa terasa ringan, panas, atau seperti tersengat listrik. Biasanya rasa nyeri semakin parah ketika pengidap duduk dalam waktu lama, bersin, atau batuk. Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah, otot tungkai melemah, mati rasa atau kebas, dan kesemutan yang menjalar dari punggung ke kaki.

Mengapa gejala tersebut muncul? Jawabannya karena adanya tekanan pada saraf tulang panggul. Kondisi ini disebabkan karena piringan sendi panggul bergeser dari posisinya, saraf terjepit, dan pertumbuhan taji tulang di tulang belakang. 

Penyebab lainnya meliputi pertumbuhan tumor pada tulang belakang, penyempitan jalur saraf pada tulang belakang, keluarnya tulang belakang dari posisi semua, cedera atau infeksi tulang belakang, serta gangguan pada saraf sumsum tulang belakang. 

Lantas, adakah faktor yang meningkatkan risiko terjadinya skiatika? Tentu ada. Di antaranya adalah faktor usia, kebiasaan duduk dalam waktu lama, mengidap diabetes, bekerja terlalu berat, dan berat badan berlebih (overweight atau obesitas).

Baca Juga: Ketahui Komplikasi yang Terjadi dari Nyeri Panggul Kronis

Diagnosis dan Pengobatan Nyeri Panggul Akibat Skiatika

Sebelum ditentukan pengobatannya, skiatika didiagnosis melalui peninjauan gejala, riwayat kesehatan, dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk menetapkan diagnosis, meliputi elektromiografi (EMG), MRI, foto rontgen, dan CT myelogram. Setelah diagnosis ditetapkan, berikut ini pilihan pengobatan untuk mengatasi skiatika:

  • Konsumsi obat, di antaranya adalah obat antiinflamasi, penenang otot, antikejang, atau antidepresan;

  • Suntikan steroid, diberikan untuk meredakan rasa nyeri dan peradangan di sekitar saraf yang terganggu;

  • Operasi, dilakukan jika skiatika bertambah parah setelah diberikan obat atau suntikan steroid. Operasi dilakukan untuk menghilangkan pertumbuhan tulang, mengatasi saraf terjepit, atau mengatasi kondisi lain yang membuat saraf tulang belakang tertekan.

Rehabilitasi fisik dilakukan pasca pengobatan untuk mencegah cedera lanjutan. Hal ini bertujuan untuk menguatkan otot yang menopang tulang belakang, memperbaiki postur tubuh, dan meningkatkan kelenturan tubuh.

Agar hasil pengobatan maksimal (termasuk rehabilitasi fisik), pengidap dianjurkan untuk rutin berolahraga (setidaknya 20-30 menit per hari), memperbaiki postur tubuh, serta menggunakan tempat tidur dengan permukaan cukup keras agar mampu menopang beban bahu, bokong, dan menjaga tulang belakang tetap lurus.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan