Yang Terjadi pada Tubuh Ketika Terserang Bronkiolitis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 Maret 2019
Yang Terjadi pada Tubuh Ketika Terserang BronkiolitisYang Terjadi pada Tubuh Ketika Terserang Bronkiolitis

Halodoc, Jakarta - Kondisi bronkiolitis dapat terjadi pada tubuh jika virus menginfeksi bronkiolus, yaitu saluran udara yang paling kecil pada paru-paru. Infeksi ini menyebabkan bronkiolus membengkak dan meradang. Lendir menumpuk pada saluran udara tersebut, sehingga menyebabkan udara sulit mengalir bebas pada paru-paru.

Sebagian besar kasus bronkiolitis disebabkan oleh respiratory syncytial virus (RSV). RSV merupakan virus umum yang menginfeksi hampir setiap anak-anak berusia 2 tahun. Wabah infeksi RSV terjadi pada setiap musim dingin. Bronkiolitis juga dapat disebabkan oleh virus lain, termasuk virus yang menyebabkan flu atau pilek. Bayi pun dapat terinfeksi kembali RSV karena ada 2 turunan dari virus.

Baca juga: Ketahui Bronkiolitis yang Rentang Diidap Anak-anak

Perlu kamu waspadai bahwa virus yang menyebabkan bronkiolitis mudah menyebar. Kamu dapat mengalami virus melalui tetesan di udara jika seseorang yang sakit batuk, bersin, atau berbicara. Kamu juga bisa terkena virus tersebut dengan menyentuh objek yang dipakai bersama seperti alat makan, handuk, atau mainan, kemudian menyentuh mata, hidung atau mulut kamu.

Saat kamu mengalami  gangguan bronkiolitis, tubuh kamu akan mengalami gejala seperti berikut ini:

  • Hidung berair.

  • Hidung tersumbat.

  • Batuk.

  • Demam ringan (tidak selalu terjadi).

  • Kesulitan bernapas.

  • Suara siulan.

  • Infeksi telinga (otitis media) pada banyak bayi.

Di samping itu, kamu perlu mewaspadai munculnya komplikasi yang sering terjadi pada kasus bronkiolitis parah. Beberapa komplikasi tersebut:

  • Dehidrasi.

  • Gagal pernapasan atau kurangnya kadar oksigen dalam tubuh.

  • Cyanosis yang ditandai dengan kulit dan bibir berwarna biru akibat kurang oksigen.

  • Apnea atau nafas berhenti sesaat.

Baca juga: Bayi tanpa Asi Berpotensi Terkena Bronkiolitis

Penanganan bronkiolitis berfokus untuk meredakan gejala klinis. Tanpa pengobatan aktif, 50 persen kasus bronkiolitis akan sembuh dengan sendirinya dalam 13 hari dan 90 persen akan sembuh dalam 3 minggu. Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan kegawatdaruratan, sehingga penanganannya harus dilakukan sesegera mungkin. Penanganan yang dapat dilakukan berupa pemberian oksigen yang kuat, monitoring tanda vital, monitoring cairan, serta pemberian nutrisi yang baik.

Untuk meminimalkan risiko terkena bronkiolitis, terutama pada anak-anak, jauhkan anak dari orang-orang yang menunjukkan gejala gangguan tersebut atau penyakit saluran napas lainnya. Biasanya, mencuci tangan kamu dan Si Kecil secara teratur dapat menghindari penularan virus ketika kamu menyentuh Si Kecil atau melalui benda-benda perantara. Apabila ada teman atau keluarga yang ingin menggendong Si Kecil, minta pula mereka untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Selain itu, jauhkan anak dari paparan asap rokok.

Apabila anak sedang mengalami bronkiolitis, sebaiknya liburkan terlebih dahulu segala aktivitas yang biasa ia lakukan di luar rumah. Hal ini untuk menghindari penularan penyakit ini terhadap orang lain. Rawat anak kamu di rumah sampai ia sembuh.

Baca juga: 4 Tanda Batuk yang Berbahaya pada Anak

Jika kamu mempunyai pertanyaan lebih lanjut mengenai bronkiolitis, Halodoc bisa jadi solusinya. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.

 

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan