11 Hal yang Bisa Menyebabkan Aritmia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 Oktober 2018
11 Hal yang Bisa Menyebabkan Aritmia11 Hal yang Bisa Menyebabkan Aritmia

Halodoc, Jakarta – Setiap gangguan terhadap impuls listrik yang menyebabkan jantung berkontraksi dapat menjadi pemicu aritmia. Untuk orang-orang dengan denyut jantung yang sehat, mereka harus memiliki denyut jantung antara 60–100 denyut per menit saat beristirahat. Lebih ataupun kurang dari ini artinya kamu mengidap aritmia.

Aritmia disebabkan oleh perubahan pada jaringan dan aktivitas jantung atau sinyal listrik yang mengontrol detak jantung. Perubahan ini dapat disebabkan oleh kerusakan dari penyakit, cedera, atau genetis. Seringkali tidak ada gejala, tetapi beberapa orang merasakan detak jantung yang tidak teratur, bahkan merasa akan pingsan atau pusing serta mengalami kesulitan bernapas.

Tes yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis aritmia adalah elektrokardiogram (EKG atau ECG). Dokter akan menjalankan tes lain sesuai kebutuhan. Rekomendasi obat-obatan, penempatan alat yang dapat memperbaiki detak jantung yang tidak teratur, atau operasi untuk memperbaiki saraf yang terlalu merangsang jantung adalah beberapa perawatan yang disarankan untuk pengidap aritmia.

Jika aritmia tidak ditangani, jantung mungkin tidak dapat memompa cukup darah ke tubuh. Ini dapat merusak jantung, otak, atau organ lain. Ada beberapa faktor yang jadi penyebab aritmia, yaitu:

1. Konsumsi alkohol berlebihan

2. Diabetes

3. Penggunaan obat-obatan terlarang

4. Mengonsumsi kopi secara berlebihan

5. Mengidap penyakit jantung

6. Hipertensi (tekanan darah tinggi)

7. Hipertiroidisme (kelenjar tiroid yang terlalu aktif)

8. Tekanan mental

9. Kondisi jaringan parut pada jantung

10. Merokok, dan

11. Konsumsi suplemen diet

Orang yang dalam kondisi sehat tidak akan mengidap aritmia jangka panjang kecuali mereka memiliki pemicu eksternal yang diantaranya disebutkan di atas.

Mengurangi Risiko Aritmia

Meskipun sulit untuk mencegah aritmia secara keseluruhan, tetapi sejatinya kamu bisa menurunkan risiko mengidap aritmia dengan mengambil beberapa langkah, seperti bebas dari asap rokok, menurunkan kadar stres, dan membatasi asupan kopi dan alkohol. Selain itu, menerapkan diet sehat, olahraga teratur, serta melakukan pemeriksaan secara rutin bila keluargamu mengidap penyakit jantung.

Perawatan Aritmia

Ada jenis perawatan yang diterapkan untuk mengobati aritmia di antaranya sebagai berikut:

1. Konsumsi Obat-obatan

Ini diyakini tidak akan menyembuhkan pengidap tetapi, tetapi biasanya efektif dalam mengurangi gejala aritmia dan dapat membantu memperbaiki aliran listrik yang tepat dari jantung.

2. Cardioversion

Dimana dokter menggunakan sengatan listrik atau obat untuk mengembalikan jantung ke irama teraturnya.

3. Terapi Ablasi

Penempatan kateter melewati pembuluh darah ke jantung. Kateter akan ditempatkan di area jantung yang dianggap sebagai sumber aritmia dan menghancurkan bagian-bagian kecil dari jaringan tersebut.

4. ICD (Implanted Cardioverter Defibrillator)

Alat ini akan ditanam di dekat tulang selangka kiri dan memonitor irama jantung.  Jika terdeteksi irama yang terlalu cepat, alat tersebut akan menstimulasi jantung untuk kembali ke ritme normal.

5. Prosedur Labirin

Serangkaian sayatan bedah dibuat di jantung. Mereka kemudian sembuh menjadi bekas luka dan membentuk blok. Blok-blok ini memandu impuls listrik dan membantu jantung berdetak secara efisien.

6. Pembedahan Aneurisma Ventrikel

Terkadang aneurisma (tonjolan) di pembuluh darah yang mengarah ke jantung menyebabkan aritmia. Jika perawatan lain tidak berhasil, seorang ahli bedah dapat mengangkat aneurisma.

7. Bedah Bypass Koroner

Arteri atau vena dari tempat lain di tubuh pengidap akan dicangkokkan ke arteri koroner untuk memotong daerah yang menjadi sempit. Tujuannya untuk meningkatkan suplai darah ke otot jantung (miokard).

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai hal yang bisa menyebabkan aritmia, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Hubungi Dokter, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga:

 

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan