4 Faktor yang Meningkatkan Potensi Sindrom Kematian Bayi

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 November 2018
4 Faktor yang Meningkatkan Potensi Sindrom Kematian Bayi4 Faktor yang Meningkatkan Potensi Sindrom Kematian Bayi

Halodoc, Jakarta - Kamu tentu pernah mendengar cerita, atau terjadi di sekitar kamu, tentang bayi baru lahir yang tiba-tiba meninggal secara mendadak tanpa diketahui penyebabnya. Kematian mendadak pada bayi baru lahir ini dikenal dengan nama sudden infant death syndrome (sindrom kematian bayi mendadak) atau biasanya disingkat dengan SIDS.

Bayi yang berusia kurang dari satu tahun dan dalam kondisi sehat, tiba-tiba meninggal saat ia tidur tanpa diketahui penyebabnya. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab SIDS ini. Ada informasi yang mengaitkannya dengan kelainan di bagian otak yang mengatur pernapasan bayi, kondisi tidur bayi yang menghambat pernapasannya, dan sebagainya.

SIDS telah menjadi penyebab utama kematian pada bayi usia 30 hari pertama setelah kelahiran. Penyebab SIDS sebenarnya masih belum dapat diketahui pasti, tetapi kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya:

1. Keterlambatan Perkembangan Bayi

Dalam sebuah hipotesis diungkapkan bahwa SIDS mungkin disebabkan oleh adanya keterlambatan atau kelainan perkembangan sel-sel saraf dalam otak yang penting untuk fungsi jantung dan paru-paru normal. Penelitian pada otak bayi yang meninggal akibat SIDS menunjukkan bahwa adanya keterlambatan dalam perkembangan dan fungsi beberapa jalur saraf pengikat serotonin pada otak. Jalur saraf ini dianggap penting untuk mengatur pernapasan, detak jantung, dan respon tekanan darah saat bangun dari tidur.

Kelainan perkembangan ini membawa dampak negatif saat bayi tidur. Bayi normal akan terbangun ketika ada hal yang mengganggunya saat tidur. Misalnya, ada hal yang menghalangi jalan napasnya saat tidur, bayi secara otomatis akan memindahkan bagian tubuhnya ke tempat yang lebih nyaman atau bayi akan bangun. Namun, pada bayi dengan kelainan, refleks yang mengontrol pernapasan dan terbangun dari tidur mengalami gangguan, sehingga bayi tidak dapat mengatasi masalahnya saat tidur.

2. Berat Lahir Bayi Rendah

Bayi terlahir dengan berat badan rendah biasanya terjadi pada bayi yang lahir prematur atau pada bayi kembar. Bayi dengan kondisi ini cenderung memiliki otak yang belum matang, sehingga bayi kurang memiliki kendali atas pernapasan dan detak jantungnya.

3. Posisi Tidur Bayi

Bayi cenderung kesulitan bernapas ketika tidur telungkup atau miring. Saat bayi dalam posisi telungkup, pergerakan udara di mulut menjadi terganggu karena adanya penyempitan jalan napas. Hal ini menyebabkan bayi menghirup karbon dioksida yang baru saja ia hembuskan, sehingga kadar oksigen dalam tubuh bayi menjadi kurang dan akhirnya bayi bisa meninggal. Selain itu, benda-benda yang ada di kasur saat bayi tidur, seperti bantal, selimut, boneka, atau mainan juga dapat menutupi mulut dan hidup bayi mengakibatkan terganggunya pernapasan bayi saat tidur.

4. Hipertermia (Kepanasan)

Pakaian bayi yang terlalu dan tertutup, atau suhu ruangan yang panas dapat meningkatkan metabolisme bayi, sehingga bayi dapat kehilangan kontrol pernapasan. Namun, suhu panas sebagai penyebab SIDS belum dapat dijelaskan dengan baik. Apakah ini sebagai faktor yang benar-benar dapat menyebabkan SIDS atau hanya faktor yang menggambarkan penggunaan pakaian atau selimut yang menghalangi pernapasan bayi.

Pencegahan SIDS

Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan agar bayi kamu terhindar dari SIDS. Langkah-langkah pencegahan yang bisa kamu lakukan adalah:

  1. Tidurkan bayi pada posisi telentang.

  2. Gunakan kasur bayi yang padat dan rata. Kasur yang terlalu empuk dapat membahayakan bayi kamu.

  3. Pasang seprai bayi dengan kencang dan rapi.

  4. Biarkan tempat tidur bayi sekosong mungkin. Hindari meletakkan bantal, guling, atau boneka dalam tempat tidurnya.

  5. Jangan menyelimuti bayi hingga kepala, maksimal hanya sampai bagian dada atau bahu dan keluarkan tangan bayi dari selimut.

  6. Biarkan bayi menggunakan empeng saat tidur. Penggunaan empeng akan menurunkan risiko SIDS.

  7. Menyusui bayi sendiri setidaknya 6 bulan akan menurunkan risiko SIDS.

  8. Letakkan tempat tidur bayi kamu sekamar dengan kamu selama enam bulan pertama. Namun, jangan tidur di ranjang yang sama.

  9. Waspadai suhu dalam ruangan Jangan sampai bayi kamu kedinginan atau kepanasan.

  10. Hindari paparan asap rokok selama bayi dalam kandungan.

Kematian bayi tentu merupakan hal yang menyedihkan, terutama bagi orangtua. Dukungan dari pasangan, keluarga, serta teman sangatlah penting dan dapat membantu sang orangtua untuk menghadapi rasa kehilangan. Jika kamu masih ada pertanyaan mengenai cara merawat bayi, kamu juga bisa berdiskusi pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana pun. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.

Baca juga:

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan