Anak Pura-Pura Sakit Agar Tidak Puasa, Gejala Munchausen Syndrome?

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   14 Mei 2019
Anak Pura-Pura Sakit Agar Tidak Puasa, Gejala Munchausen Syndrome?Anak Pura-Pura Sakit Agar Tidak Puasa, Gejala Munchausen Syndrome?

Halodoc, Jakarta – Menjalankan ibadah puasa adalah kewajiban bagi umat muslim, termasuk anak-anak yang sudah memasuki usia dewasa. Ada banyak cara mengajarkan anak untuk bisa ikut melakukan ibadah puasa, salah satunya mengajak anak untuk ikut menyiapkan menu berbuka dan sahur serta mengajarkan arti dari puasa.

Lalu, bagaimana jika anak sulit untuk diajarkan berpuasa dengan berpura-pura sakit? Wah sebaiknya ibu waspada terhadap sikap anak karena bisa saja ia mengalami munchausen syndrome.

Baca juga: Tahun Ajaran Baru, Hati-hati Sindrom Munchausen Mengintai Anak

Munchausen syndrome atau sindrom pura-pura sakit masuk dalam jenis gangguan mental. Kebanyakan, pengidap sindrom ini memiliki berbagai keluhan penyakit fisik maupun psikis. Ada beberapa gejala yang sering dibuat oleh orang yang mengalami sindrom pura-pura sakit seperti nyeri pada bagian dada, sakit perut, sakit kepala, demam, gatal serta ruam pada kulit.

Parahnya lagi, untuk memastikan kondisi penyakit yang diidap, pengidap sindrom ini tidak ada segan untuk menyakiti dirinya sendiri seperti menjatuhkan diri, konsumsi obat berlebihan, mogok makan, dan melukai bagian tubuh tertentu agar terlihat benar-benar sakit.

Biasanya, seseorang yang mengalami kondisi ini bertujuan untuk mendapatkan perhatian dari banyak orang. Mereka juga berusaha mendapatkan rasa empati, rasa iba dan perlakuan baik dari seluruh kerabat. Biasanya, mereka yakin bahwa berpura-pura sakit mereka mendapatkan kasih sayang serta kebaikan yang mereka butuhkan.

Siapa yang Bisa Mengalami Munchausen Syndrome?

Munchausen syndrome nyatanya sering menyerang seseorang yang memasuki awal usia remaja. Meskipun demikian, kondisi ini dapat terjadi dalam segala usia bahkan anak-anak. Sindrom ini juga bisa menjadi kebiasaan yang dilakukan dari kecil hingga dewasa. Jadi, tidak ada salah untuk memantau kondisi kesehatan anak meskipun belum ditemukan penyebab pasti dari kondisi sindrom pura-pura sakit ini.

Baca juga: Ternyata Ini Nutrisi yang Dapat Hilang Ketika Berpuasa

Bagaimana Memastikan Kesehatan Anak dengan Kondisi Ini?

Untuk menghindari risiko kondisi ini semakin parah, sebaiknya ibu kenali tanda-tanda yang muncul akibat sindrom pura-pura sakit.

Gejala yang dapat diwaspadai seperti anak yang cukup sering meminta untuk diajak ke rumah sakit meskipun kondisi kesehatannya terlihat sehat, meminta perhatian dari keluarga dengan cara sakit, gejala penyakit yang muncul hanya pada saat keluarga berkumpul dan memiliki kebiasaan berbohong atau mengarang cerita.

Cara Mengajarkan Anak Puasa

Mengajarkan anak berpuasa memang cukup sulit apalagi jika baru pertama kali menjalankan ibadah puasa. Sebaiknya lakukan cara ini agar ibu bisa mengajarkan anak berpuasa:

1. Berikan Anak Contoh

Mengajarkan anak untuk berpuasa dimulai dengan memberikan contoh. Kondisi ini memudahkan anak untuk mengikuti ibadah puasa yang dilakukan oleh orangtuanya. Selalu berikan pengertian mengenai puasa pada anak sedari dini.

2. Jangan Memaksa Anak

Berikan kelonggaran pada anak untuk berlatih puasa. Mulailah mengajarkan anak berpuasa secara perlahan. Mengajarkan anak berpuasa dengan memaksa bisa menimbulkan risiko kesehatan pada anak.

3. Beri Penghargaan Jika Anak Berhasil Melalui Puasa

Tak ada salahnya memberikan Si Kecil penghargaan ketika ia berhasil melalui puasa pertamanya. Pujian tulus bisa menjadi penghargaan yang baik untuk anak. Selain anak merasa percaya diri, dengan pujian anak merasa mendapatkan kasih sayang sehingga ia bisa menghindari sindrom pura-pura sakit.

Gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter mengenai munchausen syndrome. Kamu bisa gunakan Voice/Video Call atau Chat dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan anak ibu sekarang juga. Yuk, download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca juga: 4 Tips Ajarkan Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan