Advertisement

4 Gejala Mastitis yang Kerap Diabaikan Wanita

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlin SpA   18 November 2025

Ada berbagai gejala mastitis yang kerap diabaikan oleh ibu menyusui, seperti rasa nyeri hingga pembengkakan payudara.

4 Gejala Mastitis yang Kerap Diabaikan Wanita4 Gejala Mastitis yang Kerap Diabaikan Wanita

DAFTAR ISI


Menyusui menjadi salah satu momen yang bisa meningkatkan hubungan emosional antara ibu dan anak.

Namun, saat menyusui, ibu bisa mengalami mastitis yang bisa mengganggu proses pemberian air susu ibu (ASI), yaitu mastitis.

Jika tidak diatasi dengan baik, mastitis dapat menyebabkan munculnya abses pada payudara. Untuk mencegah kondisi ini, ada beberapa gejala yang perlu ibu ketahui.

Apa Itu Mastitis?

Banyak ibu menyusui mencari tahu apa itu mastitis karena kondisi ini sering muncul tiba-tiba dan menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Secara sederhana, apa itu mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara yang umumnya terjadi akibat saluran ASI tersumbat atau infeksi bakteri.

Peradangan ini bisa menyebabkan payudara terasa bengkak, kemerahan, hangat saat disentuh, hingga muncul gejala sistemik seperti demam dan badan lemas.

Memahami apa itu mastitis sangat penting, terutama bagi ibu yang baru mulai menyusui, karena kondisi ini dapat memengaruhi kenyamanan sekaligus proses pemberian ASI.

Mastitis tidak hanya menyebabkan nyeri, tetapi juga bisa membuat produksi ASI menurun jika dibiarkan tanpa penanganan. Semakin cepat ibu mengenali gejalanya, semakin besar peluang mastitis membaik hanya dengan perawatan sederhana di rumah.

Mastitis paling sering terjadi dalam beberapa minggu pertama setelah melahirkan, ketika pola menyusui belum stabil.

Namun, kondisi ini juga bisa muncul kapan saja selama masa menyusui, terutama jika payudara tidak dikosongkan dengan optimal.

Dengan memahami apa itu mastitis dan faktor risikonya, ibu dapat mencegah komplikasi seperti abses payudara dan menjaga proses menyusui tetap lancar.

Gejala Mastitis pada Ibu Menyusui

Peradangan pada jaringan payudara dapat terjadi karena penyumbatan saluran susu. Hal ini bisa terjadi ketika ibu tidak mengosongkan payudara saat menyusui.

Selain itu, puting yang mengalami luka membuat bakteri pada permukaan kulit atau mulut bayi, masuk ke dalam jaringan payudara yang memicu peradangan.

Lalu, apa saja gejala yang akan dialami oleh wanita dengan kondisi ini? Berikut gejala yang terjadi pada pengidap mastitis, yaitu:

1. Nyeri

Biasanya, pengidap mastitis akan mengalami rasa nyeri pada payudara yang mengalami peradangan. Nyeri akan semakin memburuk ketika ibu mulai menyusui atau tidak sengaja menyentuh payudara.

Namun, saat mastitis sebaiknya jangan hentikan proses menyusui. Tetaplah menyusui karena ini dapat meredakan peradangan yang terjadi pada jaringan payudara.

Mau tahu apa saja rekomendasi obat untuk mengatasi payudara sakit saat meyusui, baca di artikel ini: “Payudara Sakit saat Menyusui? Ini 5 Rekomendasi Obat Payudara Bengkak dan Nyeri“.

2. Payudara membengkak

Pembengkakan payudara juga terjadi pada bagian payudara yang mengalami peradangan. Mastitis bisa terjadi pada salah satu atau kedua payudara.

Biasanya, payudara yang mengalami pembengkakan juga akan mengalami kemerahan dan terasa hangat ketika disentuh. 

3. Muncul benjolan

Peradangan terjadi akibat penyumbatan pada saluran susu. Nah, penyumbatan ini bisa berupa benjolan jika kamu menyentuh payudara secara lembut. Benjolan pada payudara ini akan membesar dan nyeri bila dibiarkan tanpa penanganan. 

4. Rasa tidak nyaman pada tubuh

Kondisi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada tubuh. Bahkan, tidak jarang mastitis dapat menyebabkan demam pada pengidapnya.

Jika kamu mengalami keluhan kesehatan ini, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan di rumah sakit agar gejala akibat mastitis dapat membaik.

Itulah beberapa gejala mastitis yang kerap diabaikan oleh ibu menyusui. Selalu lakukan proses menyusui secara rutin dan konsisten untuk mencegah mastitis pada ibu menyusui. 

Pastikan proses pelekatan bayi saat menyusu pada payudara tepat, sehingga bayi mampu mengonsumsi ASI dengan baik. Setelah proses menyusui selesai, ibu bisa melanjutkan proses pengosongan payudara dengan melakukan pumping jika dirasa payudara belum benar-benar kosong. 

Jangan lupa untuk selalu menggunakan kedua payudara secara bergantian saat menyusui. Pastikan untuk tidak merokok selama kehamilan dan proses menyusui berlangsung. Kebiasaan merokok bisa meningkatkan risiko mastitis.

Cara Mengatasi Mastitis

Mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara yang biasanya terjadi pada ibu menyusui, ditandai dengan payudara terasa nyeri, bengkak, kemerahan, hingga muncul demam.

Kondisi ini sering membuat ibu merasa tidak nyaman dan kesulitan menyusui. Namun, mastitis bisa diatasi dengan langkah-langkah sederhana di rumah sebelum memerlukan penanganan medis.

1. Tetap susui Si Kecil atau lakukan pumping

Meski terasa menyakitkan, mengosongkan payudara secara rutin adalah langkah terpenting untuk meredakan mastitis. ASI yang menumpuk justru akan memperparah pembengkakan.

Ibu bisa tetap menyusui Si Kecil, mulai dari payudara yang sakit terlebih dahulu agar salurannya lebih cepat terbuka.

Jika menyusui terasa terlalu nyeri, pumping bisa menjadi alternatif untuk menjaga aliran ASI tetap lancar.

2. Kompres hangat sebelum menyusui

Kompres hangat membantu membuka saluran ASI yang tersumbat dan membuat jaringan payudara lebih rileks.

Ibu dapat menggunakan handuk hangat atau botol air hangat yang ditempelkan selama 10–15 menit. Langkah ini membuat proses menyusui atau pumping terasa lebih mudah dan tidak terlalu menyakitkan.

3. Kompres dingin setelah menyusui

Setelah payudara dikosongkan, gunakan kompres dingin untuk mengurangi peradangan.

Es yang dibungkus kain bersih dapat membantu mengecilkan pembengkakan dan memberikan efek menenangkan.

Kompres dingin juga efektif meredakan rasa nyeri serta mempercepat pemulihan jaringan yang meradang.

4. Pijat payudara dengan lembut

Pijatan lembut ke arah puting membantu melepaskan gumpalan ASI yang tersumbat. Lakukan dengan tekanan ringan dan hindari memijat terlalu keras karena dapat memperburuk iritasi.

Pijatan sebaiknya dilakukan sambil mandi air hangat atau sebelum menyusui agar jaringan payudara lebih lentur dan aliran ASI lebih lancar.

5. Pastikan peletakan dan perlekatan benar

Kesalahan posisi menyusui adalah penyebab mastitis yang paling sering terjadi. Perlekatan yang benar memastikan ASI keluar dengan optimal dan mengurangi risiko puting lecet.

Pastikan mulut Si Kecil membuka lebar, dagu menempel pada payudara, dan sebagian areola ikut masuk ke mulutnya. Jika perlu, ibu bisa meminta bantuan konselor laktasi untuk memperbaiki teknik menyusui.

6. Istirahat yang cukup

Mastitis sering muncul saat ibu mengalami kelelahan fisik. Kurangnya istirahat membuat tubuh sulit melawan peradangan.

Karena itu, ibu perlu memprioritaskan istirahat, tidur lebih awal, dan meminta bantuan keluarga untuk mengurus pekerjaan rumah selama masa pemulihan.

7. Konsumsi obat sesuai anjuran dokter

Jika mastitis disebabkan infeksi bakteri, dokter mungkin meresepkan antibiotik yang aman untuk ibu menyusui.

Ibu perlu menghabiskan seluruh dosis obat meski gejalanya sudah membaik, untuk mencegah resistensi antibiotik.

Jika nyeri sangat mengganggu, dokter juga dapat meresepkan obat pereda nyeri yang aman untuk ibu menyusui.

Mengalami masalah selama menyusui? Ini Konsultan Laktasi yang Bisa Bantu Proses Menyusui untuk ibu hubungi.

Tips Mencegah Mastitis

Pencegahan mastitis penting dilakukan agar ibu tidak mengalami nyeri berulang, terutama selama masa menyusui yang membutuhkan kenyamanan dan rutinitas yang stabil.

  • Susui atau pumping secara teratur. Jangan biarkan payudara terlalu penuh. Susui Si Kecil setiap 2–3 jam atau pompa jika ibu bekerja atau tidak bisa menyusui langsung.
  • Pastikan perlekatan yang benar. Teknik menyusui yang tepat mengurangi risiko saluran ASI tersumbat. Bila ragu, ibu dapat konsultasi dengan konselor laktasi.
  • Hindari tekanan pada payudara. BH yang terlalu ketat, kebiasaan tidur tengkurap, atau posisi menggendong yang menekan payudara dapat memicu sumbatan ASI.
  • Variasikan posisi menyusui. Ganti posisi menyusui agar semua saluran ASI bisa dikosongkan secara merata. Ini mencegah terbentuknya titik-titik sumbatan.
  • Jaga kebersihan puting. Puting yang bersih membantu mencegah infeksi bakteri. Tidak perlu sabun khusus, cukup bersihkan saat mandi dengan air.
  • Cegah puting lecet. Puting lecet meningkatkan risiko infeksi. Gunakan krim lanolin, perbaiki posisi perlekatan, dan hindari memaksa Si Kecil melepas payudara saat menyusu.
  • Minum cukup air dan jaga kesehatan tubuh. Dehidrasi dan kelelahan membuat ibu lebih rentan terkena mastitis. Pastikan makan bergizi dan cukup istirahat.

Simak informasi lain mengenai Apa itu Mastitis? Gejala, Penyebab & Pengobatannya di sini.

Apakah Mastitis Bisa Meningkatkan Risiko Kanker Payudara?

Tetap menyusui, mengompres hangat, dan mengonsumsi obat antibakteri bisa menjadi cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi mastitis. Kondisi ini dapat membaik dalam waktu beberapa hari.

Mastitis juga tidak akan meningkatkan risiko kanker payudara. Meskipun keduanya memiliki gejala yang hampir serupa, tetapi keduanya sangat berbeda.

Selain mengalami nyeri, kanker payudara juga disertai gejala lain, seperti perubahan kulit pada payudara hingga puting yang masuk ke dalam. 

Simak informasi lain mengenai ASI Eksklusif – Manfaat, Nutrisi, dan Informasi Laktasi lainnya berikut ini.

Jika ibu punya pertanyaan lain terkait mastitis, jangan ragu untuk menghubungi konselor laktasi di Halodoc.

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga ibu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Mastitis.
National Health Service UK. Diakses pada 2025. Mastitis.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Mastitis.