Ada Darah Pada Urine? Hati-Hati Mengidap Cystitis
Halodoc, Jakarta - Pernah merasa tidak nyaman saat berkemih? Atau bahkan keluar darah saat buang air kecil? Hmm, rasanya perlu berhati-hati. Sebab mungkin saja hal ini menandai adanya masalah kesehatan, seperti cystitis. Cystitis ini merupakan peradangan (inflamasi) pada kandung kemih yang amat mengganggu kenyamanan.
Meski begitu, gangguan ini sering kali enggak menimbulkan masalah serius, karena bisa pulih dalam beberapa hari. Biang keladi dari peradangan kandung kemih ini adalah infeksi bakteri.
Dalam kebanyakan kasus, cystitis lebih sering dialami wanita ketimbang pria. Kok bisa? Alasannya simpel. Sebab, ukuran saluran urine (uretra) wanita lebih pendek dibandingkan dengan pria. Alhasil, bakteri di sekitar anus gampang masuk ke dalam kandung kemih.
Baca juga: Cystitis, Infeksi Saluran Kencing yang Sering Menyerang Wanita
Umumnya, infeksi kandung kemih ini bisa terjadi sebagai reaksi terhadap obat-obatan tertentu. Di samping itu, iritasi dari penggunaan semprotan pembersih kewanitaan atau pemakaian kateter jangka panjang, juga bisa menyebabkannya. Sebagian kasus lainnya infeksi kandung kemih juga bisa terjadi akibat komplikasi dari penyakit lain.
Gejalanya Tak Cuma Darah
Gejala dari penyakit ini tak hanya sebatas keluarnya darah pada urine. Sebab, masih ada hal lainnya yang bisa menandai dari peradangan pada kandung kemih, seperti:
-
Warna urine menjadi keruh dan berbau tajam.
-
Demam ringan.
-
Timbulnya rasa sakit atau perih (sensasi terbakar) saat buang air kecil.
-
Frekuensi berkemih melebihi normal dengan jumlah sedikit.
-
Tubuh terasa kurang sehat atau demam.
-
Nyeri pada perut bagian bawah. .
-
Tidak dapat menahan buang air besar.
Untuk kasus cystitis pada anak-anak, gejalanya sedikit berbeda. Biasanya, mereka akan mengalami demam dengan suhu tubuh melebihi 38 derajat Celsius, nafsu makan berkurang, sering mengompol, rewel, muntah, dan lemas.
Baca juga:Pengantin Baru, Hati-Hati Kena Honeymoon Cystiti
Awasi Penyebab dan Faktor Risikonya
Seperti yang dikatakan di atas, penyakit ini dipicu oleh bakteri. Infeksinya terjadi saat bakteri yang biasanya hidup dalam usus atau kulit, masuk dan berkembang biak dalam saluran kemih. Bakteri ini bisa masuk ke uretra dengan berbagai cara. Mulai dari berhubungan intim, kebiasaan menyeka anus ke arah Miss V, atau saat menggunakan kateter.
Dalam kebanyakan kasus, Escherichia coli merupakan bakteri yang sering menyebabkan penyakit ini. Infeksi bakteri dalam saluran kemih ini akan semakin meningkat ketika seseorang mengalami gangguan mengosongkan kandung kemih, mengidap diabetes, ataupun menopause.
Selain itu, risiko terserang cystitis akan semakin tinggi oleh faktor-faktor di bawah ini.
-
Radioterapi.
-
Penggunaan obat-obatan kemoterapi, seperti cyclophosphamide atau ifosfamide
-
Bahan kimia, seperti sabun pembersih daerah intim.
-
Mengidap penyakit tertentu. Misalnya, pembesaran prostat, peradangan kronis pada saluran kemih, dan batu ginjal.
Tips Mencegah Cystitis
Setidaknya, ada beberapa cara sederhana yang bisa kamu lakukan agar terhindar dari penyakit ini. Langkah-langkah di bawah ini juga bisa mencegah kambuhnya cystitis yang amat mengganggu kenyamanan. Nah, berikut tipsnya.
-
Hindari membersihkan organ intim dengan sabun mandi atau pembersih organ intim yang mengandung parfum.
-
Cobalah kenakan celana dalam berbahan katun yang lembut.
-
Biasakan menyeka anus ke arah belakang, bukan ke arah Miss V.
-
Jangan menahan ketika ingin berkemih. Selain itu, upayakan mengosongkan kandung kemih setiap mengeluarkan urine. Akan lebih baik lagi, untuk selalu membuang air kecil setelah berhubungan intim.
Baca juga:Bisakah Infeksi Saluran Kemih Sembuh Tanpa Antibiotik?
Punya masalah pada saluran kemih? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!