Alasan Pengidap Trakhoma Berisiko Terkena Entropion

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   24 Juni 2020
Alasan Pengidap Trakhoma Berisiko Terkena EntropionAlasan Pengidap Trakhoma Berisiko Terkena Entropion

Halodoc, Jakarta - Trakhoma merupakan infeksi pada mata yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis yang menular melalui kontak langsung dengan pengidap. Penyakit ini biasanya menyerang mata dan kelopak mata terlebih dulu dengan gejala awal berupa iritasi dan gatal ringan. Saat gejala yang muncul tidak ditangani dengan baik, trakhoma dapat menimbulkan komplikasi parah, salah satunya adalah kebutaan. 

Saat komplikasi berupa kebutaan terjadi, kebutaan bersifat permanen dan tidak dapat diobati. Trakhoma berkembang dengan sangat lambat dan dapat dengan mudah menulari anak-anak. Penyakit ini juga membuat pengidapnya berisiko terkena entropium. Berikut gejala trakhoma yang perlu diwaspadai!

Baca juga: Prosedur Bedah Mata untuk Tangani Trakhoma yang Parah

Pengidap Trakhoma Berisiko Terkena Entropion

Trakhoma merupakan penyakit yang ditandai dengan sejumlah gejala, seperti gatal dan iritasi mata, nyeri mata, sensitif terhadap cahaya, pembengkakan kelopak mata, serta keluarnya cairan dari mata yang mengandung nanah. Sejumlah gejala yang muncul tersebut akan menyebabkan luka pada kelopak mata jika dibiarkan begitu saja. Jika kondisi tersebut terjadi, kelopak mata akan mengalami perubahan bentuk (distorsi), serta menekuk ke bagian dalam (entropion).

Distorsi dan entropion merupakan gejala trakhoma lanjutan dari peradangan folikular. Peradangan folikular ditandai dengan munculnya folikel pada mata, yang dapat terlihat melalui kaca pembesar. Folikel tersebut akan berbentuk benjolan kecil yang didalamnya berisi sel darah putih, yang terletak di bagian dalam kelopak mata atas.

Selanjutnya, gejala trakhoma akan ditandai dengan peradangan berat yang menyebabkan iritasi dan infeksi berat pada mata. Gejala tersebut akan disertai dengan pembengkakan dan penebalan kelopak mata bagian atas. Jika hal tersebut terjadi, kelopak mata akan mengalami perubahan bentuk yang menyebabkan bulu mata tumbuh ke dalam, sehingga menyebabkan gesekan pada mata dan muncul luka pada kornea.

Kemudian, kornea yang terkena luka tersebut akan mengalami pengeruhan, sehingga pengidap tidak dapat melihat dengan jernih seperti kornea normal pada umumnya. Gejala trakhoma akan terlihat lebih parah pada kelopak mata bagian atas ketimbang kelopak mata bagian bawah. Jika sudah mengenai kelenjar air mata, produksi air mata akan berkurang, sehingga menyebabkan mata kering yang berujung pada parahnya gejala yang muncul.

Baca juga: Mengapa Trakhoma Lebih Sering Menyerang Wanita?

Apa yang Menjadi Penyebab dan Faktor Pemicu Trakhoma?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, trakoma disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis pada mata. Selain bakteri Chlamydia trachomatis, Chlamydia psittaci dan Chlamydia pneumoniae diduga menjadi penyebab trakoma pada manusia.

Proses penularannya sendiri dapat melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Penularan secara langsung dapat melalui cairan mata dan hidung dari pengidap. Sedangkan penularan tidak langsung dapat melalui peralatan sehari-hari yang telah terinfeksi. Bukan itu saja, trakhoma juga dapat menular melalui serangga yang hinggap di feses manusia. Berikut sejumlah faktor pemicu trakhoma:

  • Tidak menjaga kebersihan dengan baik.

  • Tinggal di lingkungan yang kumuh.

  • Anak-anak.

  • Berjenis kelamin perempuan.

  • Memakai WC umum.

Baca juga: Kenali Strategi SAFE untuk Mengobati Trakhoma

Saat sejumlah gejala muncul dan tidak segera ditangani, gejala akan berpeluang besar menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti munculnya jaringan parut pada kelopak mata, perubahan bentuk kelopak mata, menurunnya penglihatan, bahkan kebutaan.

Saat sejumlah gejala muncul, segera diskusikan dengan dokter di aplikasi Halodoc untuk menentukan langkah penanganan yang tepat. Ingat, gejala yang muncul dapat memicu timbulnya komplikasi yang membahayakan, salah satunya adalah kebutaan secara permanen.

Referensi:
World Health Organization. Diakses pada 2020. Trachoma.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Trachoma.
Medscape. Diakses pada 2020. Trachoma.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan