Alergi Kulit, Ini Penyebab, Cara Mengatasi, dan Pencegahannya

8 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlian Dimas SpDVE   21 Januari 2025

Pemicu alergi pada kulit sangat beragam, dimulai dari kebiasaan sehari-hari yang sering dilakukan.

Alergi Kulit, Ini Penyebab, Cara Mengatasi, dan PencegahannyaAlergi Kulit, Ini Penyebab, Cara Mengatasi, dan Pencegahannya

DAFTAR ISI

  1. Beragam Penyebab Alergi Kulit
  2. Riset Seputar Alergi Kulit
  3. Pemeriksaan untuk Mendeteksi Alergi
  4. Diagnosis Alergi Kulit
  5. Cara Mengatasi Alergi Kulit
  6. Pencegahan Alergi Kulit

Alergi kulit bisa disebabkan oleh banyak faktor. Pada dasarnya, kondisi ini muncul ketika kulit pengidap alergi bersentuhan atau terpapar alergen. Alergen merupakan zat pencetus alergi, seperti debu, makanan, sabun, deterjen, parfum, hingga bulu hewan. 

Penyebab reaksi alergi muncul di kulit bisa diketahui melalui pemeriksaan. Rangkaian pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui penyebab alergi adalah tes tusuk kulit, tes injeksi kulit, serta tes tempel. 

Melalui tes ini, penyebab alergi bisa diketahui dan pengobatan yang efektif bisa dilakukan. Lantas, apa saja sebenarnya hal-hal yang bisa memicu alergi pada kulit? Simak penjelasannya di sini!

Beragam Penyebab Alergi Kulit 

Alergi kulit adalah kondisi yang menyebabkan munculnya reaksi alergi, seperti ruam di bagian kulit tertentu. Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. 

Secara umum, kondisi ini ditandai dengan rasa tidak nyaman, gatal, dan muncul ruam kemerahan di permukaan kulit. 

Mau tahu apa saja pilihan obat gatal akibat alergi di apotek? Ini 5 Rekomendasi Obat Gatal karena Alergi dengan Resep Dokter.  

Ada beberapa faktor yang bisa memicu munculnya reaksi alergi. Reaksi alergi muncul akibat paparan atau sentuhan kulit dengan zat pemicu alergi alias alergen. 

Sementara itu, alergi berat biasanya memicu gejala lain, seperti bersin, hidung meler, mata berair, mual dan muntah, diare, hingga pembengkakan di bagian tubuh tertentu, biasanya bibir. 

Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan penngidapnya mengalami sesak napas hingga kehilangan kesadaran. 

Ada beberapa hal yang bisa menjadi pemicu munculnya reaksi alergi, di antaranya: 

1. Perhiasan 

Penggunaan perhiasan dari bahan tertentu bisa memicu reaksi alergi. Biasanya, kondisi ini terjadi akibat penggunaan perhiasan atau aksesoris yang terbuat dari nikel atau logam putih serta emas.

Selain itu, unsur kimia lainnya yang digunakan pada tubuh juga bisa memicu reaksi alergi. 

2. Parfum 

Campuran pada parfum juga bisa memicu reaksi alergi. Selain parfum, zat alergan ini sering ditemukan pada kosmetik, insektisida, sabun, serta antiseptik. 

3. Makanan dan Minuman 

Pada beberapa kasus, reaksi alergi juga bisa muncul akibat konsumsi makanan tertentu. Biasanya, hal ini terjadi saat ada kandungan yang memicu alergi pada bahan makanan.

Baca juga: Alergi Dapat Sebabkan Infeksi Telinga, Ini Sebabnya

4. Obat-obatan 

Konsumsi obat-obatan tertentu bisa memicu alergi, termasuk pada kulit. Kondisi ini bisa menyebabkan muncul ruam, sesak, hingga gangguan kesehatan. 

5. Kondisi Cuaca 

Perubahan cuaca yang terjadi bisa menyebabkan alergi kambuh. Dalam hal ini, reaksi alergi bisa muncul akibat udara yang terlalu dingin atau panas. 

Riset Seputar Alergi Kulit 

Mengutip dari studi yang dimuat dalam jurnal Allergy, alergi merupakan penyakit yang kompleks dan sering kali berdampak besar pada kualitas hidup. 

Untuk menangani alergi, ada tiga pendekatan utama: pencegahan, pengobatan gejala, dan terapi untuk mengatasi penyebab alergi.

Penelitian ini menyoroti pengobatan gejala dengan menggunakan antibodi khusus seperti dupilumab dan omalizumab, yang dapat membantu menghambat reaksi alergi pada tingkat sistem imun. 

Pendekatan ini telah terbukti efektif untuk mengatasi tiga jenis alergi kronis utama, yaitu asma alergi, urtikaria spontan kronis (gatal-gatal kronis), dan eksim atopik (peradangan kulit).

Terapi biologis ini semakin diandalkan sebagai pengobatan yang efektif dan menjanjikan, dengan harapan di masa depan akan ada sistem diagnosa dan pengobatan yang lebih terpadu untuk menangani alergi secara lebih baik.

Pemeriksaan untuk Mendeteksi Alergi 

Saat mengalami gejala alergi atau baru saja terpapar alergen, perlu untuk segera melakukan tes alergi. Hal ini dilakukan untuk mencari tahu penyebab munculnya reaksi alergi

Sebelum menjalani tes alergi, dokter akan terlebih dahulu melakukan fisik untuk mengetahui kondisi tubuh dan tingkat keparahan reaksi alergi yang muncul. 

Jika kamu sedang mengonsumsi obat-obatan, biasanya dokter akan menyarankan untuk menghentikan konsumsinya. Umumnya, tes alergi membutuhkan waktu yang cukup singkat. 

Setelah mengetahui penyebabnya, rencana pengobatan bisa segera dilakukan untuk meredakan gejala yang muncul. 

Baca juga: Yang Terjadi pada Si Kecil Ketika Alergi Susu

Diagnosis Alergi Kulit 

Mendiagnosis alergi kulit melibatkan serangkaian langkah untuk mengidentifikasi pemicu spesifik yang menyebabkan reaksi alergi. 

Proses ini dimulai dengan anamnesis, di mana dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, termasuk gejala yang dialami, frekuensi kemunculan, serta kemungkinan faktor pemicu seperti makanan, obat-obatan, atau paparan lingkungan tertentu. 

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengamati karakteristik lesi pada kulit, seperti lokasi, bentuk, dan pola penyebaran. 

Informasi ini membantu mempersempit kemungkinan alergen penyebab. 

Untuk mengonfirmasi diagnosis, beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan:

Tes tusuk kulit (skin prick test)

Pada tes ini, kulit pasien akan ditetesi cairan alergen yang umum, kemudian ditusuk secara perlahan dengan jarum halus untuk melihat reaksinya. 

Jika muncul benjolan merah dan terasa gatal, pasien dinyatakan positif mengalami alergi. 

Tes tempel (patch test)

Tes ini dilakukan dengan meletakkan satu jenis alergen pada sebuah plester yang ditempelkan pada permukaan kulit selama dua hari. 

Setelah itu, reaksi kulit yang timbul akan diamati. 

Tes darah

Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan mengukur kadar antibodi IgE dalam darah yang berperan dalam reaksi alergi. 

Tes eliminasi makanan

Tes ini dilakukan dengan cara menghindari jenis makanan yang diduga menjadi pemicu alergi, lalu akan diamati perbedaan reaksi dan gejala yang dialami. 

Melalui kombinasi anamnesis, pemeriksaan fisik, dan tes penunjang tersebut, dokter dapat menentukan diagnosis alergi kulit secara akurat dan merencanakan penanganan yang tepat bagi pasien.

Cara Mengatasi Alergi Kulit 

Reaksi alergi kulit bisa berupa ruam, gatal, kemerahan, atau bengkak, yang dapat mengganggu aktivitas.

Untuk mengatasi alergi kulit, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:

1. Identifikasi dan Hindari Pemicu Alergi

Langkah pertama yang penting adalah mengetahui apa yang menyebabkan alergi kulitmu. 

Pemicu alergi bisa bermacam-macam, mulai dari bahan dalam sabun, deterjen, pakaian, makanan tertentu, hingga serangga. Kamu bisa melakukan tes alergi di dokter untuk mengetahui penyebab pastinya. 

Setelah kamu tahu pemicunya, cobalah untuk menghindarinya semaksimal mungkin agar reaksi alergi tidak kambuh.

2. Konsumsi Obat Antihistamin

Antihistamin adalah obat yang berfungsi menghambat efek histamin, zat kimia dalam tubuh yang menyebabkan gejala alergi seperti gatal dan kemerahan. 

Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, sirup, atau krim yang dioleskan langsung ke kulit. 

Jika alergi cukup parah, kamu bisa mengonsumsi antihistamin oral setelah berkonsultasi dengan dokter. Obat ini biasanya bekerja cepat dalam meredakan gejala.

3. Aplikasikan Krim Kortikosteroid

Krim atau salep kortikosteroid sangat efektif untuk mengurangi peradangan, gatal, dan ruam pada kulit yang terkena alergi. 

Namun, penggunaannya harus hati-hati karena jika digunakan terlalu sering atau dalam jangka panjang, bisa menimbulkan efek samping seperti penipisan kulit. 

Oleh karena itu, pastikan kamu mengikuti anjuran dokter saat menggunakan krim ini.

4. Kompres Dingin pada Area Kulit yang Terkena Reaksi

Jika kulitmu terasa sangat gatal atau bengkak, mengompresnya dengan kain dingin bisa membantu. 

Kamu cukup membungkus es dengan kain atau menggunakan handuk yang direndam air dingin, lalu letakkan di area yang bermasalah selama 10-15 menit. 

Cara ini bisa mengurangi rasa gatal dan memberikan sensasi yang menenangkan pada kulit.

5. Mandi dengan Air Dingin

Mandi air dingin atau suam-suam kuku dapat membantu menenangkan kulit yang iritasi. 

Hindari mandi dengan air panas karena bisa memperburuk kondisi kulit dan membuatnya semakin kering. 

Kamu juga bisa menambahkan oatmeal kolloid ke dalam air mandi untuk membantu meredakan gatal-gatal.

6. Gunakan Pelembap yang Hipoalergenik

Setelah mandi, pastikan kamu menggunakan pelembap yang cocok untuk kulit sensitif, seperti produk yang berlabel “hipoalergenik” atau “bebas pewangi”. 

Pelembap membantu mengunci kelembapan kulit, mencegah iritasi lebih lanjut, dan memperbaiki kulit yang rusak akibat alergi. 

Oleskan pelembap secara rutin pada area kulit, disarankan ketika setelah mandi.

Apabila alergimu tidak membaik setelah melakukan perawatan di rumah, atau jika gejala seperti ruam dan bengkak menyebar luas, kamu harus segera berkonsultasi dengan dokter

Dokter akan memberikan resep obat yang lebih kuat, seperti kortikosteroid oral, atau menyarankan terapi imunologi untuk menangani alergi secara menyeluruh.

Dengan melakukan langkah-langkah di atas, kamu dapat mengatasi alergi kulit secara efektif dan mencegah gejalanya muncul kembali.

Pencegahan Alergi Kulit 

Alergi kulit dapat menimbulkan gejala yang tidak nyaman seperti gatal, kemerahan, dan ruam. 

Untuk mencegah terjadinya alergi kulit, berikut beberapa langkah sederhana yang dapat kamu lakukan:

  • Hindari pemicu alergi, identifikasi, dan jauhi zat atau bahan yang menyebabkan reaksi alergi pada kulitmu.
  • Pilih produk perawatan kulit yang dirancang khusus untuk mengurangi risiko alergi.
  • Gunakan pakaian dari bahan alami seperti katun untuk mengurangi iritasi kulit.
  • Bersihkan rumah secara rutin untuk mengurangi paparan debu dan alergen lainnya.
  • Lindungi kulit dari paparan suhu yang terlalu panas atau dingin yang dapat memicu alergi.

Tindakan preventif di atas mampu meminimalkan risiko terjadinya alergi kulit dan menjaga kesehatan kulitmu.

Bila alergi tidak kunjung sembuh, kamu bisa hubungi dokter di Halodoc untuk mengetahui penyebab alerginya. 

Referensi: 
WebMD. Diakses pada 2025. Top 10 Causes of Skin Allergy; 6 Ways to Treat Your Skin Allergies.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Allergies; Allergy skin tests.
MedlinePlus. Diakses pada 2025. Allergy Testing – Skin.
Eyerich S, et al. Diakses pada 2025. New biological treatments for asthma and skin allergies.