Amankah Donor Darah saat Hamil?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   07 Mei 2021
Amankah Donor Darah saat Hamil?Amankah Donor Darah saat Hamil?

Halodoc, Jakarta - Donor darah adalah perbuatan yang mulia karena dapat memberikan manfaat buat orang lain dan menyehatkan tubuh sendiri. Namun, disebutkan jika ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang tidak diperkenankan untuk melakukan donor darah. Salah satu yang menjadi pertanyaan adalah apakah donor darah boleh dilakukan saat hamil? Untuk mengetahui jawabannya, baca di sini!

Bolehkah Memberikan Donor Darah saat Hamil?

Donor darah dapat menyelamatkan nyawa seseorang dan termasuk perbuatan yang sebaiknya dilakukan oleh setiap orang yang sehat. Meski begitu, tidak semua orang diperbolehkan untuk melakukan donor darah, salah satunya ibu hamil. Tubuh bayi dan ibu hamil membutuhkan semua darah yang beredar saat kehamilan terjadi. Saat hamil, pastikan untuk beristirahat dan menyimpan darah sebaik-baiknya guna memastikan pertumbuhan janin tetap maksimal.

Baca juga: 7 Syarat Umum yang Harus Dipenuhi Sebelum Donor Darah

Namun, alasan apa yang paling tepat untuk tidak donor darah saat hamil?

Tubuh wanita menghasilkan darah kurang lebih 50 persen lebih banyak selama kehamilan dibandingkan saat normal. Meski peredaran darah meningkat, tetapi wanita hamil tidak disarankan untuk melakukan donor darah karena perlu memastikan bayi dapat tumbuh dengan sehat di dalam rahim. Jika ibu tetap memaksakan melakukan hal tersebut, sesuatu yang berbahaya mungkin saja terjadi.

Salah satu masalah yang dapat terjadi adalah anemia, yang umum terjadi selama kehamilan. Jika tetap melakukan donor darah saat hamil, maka risiko untuk mengalami anemia dapat berlipat ganda. Anemia yang dibiarkan dapat memicu masalah yang signifikan, seperti persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan masalah kehamilan lainnya. Maka dari itu, sangat disarankan pada setiap ibu hamil untuk menghindari donor darah selama hamil bahkan saat menyusui. 

Umumnya, seorang ibu jika ingin melakukan donor darah setidaknya menunggu sembilan bulan setelah melahirkan. Namun, jika tetap berencana untuk terus menyusui, kamu dapat melakukan hal baik tersebut hingga menyapih bayi dari ASI. Si Kecil sangat bergantung pada nutrisi dan vitamin di dalam ASI, jika tetap melakukan donor, kandungan vitamin tersebut dapat hilang.

Baca juga: Ketahui Manfaat Donor Darah Bagi Wanita

Setelah tubuh mengisi kembali kandungan zat besi dalam darah dan telah berhenti menyusui, barulah ibu dapat melanjutkan untuk mendonorkan darah. Namun, setelah memeriksakan diri ke dokter jika dirasa memungkinkan. Jangan memaksakan diri juga, meskipun sudah tidak hamil atau menyusui jika dirasa kamu mengidap anemia. Kesehatan diri juga penting untuk dijaga.

Lalu, bagaimana jika kamu telah melakukan donor darah sebelum tahu hamil?

Jika kamu sudah terbiasa memberikan donor, mungkin saja telah melakukan hal baik tersebut, tetapi tidak sadar jika sedang hamil. Hal ini mungkin terjadi hanya selama fase awal kehamilan dan kemungkinan tidak akan menimbulkan masalah. Selain itu, sebelum mendonorkan darah, tes cepat bisa dilakukan untuk memastikan jika tekanan darah, kadar hemoglobin, denyut nadi, hingga suhu tubuh tetap normal.

Baca juga: Anemia pada Janin Dapat Ditangani dengan Transfusi Darah

Kamu juga dapat bertanya pada dokter dari Halodoc terkait segala hal yang berhubungan dengan donor darah saat hamil. Hanya dengan download aplikasi Halodoc, segala kemudahan dalam akses kesehatan bisa didapatkan. Maka dari itu, unduh aplikasinya sekarang juga!

Referensi
Canadian Blood Services. Diakses pada 2021. Donating blood before pregnancy is safe for mothers and babies.
First Cry. Diakses pada 2021. Can Pregnant Women Donate Blood – How Safe Is It?


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan