Anak Pura-Pura Sakit saat Puasa, Kenali Gejala Munchausen Syndrome?

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 April 2023

“Munchausen syndrome merupakan jenis gangguan psikologis ketika seseorang berpura-pura sakit untuk mendapatkan rasa iba. Pada anak-anak, kondisi ini bisa saja terjadi agar mereka bisa menghindari sesuatu, contohnya menghindari berpuasa.”

Anak Pura-Pura Sakit saat Puasa, Kenali Gejala Munchausen Syndrome?Anak Pura-Pura Sakit saat Puasa, Kenali Gejala Munchausen Syndrome?

Halodoc, Jakarta – Menjalankan ibadah puasa adalah kewajiban bagi umat muslim, termasuk anak-anak yang sudah memasuki usia dewasa. Ada banyak cara untuk mengajarkan anak melakukan ibadah puasa, salah satunya mengajak anak ikut menyiapkan menu berbuka dan sahur, serta mengajarkan arti dari puasa.

Lalu, bagaimana jika anak sulit untuk diajarkan berpuasa dengan berpura-pura sakit? Nah, kalau sudah begini sebaiknya ibu waspada terhadap sikap anak, karena bisa saja ia menunjukkan gejala munchausen syndrome.

Apa itu Munchausen Syndrome?

Munchausen syndrome atau sindrom pura-pura sakit masuk dalam jenis gangguan mental. Kebanyakan, pengidap sindrom ini memiliki berbagai keluhan penyakit fisik maupun psikis. 

Ada beberapa gejala yang sering dibuat oleh orang yang mengalami sindrom pura-pura sakit. Contohnya seperti nyeri pada bagian dada, sakit perut, sakit kepala, demam, gatal serta ruam pada kulit.

Parahnya lagi, untuk memastikan kondisi penyakit yang diidap, pengidap sindrom ini tidak akan segan untuk menyakiti dirinya sendiri. Misalnya seperti menjatuhkan diri, konsumsi obat berlebihan, mogok makan, dan melukai bagian tubuh tertentu agar terlihat benar-benar sakit.

Biasanya, seseorang yang mengalami kondisi ini bertujuan untuk mendapatkan perhatian dari banyak orang. Mereka juga berusaha mendapatkan rasa empati, rasa iba dan perlakuan baik dari seluruh kerabat. Mereka yakin bahwa berpura-pura sakit mereka mendapatkan kasih sayang serta kebaikan yang mereka butuhkan.

Siapa yang Bisa Mengalami Munchausen Syndrome?

Munchausen syndrome nyatanya sering menyerang seseorang yang memasuki awal usia remaja. Meskipun demikian, kondisi ini dapat terjadi dalam segala usia bahkan anak-anak. 

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan munchausen syndrome antara lain, trauma emosional karena kurangnya perhatian, penyakit selama masa kanak-kanak yang menyebabkan anak sering mendapat perhatian medis, gangguan kepribadian, dan kebiasaan yang dilakukan dari kecil hingga dewasa. 

Apabila ibu merasa anak pernah mengalami hal-hal ini, tidak ada salahnya untuk memantau kondisi kesehatan mental anak agar kondisinya tidak semakin parah. 

Bagaimana Mengetahui Anak Memiliki Kondisi Ini?

Untuk menghindari risiko kondisi ini semakin parah, sebaiknya ibu kenali tanda-tanda yang muncul akibat sindrom pura-pura sakit. Gejala yang umumnya terlihat yaitu:

  • Anak yang cukup sering meminta untuk diajak ke rumah sakit meskipun kondisi kesehatannya terlihat sehat.
  • Anak berpura-pura merasa kesakitan.
  • Meminta perhatian dari keluarga dengan cara sakit.
  • Melebih-lebihkan gejala penyakit.
  • Gejala penyakit yang muncul hanya pada saat keluarga berkumpul dan memiliki kebiasaan berbohong atau mengarang cerita.

Jika ibu ingin mengetahui informasi munchausen syndrome pada anak dengan lebih lengkap, kunjungi artikel berikut, “Waspadai Sindrom Munchausen yang Mengintai Anak-Anak.”

Cara Mengajarkan Anak Puasa

Mengajarkan anak berpuasa memang cukup sulit apalagi jika baru pertama kali menjalankan ibadah puasa. Sebaiknya lakukan cara ini agar ibu bisa mengajarkan anak berpuasa:

1. Berikan anak contoh

Mengajarkan anak untuk berpuasa dimulai dengan memberikan contoh. Kondisi ini memudahkan anak untuk mengikuti ibadah puasa yang dilakukan oleh orang tuanya. Selalu berikan pengertian mengenai puasa pada anak sedari dini.

2. Jangan memaksa anak

Berikan kelonggaran pada anak untuk berlatih puasa. Mulailah mengajarkan anak berpuasa secara perlahan, misalnya dengan puasa setengah hari atau puasa sampai jam 10 pagi. Mengajarkan anak berpuasa dengan memaksa bisa menimbulkan risiko kesehatan pada anak.

3. Ajak anak tetap sibuk

Waktu akan terasa lebih cepat ketika anak memiliki kegiatan. Ibu bisa mengajak anak memasak untuk buka puasa, berbelanja, atau melakukan kegiatan menyenangkan lainnya. Tujuannya agar mereka tidak merasa jenuh dan tidak hanya berfokus pada rasa lapar dan haus karena berpuasa.

4. Jangan membandingkan anak

Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda. Jika si kecil belum bisa melakukan puasa satu hari penuh maka jangan membandingkan mereka dengan teman-temannya. Membandingkan anak bisa membuatnya kecewa dan mungkin memotivasi mereka untuk berbohong atau pura-pura sakit.  

5. Beri penghargaan jika anak berhasil melalui puasa

Tak ada salahnya memberikan si kecil penghargaan ketika ia berhasil melalui puasa pertamanya. Pujian tulus bisa menjadi penghargaan yang baik untuk anak. Selain anak merasa percaya diri, dengan pujian anak merasa mendapatkan kasih sayang sehingga ia bisa menghindari sindrom pura-pura sakit.

Jika ibu merasa anak menunjukan gejala munchausen syndrom, ibu tak perlu ragu untuk bertanya langsung pada psikolog atau psikiater anak melalui aplikasi Halodoc, agar mencegah kondisi ini bertambah parah. Yuk, ibu download aplikasi Halodoc untuk deteksi kesehatan mental anak, melalui App Store atau Google Play sekarang juga!

Referensi:
NHS. Diakses pada 2023. Munchausen syndrome.
The Asian Parents. Diakses pada 2023. The Do’s and Don’ts of Introducing Fasting to Children.