Anak Tengah Rentan Terkena Middle Child Syndrome, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   03 Maret 2021
Anak Tengah Rentan Terkena Middle Child Syndrome, Benarkah? Anak Tengah Rentan Terkena Middle Child Syndrome, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Memiliki adik dan kakak memang sangat menyenangkan. Sewaktu kecil, kamu pasti mempunyai teman main, sehingga hari-harimu semasa kanak-kanak tidak membosankan. Namun, jika kamu seorang anak tengah, mungkin kamu pernah mendengar istilah middle child syndrome. Lantas, apakah kira-kira kondisi ini benar adanya atau hanya mitos belaka sih? 

Middle child syndrom atau sindrom anak tengah adalah keyakinan bahwa anak tengah dikucilkan atau bahkan diabaikan karena urutan kelahirannya. Menurut banyak orang, beberapa anak mungkin memiliki kepribadian dan karakteristik hubungan tertentu sebagai akibat menjadi anak tengah.

Baca juga: Fakta Anak Tengah yang Kadang Beda dari Sulung & Bungsu

Apakah Middle Child Syndrome Itu Nyata?

Pada tahun 1964, Alfred Adler mengembangkan teori tentang pentingnya urutan kelahiran dalam pengembangan kepribadian. Dalam teorinya, ia mengklaim bahwa urutan kelahiran anak sangat memengaruhi perkembangan psikologis mereka.

Menurut teori urutan kelahiran Alfred Adler, seorang anak mungkin memiliki beberapa karakteristik kepribadian, bergantung pada urutan kelahirannya. Seperti anak pertama yang merasa lebih berkuasa, anak bungsu yang manja, atau anak tengah yang biasanya berwatak tenang tetapi kerap diabaikan. 

Teori ini membuka jalan untuk melihat lebih dalam bagaimana urutan kelahiran memengaruhi perkembangan psikologis seseorang. Namun, teori Adler hanyalah sebuah teori belaka, dan penelitian sejak itu menunjukkan hasil yang bertentangan tentang dampak urutan kelahiran.

Middle Child Syndrome biasanya muncul karena anak tengah kerap kali tidak dipuji seperti kakaknya atau dimanja seperti adiknya. Alhasil ini yang membuat mereka merasa dikucilkan atau diabaikan. Anak tengah mungkin merasa bahwa tidak ada yang mengerti atau mendengarkan apa yang mereka katakan. Ia juga kerap iri karena kakaknya bisa melakukan hal menyenangkan lebih dulu, sementara semua perhatian di rumah terfokus pada adiknya yang merupakan anak bungsu. 

Baca juga: Sulung, Tengah, atau Bungsu? Begini Kepribadian Anak Berdasarkan Urutan Lahir

Karakteristik Middle Child Syndrome

Jika kamu terlahir sebagai anak tengah, mungkin ada beberapa karakteristik yang umum melekat pada anak tengah, seperti: 

Kepribadian

Anak tengah memiliki kepribadian yang sering dibayang-bayangi oleh saudara kandungnya yang lain. Kakak yang lebih tua berkemauan keras, dan adiknya adalah anak yang manja. Kepribadian mereka mungkin diredupkan oleh saudara mereka, sehingga biasanya mereka adalah anak yang pendiam atau pemarah.

Hubungan

Anak tengah mungkin mengalami kesulitan merasa setara dengan saudara mereka dalam hubungan orangtua. Kakak yang lebih tua sering kali memikul lebih banyak tanggung jawab, sementara adiknya sangat dimanja oleh orangtua. Anak tengah juga tidak terlalu diperhatikan.

Persaingan

Anak tengah sering merasa perlu bersaing dengan adik dan kakaknya untuk mendapatkan perhatian orangtua. Mereka mungkin bersaing untuk mendapatkan perhatian di antara saudara kandung, karena mereka berisiko diabaikan oleh salah satu dari mereka. Namun, terkadang mereka juga bisa menjadi pembawa ketenangan. 

Favoritisme

Anak tengah umumnya tidak merasa bahwa mereka adalah anak kesayangan dalam keluarga. Favoritisme mungkin ada untuk anak tertua yang dipandang istimewa, atau untuk anak bungsu yang dipandang sebagai anak yang paling menggemaskan. Anak tengah berada di antara keduanya dan tidak dapat menjadi favorit salah satu orang tuanya.

Baca juga: Benarkah Anak Sulung Lebih Cerdas?

Middle Child Syndrome pada Orang Dewasa

Beberapa orang percaya bahwa sindrom anak tengah dapat berdampak permanen pada anak-anak saat mereka tumbuh menjadi orang dewasa. Jika karakteristik yang disebutkan di atas benar, menjadi anak tengah dapat menyebabkan serangkaian efek negatif hingga dewasa.

Kepribadian mereka mungkin tumpul jika dibandingkan dengan kepribadian orang dewasa lain di sekitar mereka. Mereka bahkan mungkin kesulitan merasa bahwa mereka sebenarnya bisa menjadi orang “favorit" sebagai sahabat atau sebagai rekan kerja.

Namun, pola asuh setiap orangtua pasti berbeda-beda, dan sangat mungkin orangtua bisa lebih peduli atau membagi kasih sayangnya secara merata ke semua anak, sehingga middle child syndrome bisa saja tidak terjadi. 

Yuk buat janji dengan dokter anak di rumah sakit terdekat menggunakan Halodoc! Kamu bisa bertanya seputar pola asuh anak yang tepat untuk masing-masing anak. Dengan begini, anak mungkin bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik tanpa merasa diabaikan orangtuanya.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. Birth Order and Personality: The Science Behind Middle Child Syndrome.
Parents. Diakses pada 2021. Middle Child Syndrome: Everything You Need to Know.
Psychology Today. Diakses pada 2021. Middle Child Syndrome.