Halodoc, Jakarta – Jerawat nodul adalah jenis jerawat yang meradang, lebih dalam dan lebih menyakitkan. Tidak seperti jerawat biasa, kondisi ini menyebabkan terbentuknya benjolan (nodul) yang keras dan menyakitkan di bawah kulit.

Kondisi ini terbentuk ketika pori-pori kulit tersumbat oleh minyak, sel kulit mati, dan kotoran, yang kemudian menjadi peradangan yang dalam di bawah permukaan kulit. 

Lantas, apakah jerawat nodul bisa hilang sendiri? Simak penjelasan berikut ini!

Apakah Jerawat Nodul Bisa Hilang Sendiri?

Jerawat nodul cenderung lebih parah dan dalam ketimbang dengan jerawat biasa. Sayangnya, kondisi ini tidak bisa hilang dengan sendirinya. 

Karena peradangan yang dalam dan ukuran yang besar, kondisi ini cenderung memerlukan perhatian medis atau perawatan khusus untuk meredakannya dan mencegah bekas luka.

Seringkali, jerawat nodul akan menetap dan bahkan bisa memburuk jika tidak diobati. Mereka dapat menjadi sangat nyeri dan menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan emosional. 

Dokter kulit dapat meresepkan perawatan yang sesuai, seperti obat-obatan oral (seperti antibiotik atau isotretinoin) atau tindakan medis seperti suntik kortison. 

Perawatan ini bertujuan untuk mengurangi peradangan, mencegah penyebaran lebih lanjut, dan membantu proses penyembuhan.

Jika kamu mencoba mengatasi endiri dengan cara memencetnya atau menggunakan produk yang tidak sesuai, hal ini dapat memperburuk peradangan. 

Bahkan, cara tersebut bisa menyebabkan infeksi dan  meninggalkan bekas luka yang lebih serius. 

Oleh karena itu, sebaiknya kamu menghindari mencoba mengatasi jerawat nodul sendiri dan segera berkonsultasi dengan dokter kulit untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Pilihan Perawatan Jerawat Nodul

Nah, berikut pilihan perawatan jerawat nodul yang bisa kamu coba:

1. Obat topikal

Kondisi ini tidak bisa diobati menggunakan obat jerawat yang dijual bebas. Jerawat nodul hanya bisa merespon obat yang dokter resepkan. 

Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik untuk membantu membunuh bakteri yang terperangkap di pori-pori. 

Dokter juga meresepkan benzoil peroksida untuk membantu mengurangi peradangan yang terjadi di dalam.

Kemudian, dokter juga dapat meresepkan asam salisilat yang lebih kuat untuk mengeringkan kulit mati dan minyak yang terperangkap di bintil jerawat. 

Retinoid juga bisa dokter resepkan untuk membuka sumbatan folikel rambut yang terperangkap. 

Selain itu, kamu juga bisa cek 5 Rekomendasi Krim Penghilang Bekas Jerawat yang Membandel.

2. Antibiotik oral

Apabila nodul sangat banyak, artinya mengindikasikan bakteri yang sudah tersebar luas. Maka dari itu, dokter dapat meresepkan antibiotik oral untuk mengobati infeksi bakteri ini. 

Antibiotik berguna agar bakteri tidak terperangkap di bawah pori-pori dan berujung pada jerawat nodular.

Obat ini juga dapat mengurangi peradangan menyakitkan yang terkait dengan jerawat jenis ini.

3. Suntikan kortison

Perawatan selanjutnya yaitu menggunakan suntikan kortison. Fungsinya untuk mengecilkan jerawat  yang sangat besar, nyeri, atau menetap. 

Dokter kulit menggunakan jarum halus untuk menyuntikkan obat steroid ke dalam bintil.

Suntikan kortison juga bisa mengurangi peradangan dan mempercepat proses penyembuhan.

4. Perawatan laser

Selanjutnya bisa dengan terapi cahaya seperti laser atau terapi cahaya LED. 

Tujuannya untuk mengurangi peradangan jerawat nodul. Dengan terapi LED misalnya, alat ini menggunakan cahaya merah atau biru untuk mengatasi jerawat. 

Cahaya merah dapat meredakan peradangan dan merangsang produksi kolagen, sementara cahaya biru dapat membunuh bakteri penyebab jerawat. 

Yuk bicarakan dengan dokter spesialis kulit di Halodoc untuk mendapatkan saran yang tepat lainnya.

Jangan tunda sebelum bintil jerawat semakin banyak, download aplikasinya sekarang juga! 

Referensi:

Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Nodular Acne.

Healthline. Diakses pada 2023. What Is Nodular Acne and How Is It Treated?