Awas Hoax Varian Mu Kebal Vaksin COVID-19

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   07 September 2021
Awas Hoax Varian Mu Kebal Vaksin COVID-19Awas Hoax Varian Mu Kebal Vaksin COVID-19

“Baru-baru ini WHO menetapkan varian COVID-19 terbaru, yakni varian Mu. Varian Mu diyakini mampu meloloskan diri dari antibodi yang dibentuk vaksin COVID-19. Para ilmuwan masih butuh lebih banyak penelitian untuk memastikan bagaimana perilaku varian Mu pada manusia.”

Halodoc, Jakarta – Baru-baru ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi varian COVID-19 terbaru yang disebut varian Mu. Varian Mu pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021 dan sejauh ini sudah menyebar ke 39 negara.  Mutasi pada varian MU ini diyakini dapat mengurangi perlindungan dari vaksin COVID-19. 

Mutasi sebenarnya bisa merugikan atau menguntungkan virus. Salah satu hal yang paling dikhawatirkan dari mutasi adalah kemampuannya untuk menyebar lebih baik, lolos dari perlindungan vaksin atau bahkan menghindari tes COVID. Varian yang berpotensi lebih berbahaya umumnya ditetapkan oleh WHO sebagai variant of interest (VOI)

Baca juga: Kenali Varian Alpha, Beta, dan Delta dari Virus COVID-19

Lantas, Benarkah Varian MU Kebal Vaksin COVID-19 ?

Melansir dari laman WHO, varian Mu masuk ke dalam kategori VOI. Meskipun masuk ke dalam kategori VOI, varian Mu tidak lebih berbahaya dari Alpha, Beta, Gamma dan Delta. Perlu kamu ketahui bahwa sebagian besar vaksin COVID-19 menargetkan “protein spike” virus yang memasuki sel tubuh manusia. Beberapa vaksin bekerja dengan memaparkan tubuh dengan protein spike tersebut sehingga sistem kekebalan dapat belajar melawan virus.

Jika suatu varian memiliki perubahan yang signifikan pada protein lonjakan, bukan tidak mungkin varian tersebut mampu menurunkan efektivitas vaksin. WHO mengatakan bahwa bukti awal menunjukkan kalau sebagian varian Mu memang dapat menghindari antibodi yang diperoleh dari vaksinasi. Kendati demikian, para ilmuwan masih butuh lebih banyak penelitian untuk memastikan bagaimana perilaku varian Mu pada manusia. 

Baca juga: Gejala Varian Baru COVID-19, Tak Lagi Didominasi Demam

Kabar baiknya,  vaksin yang telah tersedia saat ini masih mampu melindungi tubuh dengan baik terhadap infeksi simtomatik dan penyakit parah dari semua varian virus. Maka dari itu, kamu tak perlu khawatir terhadap varian-varian terbaru saat ini dan jangan ragu untuk melakukan vaksinasi. 

Adakah Kemungkinan Vaksin Tak Efektif Lagi?

Melansir dari laman World Economic Forum, tentunya ada kemungkinan munculnya varian baru yang mampu lolos dari perlindungan vaksin suatu hari nanti. Nah, varian yang mampu lolos tersebut nantinya ditandai sebagai “varian pelarian”. Sulit untuk mengetahui kapan hal tersebut bisa terjadi. Namun, produsen vaksin COVID-19 pasti sudah mempersiapkan segala kemungkinan ini. Beberapa bahkan sudah mengembangkan vaksin untuk varian baru, seperti Delta.

Produsen vaksin dapat mengubah vaksin yang telah ada agar sesuai dengan varian baru. Regulator medis di seluruh dunia kemungkinan juga akan mempercepat proses persetujuan andai situasi tersebut telah terjadi. Studi masih terus dilakukan secara cepat, selama vaksin baru pada dasarnya memiliki sifat yang sama dengan vaksin yang ada.

Baca juga: Apakah Bisa Terinfeksi Dua Varian Virus Corona Sekaligus?

Cara terbaik untuk memerangi semua varian COVID-19 adalah dengan membuat banyak orang divaksinasi, sehingga lebih sedikit inang yang rentan bagi virus untuk bereproduksi dan bermutasi. Itulah informasi seputar varian Mu yang perlu kamu ketahui. 

Bila mengalami masalah kesehatan, jangan tunda untuk memeriksakannya ke rumah sakit. Kamu bisa membuat janji rumah sakit terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc supaya lebih mudah. Yuk, download aplikasinya sekarang juga!

This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Web_Artikel-01.jpeg
Referensi:
Live Science. Diakses pada 2021. New ‘mu’ coronavirus variant could escape vaccine-induced immunity, WHO says.
World Economic Forum. Diakses pada 2021. Everything you need to know about the Mu COVID-19 variant.
WHO. Diakses pada 2021. Tracking SARS-CoV-2 variants.