Bagaimana Menyiasati Gizi pada Ibu Menyusui Saat Puasa?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   18 Mei 2020
Bagaimana Menyiasati Gizi pada Ibu Menyusui Saat Puasa?Bagaimana Menyiasati Gizi pada Ibu Menyusui Saat Puasa?

Halodoc, Jakarta – Sebenarnya, ibu menyusui boleh untuk tidak ikut berpuasa. Namun, sebagian orang mungkin merasa berat untuk meninggalkan momen beribadah di bulan Ramadan yang hanya datang sebulan dalam setahun ini. Ibu termasuk salah satunya? Tidak perlu khawatir, ibu menyusui juga bisa ikut berpuasa selama kebutuhan gizi harian bisa dipenuhi dengan baik. 

Pada dasarnya, puasa dan penurunan asupan kalori tidak akan memengaruhi produksi ASI. Dengan kata lain, ibu tetap bisa memberi ASI yang cukup untuk Si Kecil. Kalaupun terjadi penurunan berat badan saat berpuasa, hal itu hanya akan memengaruhi kandungan lemak dalam ASI, bukan jumlahnya. Namun tentu saja, untuk mempertahankan kualitas ASI ibu harus menyiasati asupan gizi selama berpuasa. Bagaimana caranya? 

Baca juga: Adakah Pengaruh Puasa untuk Ibu Menyusui?

Tips Mengatur Asupan Gizi saat Puasa 

Saat ibu menyusui ingin ikut berpuasa, hal yang perlu dipastikan adalah asupan gizi tetap terpenuhi dengan baik. Menjalani puasa artinya harus menahan lapar dan haus mulai dari terbitnya fajar, hingga terbenam matahari. Selama waktu tersebut, ibu tidak akan mendapat asupan makanan maupun minuman. Agar asupan gizi tetap cukup, cobalah untuk mencatat apa saja makanan yang dikonsumsi serta berapa jumlah asupan kalori yang dibutuhkan tubuh. 

Dengan mencatat makanan yang dikonsumsi, ibu bisa memperkirakan jumlah asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh dan menjadi cadangan nutrisi dan kalori untuk menjalani hari. Memenuhi asupan gizi tubuh dilakukan saat makan sahur. Maka dari itu, pastikan untuk mengonsumsi makanan yang baik untuk ibu saat sahur, seperti brokoli, bayam, katuk, telur, ikan salmon, daging tanpa lemak, dan kacang merah. Selain itu, lengkapi dengan suplemen vitamin D saat sahur yang dikenal bagus untuk ibu menyusui.

Baca juga: Bolehkah Ibu Menyusui Tetap Menjalankan Puasa?

Ibu menyusui yang akan berpuasa juga sebaiknya memastikan asupan cairan tubuh terpenuhi. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya dehidrasi alias kekurangan cairan tubuh saat berpuasa. Dehidrasi adalah kondisi yang berbahaya bagi ibu menyusui. 

Jika ibu menyusui mengalami gejala dehidrasi, seperti merasa haus, pusing, lemas, lelah, mulut kering dan lainnya, segera batalkan puasa dengan mengonsumsi air atau cairan yang mengandung elektrolit untuk merehidrasi tubuh. 

Agar puasa lancar, disarankan untuk mengonsumsi cukup cairan ketika sahur dan berbuka puasa. Hal ini penting untuk membantu mengganti cairan tubuh yang hilang. Ibu menyusui juga disarankan minum lebih banyak pada saat sahur, meski nutrisi dan kalori juga tidak kalah penting.

Mencegah dehidrasi juga bisa dilakukan dengan manajemen aktivitas fisik. Sebaiknya, hindari melakukan aktivitas fisik berat sebelum berbuka puasa. Selain itu, usahakan untuk selalu berada di tempat teduh serta beristirahat yang cukup selama menjalani puasa dan menyusui. Dengan begitu, tubuh akan tetap bugar dan siap untuk menyusui. 

Saat ibu berpuasa, kandungan potasium, magnesium, dan zink yang terkandung di dalam ASI disebut bisa berkurang. Untuk menyiasatinya, pastikan untuk selalu mengonsumsi makanan yang mengandung ketiga nutrisi tersebut saat sahur maupun berbuka puasa. Sangat penting untuk memahami kondisi tubuh saat menyusui dan apa saja yang dibutuhkan. 

Baca juga: Awas, Hindari 9 Pola Makan Tak Sehat Ini saat Puasa

Punya masalah kesehatan selama bulan puasa atau saat menyusui? Tanya dokter di aplikasi Halodoc saja. Ibu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips berpuasa saat menyusui dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi:
Baby Centre UK. Diakses pada 2020. Breastfeeding and fasting.
Australian Breastfeeding Association. Diakses pada 2020. Religious fasting and breastfeeding.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan